I Love You, I Remember You

2.4K 242 114
                                    

Hay guys Im back!!! Akhirnya aku update chapter ini setelah beberapa kali revisi :( maaf bgt buat yang nunggu lama. Semoga kalian suka chapter ini^^
Baca dengan perlahan yah chapter ini totalnya 5595 words😃

*Tolong untuk lagu diatas jangan dulu di play yah, nanti akan ada intruksinya hehe. Maafkan bikin ribet 🙏🏻

Vote dan komentarnya jangan lupa. Satu vote dan sederet kalimat tentang chapter ini atau apapun itu dari kalian sangat berarti untukku. 🌟



Happy Reading
Ignore typos!


The Answer In Our Hearts
🖤❤️

Kenapa aku harus menunggu untuk yang tak pernah datang
Kenapa aku harus menjaga untuk yang tak pernah dimiliki
Kenapa aku harus mencinta untuk yang tak ingin dicinta

Sungguh entah apa yang terjadi
Entah itu cinta atau sebuah kekeliruan
Yang aktingnya membuatku terjebak di sebuah belenggu

Biarlah, biarkan aku beranjak kali ini
Biarkan kasihku tidak keliru kali ini
Biarkan cintaku sempurna kali ini

Sebab kali ini aku tak akan menghukum diriku atas dirimu
Sebab kali ini aku akan melepas mu bersama harapanku
Pergi, pergilah kali ini aku tak akan menahanmu





"Bocah laki-laki yang menjadi cinta pertama Saint dan masih dicintainya hingga saat ini adalah dirimu. Perth Tanapon."

"Hahaha Phi kira bisa membodohiku?"ucapku remeh sambil tersenyum mengejek padanya. Dia kira dia bisa membohongi dan membodohiku? Jelas-jelas mereka adalah sepasang kekasih. Lalu sekarang apa?

Huh aku bukan seorang bocah 5 tahun

"Nong__"
"CUKUP! Kalian sudah keterlaluan...aku sudah hancur, hentikan...aku mohon" suaraku melemah diakhir, rasanya sudah cukup diperlakukan seperti ini.

"Aku akan melepaskan P'Saint saat ini juga jika memang ini tujuan pertemuan kita."ucapku menatap dalam-dalam kedua mata P'Pine yang mulai berair.
"Nong Phi mohon dengarkan Phi dulu. Bukan itu maksud pertemuan kita__"
"Lalu apa?!! Phi mau aku bagaimana? Phi tidak usah kasihan padaku, aku tidak ingin memaksakan perasaan seseorang. Aku tidak ingin egois"
"Dengarkan aku dulu...aku ingin kalian bersatu. Perth aku ingin kau tahu yang aku katakan tadi adalah nyata dan benar adanya. Aku tidak berbohong padamu."
"Haha...bagaimana aku bisa percaya? Itu hanya sebuah kata-kata, beberapa kali aku sudah dibodohi hanya dengan sebuah kata-kata."
"Ini..."P'Pine nampak mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

Buku diary?

"Ini adalah diary milik Saint."ucap P'Pine segera meletakkan diary merah itu di hadapanku. Diarynya sudah usang, aku meraba sebuah tulisan timbul di bagian depannya. Aku tidak bisa membacanya, tulisan itu berbahasa Cina.
"Hwang Ming Ming. Itu cara baca tulisan Cina yang sedang kau raba itu."

Hwang Ming Ming

Ming Ming

Nama itu terdengar tidak asing ditelingaku.

Hiks..hikss..tolongg...
sebuah suara isakan terdengar lirih di tengah derasnya hujan. Aku mencoba untuk memasang telingaku baik-baik, takutnya hanya salah dengar saja. Namun semakin langkahku mendekati sumber suara, tangisan itu kian terdengar.
Malam itu sebenarnya aku diminta bibi panti untuk membeli sebungkus sambun cuci piring, sabun cuci piring di panti asuhanku habis.
Aku terus menelisik memperhatikan jalan di depanku. Hujan membuatku susah melihat belum lagi lampu jalan yang minim.

The Answer In Our Hearts (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang