3

2K 204 11
                                    

"Kau akan memberi nama anak kita siapa?"tanya lelaki tampan yang sedang mengelus perut buncit lelaki disampingnya.
"Hmm...aku sudah punya nama untuknya"kata lelaki mungil itu, senyum bahagia nampak menghiasi wajah keduanya. Ya mereka merupakan pasangan gay. Lalu perut buncit itu? Tentu saja itu anak mereka, si lelaki mungil sedang hamil 8 bulan. Sungguh ajaib memang, anugrah tuhan yang sangat indah. Bagi mereka yang merupakan pasangan gay, kehamilan merupakan hal yang sangat mustahil untuk diwujudkan kecuali menggunakan surrogate mother atau bayi tabung. Namun tuhan benar baik, pasangan satu ini sudah dianugrahi anak tanpa perlu prosedur operasi atau yang lainnya. Mereka sangat bahagia ketika mengetahui bahwa sang submisif mampu mengandung, namun tidak dengan pandangan masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar lebih banyak mencemooh dan mengutuk kehamilan sang submisif. Mereka tentu tidak menyerah, mereka tetap mempertahankan anak mereka hingga kini tak terasa usia kehamilan lelaki mungil itu sudah mendekati hari kelahiran sang jabang bayi.

"Hey..! Kau main rahasia-rahasian dengan P' hmmm.."si lelaki tampan tinggi itu nampak gemas dengan tingkah si lelaki mungil ia sampai mengecup wajah itu berkali-kali.

Cup,,cup

"P'!!! Hentikan! Wajahku jadi basah"kata lelaki mungil itu sambil cemberut. Pasangan yang nampak sangat bahagia, siapa peduli dengan sesama lelaki. Cinta tidak pernah memandang gender. Cinta adalah pemberianNya. Cinta adalah sesuatu yang harus kau syukuri kehadirannya.

"Apa my baby tidak ingin keluar sekarang ?"tanya lelaki tampan itu sambil mendekatkan telinganya ke perut sang submisif untuk merasakan kehadiran anak mereka.
"Tidak cekalang daddy....."lelaki mungil itu menjawab sambil menirukan suara anak kecil. Sangat imut.
"Terima kasih sudah hadir dihidupku Tee rak"lelaki tampan itu mencium kening submisifnya dengan lembut, berharap lelaki mungil itu tahu seberapa cintanya ia.
"P' aku mencintaimu, tolong jangan tinggalkan aku..."ucap lelaki mungil itu dengan air mata sudah menetes dikedua mata indahnya.
"P' tidak akan pernah meninggalkanmu. P' janji na..."pria tampan itu mulai merebahkan tubuh si lelaki mungil kemudian mendekapnya erat-erat.
"Tidurlah... P' akan menjagamu disini"pria tampan itu menghadiahkan ciuman selamat malam pada si mungil.
"Selamat malam P'" ucap lelaki mungil itu pelan seraya mencari posisi nyaman dalam dekapan dominannya.

Greezzzzz........

Hujan turun malam itu, suaranya menjadi penghantar tidur untuk keduanya. Mereka tidur dengan wajah damai dan saling memeluk satu sama lain, seakan tidak akan pernah terlepas.

Dokk!!!dok!!!dok!!!

"HEY BUKA PINTUNYA!!! "
Suara teriakan itu menggema lantang mengalahkan suara gerimis hujan malam itu.

"BUKA PINTUNYA ATAU KAMI DOBRAK PAKSA!!"
Suara itu semakin keras dan mengancam.
Si pria tampan nampak terusik dari tidurnya dan segera bergegas bangun.
"Siapa yang bertamu malam-malam begini?"gumam pria tampan itu dan segera memakai piyam serta sandal rumahnya, ia pun bergegas keluar menuju pintu depan rumahnya.

Ceklekk...

"DIMANA LELAKI TERKUTUK ITU?"
Tanya si pria dengan tumbuh agak gempalnya itu.
"Siapa yang kau maksud hah??!!"tanya pria tampan itu tak mau kalah, ia tidak rela jika kekasihnha dikatakan lelaki terkutuk.
"Nak serahkan anak itu..."seorang wanita paruh baya muncul dari belakang tubuh si lelaki gempal tadi.
"Ibu?!! Bagaimana bisa? Tidak akan! Dia kekasihku! Dia sedang mengandung anakku saat ini!! Kalian gila!"pria tampan itu nampak marah dengan wajah memerah menahan emosi.
"Nak hidupmu akan penuh cemohan dan hinaan kalau kau tetap mempertahankannya. Tolong dengarkan ibumu ini.."wanita paruh baya itu nampak pasrah dan memohon pada putranya satu-satu itu.
"Ibu... dia sedang mengandung cucumu, darah dagingku!!"pria tampan itu tetap tak mau kalah ia meninggikan nada suaranya karena sudah sangat emosi.

PLAK!!!!

"Dengarkan ibumu ini!!! Mau dia mengandung cucuku atau bukan. Aku tidak peduli!!! Dia akan membawa aib untuk keluarga kita!!!! Dia lelaki terkutuk!!!"suara wanita itu mengalahkan derasnya hujan malam itu. Semuanya seketika sunyi, sampai sebuah suara mengalihkan mereka yang ad disana.

"P'....."ucap seseorang dari belakang punggung si pria tampan.

"Hey sayang, kau mengapa disini?"tanya pria itu sambil menangkup kedua wajahnya.
"Ada apa ini?"ucap lelaki mungil itu pelan. Tubuhnya nampak gemetar, seperti ketakutan.

"NAH!! INI DIA LELAKI LAKNAT ITU. CEPAT BAWA DIA!!!"pria bertubuh gempal itu memekikan sebuah perintah pada para anak buahnya.

"KAU!!! Berani menyentuhnya kau mati ditanganku!!!!"pria tampan itu nampak merentangkan tangannya, ia berusaha melindungi sang submisif.

"Pegangi Tuan Muda kalian!"perintah datang lagi dari Si ibu pria tampan itu.

"Ibu aku mohon jangan lakukan ini. Kami saling mencintai, jangan sakiti dia dan anakku!"si pria tampan nampak memohon di bawah kaki Ibunya. Ia rela melalukan apapun demi sang submisif.

"Tidak nak. Ini sudah keputusan ibu. Ini demi masa depanmu..."ucap wanita paruh baya itu lagi.
"Cepat pegangi dia!!!!"perintahnya lagi

"TIDAK!!!LEPASKAN AKU BAJINGAN!!!"pria tampan itu terus meronta dan berusaha memukul para bodyguard suruhan ibunya itu, namun ia tak mampu. Bodyguard itu terlalu banyak dan badannya kalah besar darinya.

Si lelaki mungil juga sudah diseret dari samping pria tampan dengan kasar.
"Hiks..hiks..lepaskan aku! Tolong....hiks"

"JANGAN SENTUH LELAKI KU BAJINGAN!!!"pria tampan meronta hebat dan berhasil kabur dari para bodyguard untuk menyusul submisifnya yang sudah diseret menuju sedan hitam di depan rumahnya.

"P'...hiks..tolong aku.."lelaki mungil itu tak mampu melakukan apapun, kondisi yang sedang hamil tua membuat ketahanan tubuhnya lemah.

"Tidak!! Jangan bawa dia!!!" Seru pria tampan itu.

BUGKK!!!!

Suara pukulan terdengar. Pria tampan itu sudah tersungkur tak sadarkan diri disana.
"Maafkan Ibu nak..."

"Hahh...hiks P'!!!!! Tidak!!!"lelaki mungil itu berusaha melepaskan diri namun percuma, kini bahkan tubuhnya sudah diangkat menuju mobil sedan itu. Setelah masuk, sedan hitam itu segera melaju kencang meninggalkan rumah megah itu.

Derasnya hujan menjadi saksi bagaimana dua cinta dipaksa untuk berpisah. Takdir mereka tidak mengijinkan untuk bersama. Tidak ada yang bisa melawan takdirNya.

-
-
-
-
-
-






Tok tok tok

"Maaf tuan Thanit mengganggu waktu anda. Tadi saya dapat laporan dari Universitas kalau Tuan Muda Saint berkelahi."kata seorang pria paruh baya dengan setelan jas kantornya.

"Hm..aku akan mengurusnya"










TBC~

The Answer In Our Hearts (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang