mohon maaf jika ada typo dan juga kalimat yang tidak nyambung. Seperti biasa tinggalkan jejak yah 🌟
Selamat membaca 😊
__________________________
You will always my biggest 'what if'
🖤❤️
🎶Now playing You made me know by Potato🎶
____________________
Mereka masih tetap saling berpelulan dan memberi kehangatan, posisi mereka belum berubah sejak 30 menit tadi. Jam sudah menunjukan pukul 6.30 pagi. Tidak ada tanda-tanda bahwa dua insan itu akan segera bangun. Apakah semelelahkan itu kegiatan mereka kemarin malam?
Hmm maybe?
"Perthhhh..."ujar manja lelaki cantik yang tengah berada di dalam pelukan hangat sang kekasih.
"Hmmhh.."gumam lelaki berkulit sedikit tan itu malas, matanya bahkan masih terpejam namun pelukan yang ia layangkan semakin mengerat. Posesif."Ayo bangun...nanti kita ditinggal."sungut Saint sambil berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Perth. Pasalnya hari ini adalah hari kepulangan mereka menuju Bangkok. Saint tidak ingin kekasihnya dipandang tidak bertanggung jawab karena membiarkan mereka bangun terlambat.
"Ck! Biarkan saja, aku masih ingin begini.."ucap Perth bandel. Wajahnya ia susupkan pada perpotongan leher Saint yang sudah penuh bercak merah tanda cinta dari Perth."Ishhh!! Ayo bangun dan bersiap!"dengus Saint mulai jengkel pada sang kekasih. Saint berusaha melepaskan diri namun gagal, pelukan Perth sangat erat padanya.
"Sayang...ini masih pagi. Ayo tidur lagi.."ajak Perth dengan kurang ajarnya malah mengelus bongkahan pantat Saint yang tertutup selimut.
Plak!
"Tanganmu Khun!"gertak Saint marah.
"Hehe hanya sedikit Phi, pelit sekali..."ujar Perth merengut memajukan bibirnya sok imut.
Saint hanya memandang wajah Perth dengan dengusan kasar. Ia harus ekstra sabar jika bersama Perth. Mungkin kedepannya ia akan sering mengalah pada bocah di hadapannya ini.Lama mereka diam hingga Saint membuka pembicaraan.
"Perth...maafkan Phi na.."ucap Saint yang secara tiba-tiba meminta maaf pada Perth.
"Hmm? Minta maaf kenapa Phi?"tanya Perth masih bingung, ia kemudian bangkit dan bersandar pada headbed. Di letakkannya lembut kepala sang kekasih untuk menyender di dada bidangnya yang telanjang.
"Kenapa hmm??"tanya Perth selembut mungkin. Tangan sebelahnya ia gunakan untuk menyisir anak rambut Saint dengan lembut dan sayang. Sesekali Perth mencium dan menghirup wangi rambut di depannya."Sikapku yang pengecut...aku..aku terlalu takut.."ucap Saint pelan. Ia tidak berani memandang mata Perth. Ia merasa bersalah.
"Hey dengarkan aku sayang..itu sudah masa lalu, aku sudah tau semuanya. Yang terpenting saat ini kita sudah bersama. Kau milik ku sekarang!"ucap Perth posesif dan mengeratkan pelukannya melingkari tubuh Saint.
"Maafkan aku membuatmu kecewa dulu Perth..hiks-hikss aku sungguh mi-minta maaf hikss..."tangis Saint sudah tak tertahan, tiba-tiba saja dirinya mengingat masa-masa dimana ia menghindari dan menolak perasaan Perth dulu. Saint tahu Perth pasti sakit hati karena sikapnya."Bukan hanya aku yang sakit dan menderita Phi, kau juga. Kita sama-sama sakit...jadi ayo kita obati sakit ini bersama."kata Perth sambil tersenyum dan mengelus pipi Saint pelan, mengapus air mata dari kedua mata madunya.
"Hmm! Aku sayang Perth.."lirih Saint membalas pelukan Perth sama eratnya. Ia sungguh takut kehilangan Perth. Saint terus berdoa dalam hati agar mereka tetap seperti ini. Hanya Perth, dan bagi Saint itu sudah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Answer In Our Hearts (END)
Fanfiction#1 - Saintsup 18/7/19 #1 - Perthppe 13/8/19 #12 - Thailand 21/7/19 "Aku tahu cinta kita sangat mustahil untuk bersatu. Hatimu sudah menjadi miliknya. Bisakah aku menjadi pemeran utama dalam hidupmu? Pemeran sampingan yang saat ini kujalani , pemera...