XIX

2.1K 254 45
                                    

Berjalan pulang sambil gandengan tangan menyusuri trotoar yang tak sepi adalah yang mereka lakukan sekarang. Senyum keduanya tidak luntur sejak tadi. Bak sepasang manusia yang sedang dimabuk asmara, tidak, memang mereka sedang kasmaran. Karena itu mereka sangat terlihat bahagia. Bahkan langkah mereka dibuat sangat pelan agar tidak segera sampai di tempat tujuan.

“Um, kook. Apa tak apa?”

“Tak apa apanya nay?”

“Um, kita pacaran. Aku  takut pada ayah.”

Jungkook menghentikan langkahnya dan otomatis Nayeon pun sama.

Jungkook tersenyum dan mengusap penuh kasih kepala gadis yang sekarang berstatus kekasihnya.

“Aku akan meminta izin ayah langsung. Sama seperti saat aku meminta izin untuk dekat denganmu.”

“Kalau ayah tidak mengizinkan?”

“Kalau tidak diizinkan aku tak masalah. Kita bisa berteman lagi dulu. Nanti saat sudah besar. Aku akan langsung melamarmu jadi istriku.” Ucap Jungkook yang mampu membuat Nayeon tersipu.

“Kenapa sudah memikirkan menikah? Kita, kan masih kecil.”

Jungkook terkekeh gemas. Tangannya yang sejak tadi digunakan untuk mengusap surai legam Nayeon kini digunakan untuk mengacak rambut depan gadis itu.

“Kan aku katakan kalau sudah besar.”

“Kalau sudah besar, apa kau akan terus mencintaiku?”

“Tentu. Sampai rambutku putih, pun aku akan terus mencintaimu.”

“Ck. Bullshit.”

“Kau mengumpatiku?” tanya Jungkook kaget.

“Sejauh aku membaca novel cinta, sangat sedikit pria yang setia. Jika ada, pun pasti hanya fiksi, tidak di kehidupan nyata.”

“Baiklah. Kalau begitu menurutmu, aku akan buktikan padamu. Walaupun wajahku brandalan dan terkesan tidak bisa diandalkan begini, yah, walaupun tampan sih... aku akan buktikan kalau aku itu benar-benar mencintaimu dan akan setia padamu.”

Nayeon memutar bola matanya.

“Terserahlah. Awas saja kalau kau bohong. Ayo pulang!”

Nayeon kembali menarik Jungkook untuk berjalan ke rumahnya. Jungkook tersenyum menatap punggung kecil di depannya. Ingin sekali dia merengkuh tubuh mini itu. Mini? Memang Nayeon martabak? Ck. Jungkook yang terlalu besar pemirsa.

“Yah, sudah sampai.” Keluh Nayeon saat sampai di gerbang rumahnya.

“Kenapa? Besok kita masih bisa bertemu lagi kok. Besok ku jemput satu jam lebih awal. Oke?”

“Buat apa?”

“Tentu saja meminta izin untuk ikut menjaga anaknya.”

Nayeon tersenyum menanggapi pernyataan Jungkook.

“Um, begitu ya? Yasudah.”

“Yasudah. Sana masuk. Pasti lelah karena kompetisi tadi.”

“Kau duluan.”

“Masuk dulu. Baru aku pergi.”

“Pergi saja dulu.”

“Kau masuk dulu nay. Sudah, sana.”

“Yasudah. Aku masuk ya?”

Jungkook tersenyum dan mengangguk.

Nayeon segera membuka gerbangnya dan memasuki halamannya. Dia berhenti dan kembali tersenyum menatap Jungkook. Keduanya kini hanya dipisahkan dengan sebuah pagar putih sepinggang.

Don't Go [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang