😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Ignore typos!
Perth berjalan terseok pelan menuju tempat sepedanya terparkir. Ia berusaha menahan sakit diperutnya akibat tendangan Mike barusan.
Baru saja ia akan pergi ponselnya berbunyi nyaring...
"Hallo khap.."sapa Perth pada seseorang diseberang telepon.
"Perth! Kau dimana? Aku barusan berpapasan dengan Mobil Saint!"
"Khap?...akhh..akuuu..ada di parkiran kampus. Ada apa P'Tonnam?"kata Perth berusaha sebiasa mungkin agar Tonnam diseberang sana tidak curiga.
"Hey! Kau kenapa? Baik?"tanya Tonnam sedikit khawatir.
"Oh qku baik phi. Jangan khawatir. Jelaskan kenapa kau menghubungiku..?"ucap Perth penasaran.
"Perth tolong bantu Saint! Ia sekarang sedang dikejar Mike. Aku takut mereka terlibat perkelahian lagi.."kata Tonnam dengan nada paniknya.
"Aku..aku akan menyusulnya phi, Phi jangan khawatir yah.."
"Terima kasih Perth! Kau memang bisa diandalkan. Maaf aku tidak bisa bantu, aku sedang di universitas lain, ada urusan mendadak hari ini."ucap Tonnam dengan nada bersalahnya.
"Tidak apa Phi! Aku senang membantu, apalagi ini P'Saint. Kalau begitu aku susul mereka dulu yahh.."kata Perth.
"Khap! Hati-hati Nong!"
Tutt...tutt...
Perth terdiam sejenak memandangi ponselnya. Ia merasa bimbang, haruskah ia terlibat lagi?
Tapi jika hal buruk terjadi pada P'Saint ia akan sangat menyalahkan dirinya.
"Yah...aku harus menyusul mereka..."ucap Perth pelan dan segera mencari taksi untuk menyusul Saint ke taman hiburan.
Perth duduk dengan gelisah di dalam taksi, pikirannya hanya satu "P'Saint"
Ia bahkan beberapa kali menyuruh supir taksi untuk lebih cepat, ia takut terlambat dan ia tidak bisa membayangkan itu.
——
Taksi pun tiba tepat di depan taman hiburan yang ia dan Saint datangi minggu lalu.
Tamannya nampak ramai. Mungkin karena sudah mendekati akhir pekan.
Perth segera turun dari taksi dan masuk ke taman hiburan tanpa berpikir panjang.
Taman hiburannya sungguh ramai dan padat. Perth sempat kesusahan mencari Saint disana. Ia berlari dari satu wahana ke wahana lainnya.
Wahana disana cukup banyak dan tamna hiburannya sangat luas.
Peluh mulai membanjiri Perth. Ia nampak memegang perutnya karena luka yang ia dapat tadi seperti bertambah memar.
Perth memutuskan untuk duduk di pinggiran toko souvenir untuk mengistirahat dirinta sejenak.
Hari bahkan mulai senja, langit sudah nampak berwarna jingga dan mantahari terlihat merah oranye.
Perth bingung harus mencari Saint dimana lagi. Ia sudah menghubungi ponsel Saint beberapa kali, namun panggilannya malah teralihkan. Mungkin ponsel Saint mati.
Perth mulai berpikir untuk pulang, karena sudah lewat 2 jama dan tidak ada tanda-tanda Saint ataupun Mike disekitar sini. Perth menghela nafas lelah dan mulai beranjak dari duduknya.
Perth melihat ke sekitar dan pandangannya tertuju pada bianglala besar yang cukup dekat dengan tempatnya saat ini.
"P'Saint..."ucap Perth pelan ketika menyadari dalam antrian itu adalah Saint dan Pine.
Perth memutuskan untuk ikut mengantri untuk naik bianglala tersebut.
Perth POV
Aku menemukannya! Aku melihat P'Saint disana sedang mengantri tiket masuk untuk naik wahana bianglala. Tentu saja dengan gadis itu disebelahnya.
Wajah mereka tampak bahagia.
P'Saint nampak mengalungkan lengannya ke pundak gadis itu ketika seseorang tidak sengaja menyenggolnya.Aku berdiri 2 langkah di belakangnya. Aku dibatasi oleh seorang wanita bertubuh kecil dengan menggandeng seorang anak laki-laki disebelahnya.
Dari sini aku melihat jelas tawa dan canda mereka.
Syukurlah P'Saint baik-baik saja."Pine kau makan seperti anak kecil hahaa" dengan perhatiannya P'Saint mengelap ujung bibir gadis itu pelan.
"Hehe es krimnya enak.."
"Habiskan perlahan..." P'Saint mengelus pelan rambut gadis itu.
Aku merasa ingin melenyapkan diri sekarang juga. Tapi untuk sekedar mundur pun sudah tidak bisa. Antrian sangat panjang.
Mereka sudah masuk ke dalam bianglala. Tinggal aku menunggu giliranku.
Ketika aku akan membayar tiketnya aku tersadar dompetku tertinggal di kampus. Karena tasku tadi aku titipkan pada satpam. Untunglah ada uang di saku untuk membayar taxi.
Dengan perasaan tidak enak aku terpaksa membatalkan tiketnya.
Aku berjalan pelan menjauhi bianglala.
Dari sini aku tidak bisa melihat jelas P'Saint.Aku pun memutuskan untuk pergi ke pusat oleh-oleh di lantai dua.
Karena dari sana kita bisa melihat jelas bianglala yang berdiri tepat di sampingnya.Aku menaiki tangga dengan nafas tersengal.
Sial luka diperutku rasanya sakit sekali..!Aku tiba tepat di lantai 2. Aku bisa melihat dengan jelas orang-orang yang ada di tengah bianglala itu. Karena dinding toko terbuat dari kaca bening.
Mataku tak pernah lepas dari satu wadah bianglala ke wadah bianglala lainnya.
Itu P'Saint! Aku bisa melihatnya.
Deg....deg...
Mereka berciuman. P'Saint dan gadis itu berciuman di dalam bianglala.....
Pandanganku mulai mengabur...
Tubuhku lemas detik itu juga.
Tubuhku merosot terduduk di lantai toko yang dingin.
Air mataku meleleh begitu saja....
Aku....aku tidak sanggup melihat ini...
Sakit diperutku tidak berarti lagi.
Harusnya aku tidak kesini!
Harusnya aku....harusnya aku..."Hiks...hiks...arghhhhhhhhh!!!!!"
_______
Seharusnya aku tidak memiliki rasa ini. Maka seharusnya ku bunuh mati rasaku padamu. Luka...luka ini sungguh sakit....setiap harinya luka ini akan menganga..
Seharusnya rasaku padamu memang tak boleh dibiarkan terus tumbuh...
Karena pada akhirnya hanya aku yang akan tersakiti...
Aku tidak bisa menggapaimu..Cinta kita mustahil, kau tidak akan pernah melihatku!
Aku hanya pemeran sampingan yang mendamba menjadi pemeran utama dalam hidupmu.
Jika memang begitu...aku akan tetap menjadi pemeran sampingan... pemeran yang tidak penting namun masih ada dalam hidupmu.
Itu sudah cukup untuk saat ini.
Aku lelah...aku ingin menyerahTBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Answer In Our Hearts (END)
Fanfiction#1 - Saintsup 18/7/19 #1 - Perthppe 13/8/19 #12 - Thailand 21/7/19 "Aku tahu cinta kita sangat mustahil untuk bersatu. Hatimu sudah menjadi miliknya. Bisakah aku menjadi pemeran utama dalam hidupmu? Pemeran sampingan yang saat ini kujalani , pemera...