18) Rencana Pembawa Bencana

82 5 0
                                    

Ada video di atas. Dengerin lagunya sambil baca part ini.. Dijamin seruuuuuu.....😉

~~~~~~~~~~•~~~~~~~~~~~

Jam istirahat pertama. Berbeda dengan siswa lainnya, Ferry dan teman-temannya lebih memilih pergi ke belakang sekolah. Mereka adalah segerombolan anak nakal. Lebih tepatnya preman sekolah. Sudah jelas, mereka merasa bahwa sekolah ini ada di bawah kekuasaan mereka. Apalagi di tambah Ferry, anak dari pemilik sekolah Impian bangsa ini. Hal itu membuat mereka tidak bisa di berhentikan atau di keluarkan.

Mereka ada 5 orang. Ferry, Zidan, Reno, Petra, Dani.

Mereka kebelakang sekolah, untuk merokok.

"Eh, Fer. Lu kenal Rain kaga?" tanya Zidan, salah satu sahabatnya Ferry sambil mengepulkan asap rokonya dari mulut dan hidungnya.

Ferry mengernyitkan dahi, mencoba mengingat-ingat.

Tak lama, Ferry mengangguk, "Iya, gue tau. Emang kenapa?"

"Gue tuh nggak suka sama dia. Dia caper banget sama anak-anak. Sama guru juga. Setiap gue kemana aja selalu aja nama dia di sebut."

Ferry mengangguk-angguk, "Sebenernya sih gue biasa aja sama Rain. Gue cuma nggak suka sama Reyhan. Dia jadian Syafana!"

"Oh gue tau! Gimana kalau kita bikin rencana biar mereka berdua musuhan?" ucap Reno, sahabat Ferry juga.

"Gimana caranya?" tanya Zidan.

"Ahhh gue tau!" sahut Petra.

Mereka semua mendekat ke Petra. Ferry mematikan rokoknya. Mereka mendengarkan dengan seksama apa yang diucapkan temannya itu.

Tanpa mereka sadari, satu nyawa bisa saja hilang karena rencana mereka ini. Memang pantas jika rencana ini di sebut, rencana pembawa bencana.

~~~~~~~~~~•~~~~~~~~~~~

Jam istirahat kedua. Reyhan di kantin bersama Syafana. Mereka tidak bersma dengan Rain, karena Rain memilih pergi ke rooftop.

"Jadi kamu mau ajak aku jalan-jalan, sayang?"

Reyhan mengangguk.

"Kemana?" tanya Syafana lagi.

"Ke korea. Kita ngunjungin tempat-tempat wisata di sana. Kaya Sungai Han di Seoul, Namsan Park di seoul juga, Namsan tower, pokoknya banyak deh! Nanti kita datengnya pas liburan semester satu sekalian istirahatin otak sebelum ujian."

Syafana sangat bersemangat karenanya.

"Janji ya?!" ucap Syafana.

Reyhan mengangguk dan tersenyum manis sambil mengusap pelan pucuk kepala Syafana.

Syafana dan Reyhan melanjutkan makannya.

Tiba-tiba, rombongan Ferry menghampiri mereka. Ferry duduk di samping kanan Reyhan. Sementara Zidan duduk di samping kiri Reyhan. Reno, Petra dan Dani, duduk di sebelah kiri Syafana berurutan.

Syafana meneguk ludahnya paksa. Tangannya saling meremas, keringat dingin mulai keluar membasahi pelipisnya, wajahnya juga sudah mulai pucat. Tapi tidak ada yang menyadari itu.

"Eh, Rey! Kerumah gue entar malem. Mao nggak lo?"

Reyhan mengernyitkan dahi. Tumben sekali Ferry mengajaknya. Mengobrol saja jarang, lah sekarang?

Reyhan menoleh ke Syafana. Lalu dia mengangkat alisnya seakan bertanya, Ada apa?

Syafana menggeleng.

Apa Itu Cinta? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang