12) Jalan masing-masing

99 6 0
                                    

Banyak orang bertanya-tanya, kapan mereka bisa melihat Rain yang hangat, ceria, dan penyayang lagi?

Jawabannya, saat ini. Rain kembali. Dengan cengirannya yang khas, senyumnya yang menawan, dan pembawaannya yang ceria. Dia sangat hangat apalagi jika sedang berbicara. Dia sangat bijak dan cerdas tentunya.

Para guru mulai menyapanya jika bertemu, menanyakan keadaannya, dan lainnya. Sementara siswa dan siswi mulai kembali tersenyum senang berhadapan dengannya. Tentunya yang paling berbahagia atas kembalinya sifat Rain adalah Reyhan dan Syafana. Saat ini ketiganya tengah makan di kantin.

"Eh kalian kenapa jadian?" tanya Rain.

"Ya karena gua ngerasa Reyhan udah banyak berkorban buat gua. Dia juga sayang sama gua. Dan yang terpenting, gua pengen ngebuktiin ke lo, kalau gue bisa dapetin cowo yang sama kecenya kayak lo!" jawab Syafana.

Reyhan langsung nyengir, "Gua dibilang kece Rain! Lo denger kaga?"

Rain tertawa, "Iyadah terserah lo berdua"

Tidak ada yang pernah mengungkit masalah rekaman kemarin. Tidak ada juga yang menanyakan kenapa sikap Rain berubah-ubah. Mereka hanya menerima dan berusaha menjadi teman bagi Rain. Agar dia, tidak jatuh lagi. Nyatanya, mudah untuk Rain. Dia yang selalu menyayangi dan bersikap hangat, lebih mudah di terima dan di sayangi oleh sekitar.

Sementara Hana, dia tengah makan di kantin bersama Zayn.

"Zayn, lo nggak apa-apa kan kalau gue minta lo jadi pacar gue?"

Zayn tersedak. Dia mengambil air putih dan meminumnya.

"Hah? Pacar?"

Hana mengangguk. Tatapan Zayn melembut.

"Hana, saya tau kamu mau membahagiakan ayah kamu. Tapi soal perasaan dan kehidupan kamu, itu milik kamu. Kamu nggak bisa nerima begitu aja. Kalaupun saya sayang sama kamu, tugas saya di sini cuma menjaga dan mengawasi kamu setelah itu melaporkan pada ayah kamu. Hanya itu. Saya tidak pernah di beritahukan tentang menjadi pacar kamu atau yang lainnya. Terlebih saya tau kamu mencintai Rain, jadi jangan bersikap begini Hana"

"Zayn, ini semua demi ayah gue. Gue rela ngelakuin ini. Gue bahagia Zayn. Lo tau kan gue rela-relain masuk Ips, rela-relain jauhin Rain, itu semua demi ayah gue. Gue nggak mau setengah-setengah begini. Dia suka sama sikap lo Zayn. Jadi, gue mau lo jadi pacar gue. Toh lo juga sayang sama gue kan?"

Zayn menggeleng, "Nggak Hana, cinta nggak bisa di paksa. Tolong mengertilah. Saya emang sayang sama kamu, tapi saya nggak bisa kayak gini"

Hana menggenggam tangan Zayn. "Tolong gue lagi kali ini. Kita jalanin dulu. Kalau setelah ini gue nggak ada perasaan sama lo, lo boleh pergi. Kalau setelah ini lo jadi nggak sayang sama gue, lo boleh pergi"

Zayn pasrah, mengangguk.

Hana tersenyum puas. "Jadi, gue harus manggil lo apa terutama di depan ayah gue. Sayang? Honey? Dear?"

Zayn menggeleng, "Panggil nama saya aja. Jijik saya denger kamu ngomong begitu"

Hana tertawa bersama Zayn. Sifat Zayn yang juga pengayang dan hangat. Membuat Hana mudah menerimanya. Paling tidak hanya sampai dia tidak mau kehilangan Zayn, itu sudah cukup.

Selesai makan, Zayn kembali ke kelas. Sementara Hana, pergi ke roofrop. Pasti mendung. Berhari-hari ini memang sering mendung. Tapi tidak hujan. Dia tiduran di tengah-tengah rooftop sambil menatap langit yang begitu indah. Walaupun kelabu dan banyak awan, bagi Hana langit tetaplah indah.

Hana memejamkan matanya. Tak lama kemudian, suara langkah seseorang terdengar oleh telinga Hana. Dia masih memejamkan mata. Sementara orang itu, melewatinya begitu saja. Orang itu, Rain. Dia duduk di tempat biasanya. Lalu mengambil gitar dan mulai memainkannya. Dia menyanyikan sebuah lagu yang membuat Hana tersenyum.

Apa Itu Cinta? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang