smile for me will ya?

1.1K 81 2
                                    

Genre : drama and fanfaction
.

.

.

.
Smile for me will ya?
.

.
Happy reading
.

.

13 Mei 20xx

Pulau rintis


Taufan berlari dengan semangat kearah kakanya yaitu gempa lalu langsung memeluknya

"Ehhh kenapa nih?"
Gempa memasang wajah bingungnya

"Kak tau gk tadi disekolah aku dibully hahahaha" Gempa hanya tersenyum mendengar kata kata Taufan

Sedangkan halilintar yang sedang membaca buku tak jauh dari Taufan dan gempa memutar bola matanya dengan malas.

"Jangan bercanda aku sedang membaca idiot!" Hardik halilintar dengan menatap tajam kearah adiknya yang dibalas oleh tatapan konyol dari Taufan.

Taufan tertawa kecil lalu ia pergi keruang tamu dan menonton tv bersamaa daun

Gempa terdiam melihat Taufan lalu wajahnya menatap hali sebentar yang membuat sipemilik nama hali itu risih dan tak suka.

"Kenapa sih?!ada yang aneh?"
Gempa menghela nafas lalu ia melanjutkan masak untuk adik adiknya itu

Halilintar terdiam ia memilih untuk tidak memikiran apapun sekarang.tiba tiba taufan muncul dibelakang hali dan memeluknya karena kaget hali malah memukul dada Taufan hingga ia terbentur meja sangat keras

".......urgghh" Erangan Taufan terdengar sambil memegang dadanya yang begitu sakit

Gempa yang melihat itu langsung datang dan menolong Taufan dan menatap tak percaya kearah hali.

"Apa-apaan hali!kau ingin membunuh adikmu?!kau berfikir apa sih idiot?!lebih baik sekarang kau minta maaf!"hali menatap dingin kearah gempa lalu taufan dan tersenyum oh bukan lebih tepatnya senyuman dingin yang menusuk

"Kalo aku ingin membunuhnya memang kenapa?"gempa kaget bukan main setelah mendengar perkataan hali dan membuat ice solar daun blaze yang mendegar itu juga kaget

"Kau lupa dia saudara kita hah!dulu kau sangat sayang padanya!kenapa sekarang berubah?!dasar idiot sialan!" Hali memutar matanya tak suka.

"Bahkan disaat seperti ini saja kau masih membela Taufan sedangkan aku?padahal aku begini karena ia yang memulainya" Hali berbalik arah berniat untuk kekamarnya.

"Aku juga berharap aku tak akan lahir didunia ini...."suara Taufan lirih dan miris membuat gempa memeluknya erat.

"Itu tidak benar kau terlahir sebuah anugrah taufan"ucap gempa sambil memegang pundak Taufan.

"Aku mau pergi" Taufan berlari keluar rumah membuat yang lainnya menatapnya sedih

Sore hari
Taufan blm juga kembali membuat gempa dan yang lain khawatir Gempa keatas kearah kamar hali lalu menggedor gedor kuat pintu kamar hali agar hali keluar.akhirnya hali keluar dengan muka datar dan sembab karena baru bangun tidur

"Ada apa?"

"Sekarang kau cari Taufan dia blm pulang sampai sekrang"Gempa pergi tanpa mau mendegar jawaban halilintar.

Hali mendengus dan mengacak ngacak rambutnya lalu masuk kembali untuk mengambil topinya dan keluar mencari Taufan.Halilintar susah cukup lama untuk mencari Taufan tapi masih blm menemukan keberadaannya.

"Cih!mepotkan"
Hali sedang menunggu lampu untuk berjalan untuk penjalan kaki tiba tiba ia melihat Taufan dengan memakai tudungnya yang menutupi rambutnya dan tentu saja topinya tertutup hampir separuhnya.(Mirip ice)

"Hoi Taufan!"
Tapi taufan tak dengar dan tetap berjalan dengan kepala menunduk

"Hoi tau-"
Hali membulatkan matanya ketika ada mobil mengarah pada Taufan

"Idiot!awass!"
Halilintar langsung menggunakan kekuatannya untuk menyelamatkan

Taufan kaget dan mengangkat wajahnya dan melepas earphon di kupingnya

"Hei idiot!kau kenapa sih!tidak lihat apa masih tanda merah!dan kenapa kau malah disini?!bukannya pulang" Hardik hali.

Taufan tersenyum lalu memeluk ka hali membuat hali kaget tapi membiarkannya karena ia bisa merasakan hangatnya pelukan sang adik"Ka kalo nanti Taufan udh gk ada Taufan mau kaka janji sesuatu dengan Taufan".

"Apa maksudnya Taufan?!kau tak akan meninggalkanku kan?!"

"Jawab saja ka"

"Baiklah,apa janji yang harus kak penuhi?"

"Jika Taufan udh meninggal hanya satu permintaan Taufan.tolong tetap hidup dengan baik ka dan tetap tersenyum untukku,bisakan?"
Hali tak menjawab ia memilih utnuk membalai kepala taufan dan mengeratkan pelukan Taufan dengan sangat erat.

































































































































































































Halilintar berdiri disebuah batu nisan lalu memeluknya sekilas dan menaruh bunga matahari yang indah.

Tiba tiba ada seseorang menepuk Pundaknya tapi saat ia menoleh ia tak mendapatkan apa apa.Hali pun tersenyum lalu menghadap kembali kekuburan yang ia datangi itu

"Aku pergi Taufan.. maaf karena tak bisa memenuhi janjimu"

"Ka jangan terlalu larut dalam kesedihan tersenyum untuku itu sudah cukup menjadi hadiah terindah yang pernah kudapat" - Taufan


.

.

.

End

End

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• BROKEN [one shoot] •COMPLETED•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang