Awas typo!
Aku terbangun begitu saja di pagi yang dingin ini. Matahari bahkan belum menampakan sinarnya. Kulihat jam digital di samping meja tempat tidurku.
04.00 A.M
Entah mengapa aku selalu terbangun tepat di jam yang sama setiap paginya.
Pikiranku tidak tenang, seperti ada yang memenuhi pikiran dan jiwaku tapi aku tidak mengerti apa. Namun disaat yang bersamaan hatiku rasanya kosong....Kupandangi langit-langit kamarku yang bercat putih polos. Mencoba memikirkan kembali penyebab diriku seperti ini.
Harusnya aku bahagia....sekarang aku resmi berpacaran dengan orang yang ku cintai....
Cintai?
Aku masih ragu dengan kata itu....aku bahkan tidak tau definisi "mencintai" itu apa?
Iya...harusnya kau bahagia Saint....
"Aishhhh"aku mengacak rambutku kasar. Aku benci keadaan seperti ini.
Aku terbangun kasar dari tempat tidur dan bergegas menuju wastafel kamar mandi untuk membasuh wajahku agar pikiranku jernih kembali.
Aku mengelap wajahku pelan, ku pandangi pantulan diriku di cermin...
"Kau sempurna Saint...jangan biarkan dia mempengaruhi kehidupanmu...."
*******
Kampus nampak sepi, hanya segelintir mahasiswa yang masih terlihat di sekitar kampus. Mereka hanya menggunakan fasilitas olahraga seperti bermain basket, bulutangkis dan ada juga yang berenang.
Kampus sudah memasuki masa liburan semesternya sejak dua minggu yang lalu. Jadi wajar jika kampus menjadi sepi, karena para mahasiswa pasti kembali ke kampung halaman mereka masing-masing.
Tidak terkecuali untuk diriku. Hari ini aku harus nengikuti rapat anggota suka relawan sebagai tim medis untuk kegiatan ospek tahun ini.
Aku memutuskan untuk mengikuti kegiatan menjadi tim relawan karena kredit poin yang didapat lumayan banyak.
Universitas ini menerapkan sistem kredit poin untuk syarat kelulusan nantinya. Lagipula lumayan daripada hanya berdiam diri dirumah.
Aku melangkahkan kaki pelan sembari menikmati suasana kampus yang jarang-jarang sedamai ini. Biasanya selalu krodit dan ramai dengan mahasiswa yang sibuk hilir mudik mengejar jam kulian mereka.
Setelah berjalan melewati belokan terakhir di lorong aku sampai di gedung seminar tempatku dan semua tim relawan berkumpul pagi ini.
Aku masuk dengan pelan sambil mendongakan kepala melihat keadaan di dalam gedung.
"Masih sepii.."gumamku pelan sembari menuju kursi deretan nomor tiga di tengah.
Ting!
Sebuah pesan masuk mengusik keterdiamanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Answer In Our Hearts (END)
Fanfic#1 - Saintsup 18/7/19 #1 - Perthppe 13/8/19 #12 - Thailand 21/7/19 "Aku tahu cinta kita sangat mustahil untuk bersatu. Hatimu sudah menjadi miliknya. Bisakah aku menjadi pemeran utama dalam hidupmu? Pemeran sampingan yang saat ini kujalani , pemera...