Hari-hari sibuk bagi Rain telah tiba. MOS (Masa orientasi siswa baru) akan dilaksanakan mulai hari ini sampak 2 hari ke depan.
Saat ini, pikiran Rain dalam kondisi kacau-kacaunya. Memikirkan MOS, memikirkan Syafana yang mulai berulah lagi, memikirkan uangnya yang mulai menipis, dan memikirkan gadis yang sedang dia coba raih, Hana. Sebenarnya dia sudah di tawari menjadi guru privat. Tapi dia baru akan mulai sore ini. Jadi, gajinya belum keluar.
Setelah memastikan acara berjalan dengan lancar, Rain pergi ke kantin. Dia langsung memesan bakso dan jus jeruk.
Setidaknya uangnya cukup untuk 2 hari ke depan.
Saat Rain sedang menikmati baksonya, Reyhan datang. Dia baru saja ingin menyerobot makanan Rain, ketika Rain justru menarik makanannya, menjauhi Reyhan.
"Alah pelit amat lu Rain! Bagi gua, gua juga laper nih!" ucap Reyhan sambil duduk di depan Rain.
"Duit lo kan banyak, pesen aja. Nih duit gue buat hari ini semata wayangnya nih. Ntar gue kaga bisa makan lagi. Kalo di kasih makan sama seksi konsumsi mah mending, kalo kaga? Kelaperan gue."
(Semata wayang: Satu-satunya)Reyhan manggut-manggut. Dia memesan bakso dan jus jeruk, sama dengan Rain. Setelah pesanan datang, dia langsung membayar. Setelah itu dia menyerahkan lembaran uang ratusan kepada Rain.
"Pake aja duit gua. Nggak usah sungkan atau berpikiran buat ganti. Simpen aja. Kaga tega gua ngeliat lu begitu. Makanya mulai besok lo harus kerja, ya?"
Rain mengangguk, tersenyum, dan mengambil uang itu. "Lo emang sahabat yang paling pengertian!"
Tiba-tiba telpon Rain berbunyi. Ada telpon dari salah satu pengurus Osis.
"Rain, ini ada siswi yang nyolot di ruang 6. Si Didi juga, malah ngeladenin. Cepetan kek lu kesin-
Rain memutuskan panggilan itu. Dia meminum jus jeruknya yang tersisa sedikit itu, sampai tandas. Kemudian dia berlari menuju ruang 6, meninggalkan kantin.
Untung saja baksonya sudah habis. Kalau tidak, Reyhan keluar kantin langsung buncit perutnya.Reyhan tertawa sendiri membayangkan itu. Sampai Mas Dadang-penjual bakso, melihatnya dengan tatapan aneh.
"Ganteng-ganteng gila," ucap Mas Dadang yang tidak di dengar Reyhan.
Sementara Rain, sudah sampai di ruang 6.
Nafasnya memburu. Dia langsung merapihkan pakaiannya dan mengusap peluh keringatnya. Lalu masuk ke ruang 6.
"Eh lo nyolot amat jadi adek kelas! Gua ingetin nih muka songong lo! Inget aja, lo nggak bakalan bisa masuk osis!" ucap Didi.
"Oh ya? Silahkan, gue juga nggak tertarik masuk osis yang isinya orang macam lo!" jawab seorang siswi.
Siswi? Mata Rain membulat. Dia langsung menepuk pundak Didi dan menarik pundak itu sehingga Didi ada di belakangnya.
"De, nama lo siapa?" tanya Reyhan lembut.
"Gue? Zizy, ka," jawab gadis itu.
"Zy, lo harus hormat sama kakak kelas lo. Lagian nggak ada untungnya juga lo ngeladenin kakak kelas macam dia, kan? Tujuan lo sekolah di sini juga bukan buat berantem, kan?"
Gadis yang bernama Zizy itu mengangguk, "Iyalah"
"Nah, oh iya. Gue nggak masalah kalau lo nggak mau masuk osis. Tapi osis bukan hanya berisi orang-orang yang ada di pikiran lo. Mereka adalah orang-orang yang hebat, menurut gue. Didi juga, sikapnya nggak sejelek yang ada di pikiran lo. Dia cuma lagi cape aja ngehibur kalian. Dia udah usaha loh. Jadi, kalian semua dan terutama lo, Zy, harus menghargai dan menghormati kami, pengurus osis. Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Itu Cinta? (Completed)
Fiksi RemajaCinta itu tumbuh di hati yang lapang karena dia tidak bertepi. Kehidupan yang sulit dan rumit ini, sering kali membuat manusia melupakan itu. Sehingga cinta selalu terkesan sempit dan rumit. Memang benar menghadapi kehidupan yang sebenarnya tidakla...