Happy reading
"Jangan khawatir, Nyonya Eunji sudah melewati masa kritisnya. Ia akan segera sadar akan tetapi saya berharap, mulai dari sekarang, anda sebagai suaminya harus lebih siaga lagi dalam menjaganya. Jauhkan semua hal berat darinya agar perasaan tertekan itu tidak datang lagi. Nyonya Eunji membutuhkan waktu untuk ia merileksasikan diri maupun pikirannya."
Sekali lagi, Chanyeol mengusap wajahnya kasar saat perkataan dokter yang telah memeriksa Eunji kembali terngiang dalam benaknya.
Eunji, istri kecilnya... Chanyeol tercekat dalam diam.
Apa yang sudah ia lakukan padanya? Apakah perlakuannya separah itu sampai-sampai membuatnya jatuh tak berdaya seperti ini?.
"Tidak, Chan. Jangan menyalahkan dirimu. Eunji sakit karena ulahnya sendiri. Kau tak ada hubungannya dengan itu. Wajar jika kau meminta hak-mu. Kalian sudah menikah jadi tak ada yang salah dari hal itu."
Chanyeol tampak termenung saat kata-kata lain dari seorang Chorong nampak berdatangan seakan berlomba memihak dirinya silih berganti. Yang satu berkata bahwa sikapnya telah salah dalam berlaku dan yang satu lagi menghasut sebaliknya.
Pusing... Memikirkan hal yang seolah tak kunjung ada jawaban. Chanyeol mengerang tipis sebelum pada akhirnya ia bangkit dari duduknya. Berdiri gusar seraya menatap lekat tubuh istri kecilnya yang masih terbaring lemah tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.
Dengan intens, Chanyeol menatap sendu setiap jengkal tubuh mungil Eunji. Diingatnya kembali, wajah itu... Chanyeol ingat jelas bahwa semalam masih memancarkan keceriaan, senyuman pun tak lepas dari bibir mungilnya dan tubuh itu... Chanyeol masih ingat bahwa semalam... Eunji rela menahan sakit disekujur tubuhnya hanya demi Chanyeol tapi sekarang--- apa yang bisa Chanyeol lihat darinya?.
Ia... Eunji, kini gadis malang itu hanya bisa diam tak berdaya dihadapannya. Wajah itu sudah berubah pucat, tak ada lagi senyuman disana dan ia masih setia tidur pulas seolah tak berniat lagi untuk membuka mata. Memikirkan hal itu, rasa bersalah mulai menyeruak dalam dada Chanyeol. Terasa sangat menyesakkan. Pelan, tangannya bergerak tanpa ada perintah untuk menggenggam tangan Eunji namun terhenti saat suara derit pintu terdengar dan sosok Chorong muncul dibaliknya bersama Ahra.
Ahra sendiri, langsung berlari terhoyong-hoyong dalam langkah kecilnya, terbirit mendekati Eunji dan meminta kepada Chanyeol untuk dinaikan ke atas ranjang.
"Kenapa kau belum pulang?" Chanyeol beralih. Ia bertanya pada Chorong yang kini telah berada disampingnya.
"Ahra menangis sepanjang jalan, ia terus memanggil nama Eunji dan memintaku untuk membawanya ke rumah sakit. Aku tak bisa menahannya jadi aku putuskan untuk kembali" jelas Chorong.
Ia acuh tak acuh bahkan terhadap putrinya sendiri namun karena ia pintar dalam memainkan ekspresi. Ia terlihat begitu tulus dengan ucapan serta sikapnya hingga Chanyeol sendiri tak bisa menyadari hal itu.
Bodoh memang!
"Pah, napa Mama lum angun juga? La ngen Mama. La ngen Mama." celoteh si kecil. Ia kembali menangis seraya menggoyang-goyang lengan Eunji.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE HUSBAND
Fiksi PenggemarStatus : Complete Ku harap kau bisa membalas cintaku suatu hari nanti. Tidak hanya menganggapku sebagai pengasuh dari anakmu dan istri di atas kertas saja - Eunji Arashki √ latar Indonesia suasana Korea √ bahasa Indonesia baku/campuran √ nama tokoh...