Awas typo!
Nampak seorang lelaki mungil berkulit putih sedang berjalan pelan disekitar fakultasnya, sesekali ia berhenti hanya untuk mengomeli cuaca yang hari ini cukup terik.
"Sial! Sekarang aku harus berjalan sendirian dibawah terik matahari, ughhh rambutku pasti bau matahari. Perth sialan itu pakek acara sakit segala." Plan masih tampak menggerutu hingga beberapa orang memandangnya aneh. Tapi namanya juga Plan, kadang tidak tau malu."Aku laparrrr....aku haussss"sungut Plan sambil mengelus pelan perutnya yang rata.
Rata-rata lemak :)
"Ayo makan bersama!"kata seseorang dengan lancangnya mengalungkan lengan ke pundak Plan.
"Hey! Lepaskan!"tepis Plan pada lengan yang tadi mengalung di pundaknya.
"Katanya lapar, ayo makan bersama.."Mean mengucapkan itu dengan nada lembut sambil menunduk menyesuaikan tingginya dengan Plan.
"Mai! "Tolak Plan sambil berjalan mendahului Mean.
"Tunggu..."kata Mean sambil menarik kerah belakang baju Plan.
"Ishhhh!! Apaaan sih!"ucap Plan dengan nada jengkel sambil mencebikan bibirnya.
"Makan denganku!"kata yang dalam dan tanpa penolakan.
Tapi sayang, tidak berlaku untuk si Plan tsundere Ratavhit.
"Bodo amat!"kata Plan dan mulai berjalan menjauhi Mean.
"Aku belikan Starbuck Green Tea Latte!"tawar Mean dalam seringai tampanya.
Plan yang mendengar kata grean tea apalagi itu dari merk kopi kesukaannya , Plan tiba-tiba membayangkan betapa manis dan segarnya minuman itu di siang terik ini. Tenggorokannya tiba-tiba kering, Grean Tea is my life itu motto hidup Plan, ia pun langsung menolehkan kepalanya cepat ke arah Mean.
"Deal!"ucap Plan cepat tanpa berpikir panjang.
(Murah amat Plan harga dirimu seharga Starbucks Grean Tea -.-)
Mean tersenyum senang kemudian meraih tangan Plan dan menyeretnya ke cafe dekat kampus.
"Hey!! Jangan sentuh!!! Mean bodoh lepaskan!!"
Mean tak menghiraukan terikan Plan dan terus menyeret bocah itu yang sedang sibuk mengomel di belakangnya.
____
Mereka berdua (Mean Plan) telah sampai di cafe Wishing Love, cafe bernuansa retro dan modern ini cukup populer di kalangan mahasiswa. Makanan dan minuman yang beragam dan dengan harga yang terjangkau membuat cafe ini tak pernah sepi pengunjung.
Mereka duduk di meja ujung dekat jendela kaca. Spot yang cukup romantis.
"Kau yakin mau traktir aku?"tanya Plan pada Mean sambil menunjukan buku menu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Answer In Our Hearts (END)
Fanfiction#1 - Saintsup 18/7/19 #1 - Perthppe 13/8/19 #12 - Thailand 21/7/19 "Aku tahu cinta kita sangat mustahil untuk bersatu. Hatimu sudah menjadi miliknya. Bisakah aku menjadi pemeran utama dalam hidupmu? Pemeran sampingan yang saat ini kujalani , pemera...