It is enough!

838 52 4
                                    

Genre : drama,fanfic
.

.

.

.

.

.

Happy reading
.

.

.
It is enough
.

.

Taufan sudah cukup lama bersembunyi disini ia sudah muak dengan ini tapi ia tak mau keluar karena ia tak mau membuat semuanya khawatir

Taufan ingin keluar dari kamarnya ia habis nangis ia cuci muka sebelum ia keluar

Saat ia keluar ia melihat boiboiboy yang lain sedang bersiap siap makan malam

Taufan tersenyum kearah semuanya ia duduk disebelah daun adiknya yang paling polos

Saat ini ia pakai baju lengan panjang untuk menutupi luka luka ditangannya dan memakai tudung untuk menutupi wajah mekarnya

Daun menengok dan bingung dengan penampilan kakanya biasanya kakanya tidak akan betah memakai tangan panjang saat malam hari

Daun berfikir postif lalu fokus kemakanan yang ada didepannya begitupun dengan Taufan

Taufan memakan makanan yang disodorkan kakanya lalu ia memakan makananya dengan pelan dan lambat

"Taufan kau ada masalah?"

Anak bermata manik emas bingung dengan kelukan Taufan belakangan ini adiknya ini semakin menjadi  pendiam padahal jika makan malam dialah yang paling berisik

Taufan mengangkat wajahnya ia juga melihat adik dan kakanya yang lain juga melihatnya dengan tatapan bingung

"Tidak apa apa kok ka gempa..."

"Benarkah?"

"Ya ka"

"Ya sudah jika begitu"

Gempa menlanjutkan makannya tapi tidak laki laki yang ada disebelah gempa yang mempunyai manik mata merah

Taufan yang sadar kakanya memperhatikannya mendongak dan ia dapatkan adalah mata yang tajam sedang memperhatikannya

"Ka ada apa?"

"Tumben kamu memakai pakaian yang panjang dan tudung"

"Ya daun juga bingung ama ka taufan" Timpal daun

Taufan terdiam sebentar sambil memegang tangannya lalu ia hanya tersenyum konyol kearah kaka dan adiknya

"Tidak apa apa kok...."

Mereka semua melanjutkan makan mereka Taufan makan kembali dengan pelan sampai hingga ia tak sadar bahwa adiknya daun sedang menggulung lengan panjangnya

Daun terdiam melihat luka garis garis yang masih mengeluarkan darah dilengannya

"Ka ini darah?"

Taufan terdiam tak menjawab dadanya sesak karena jantungnya berpacu dengan cepat

Hali dan gempa bangun dan melihat luka yang ada dilengan adiknya

"A-apaan kau Taufan?!"

Taufan bangun dan berlari keluar rumah padahal diluar sedang hujan ia terus berlari sambil menangis karena lukanya terkena air hujan

Tiba tiba tangannya ditarik dengan keras membuat tubuhnya memutar dan memperlihatkan kakanya sedang menatapnya tajam

"K-ka hali..."

"Kau bodoh?!"

Air mata Taufan bercucuran ia ingin melarikan diri tapi ia tak sanggup karena kekuatan halilintar tidak sebanding dengan dirinya

Taufan tersenyum simpul membuat halilintar langsung memeluknya erat membuat Taufan kaget dan bergetar didalam pelukannya

"Sudah cukup Taufan sudah cukup kau menyembunyikan penderitaanmu....kami semua saudaramu apa kami tidak berharga bagimu?"

Taufan tak menjawab air matanya sekarang benar benar ingin jatuh kembali tapi ia tak mau menunjukannya pada kakanya

"Ka...aku tidak ap-"

Sebelum Taufan melanjutkan kata katanya halilintar sudah memotong pembicaraannya

"Kau sudah cukup sakit untuk ini semua kau tidak cukup membendung sendiri kesedihaan ini jadi biarkan air matamu bercucuran untuk melepaskan penderitaanmu bersama"

Taufan mulai mengeratkan pelukannya ia mulai menggigit kaus kakanya topi birunya dan topi merah sang kaka sudah jatuh

"Menangislah"

Taufan mulai mengeluarkan air matanya ia berusaha setengah mati untuk berhenti tapi ia tak bisa air matanya terus bercucuran tanpa henti ia mulai terisak

"Hiks..huwaaaa sakit ka!"

"Aku tau...sudah tidak apa apa kau berbagilah padaku karena aku mencintaimu.."

"Walau mungkin aku tak bisa membantu banyak untukmu tapi kamu harus tau bahwa aku selalu ada untuk mendengarkan"

End

End

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• BROKEN [one shoot] •COMPLETED•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang