Broken Heart 💔

2.1K 238 123
                                    

Jangan lupa vote dan komen 🌟
Chapter yang sangat panjang. Semoga kalian tidak bosan😊

Ignore typos!

Happy Reading^^

The Answer In Our Hearts 🖤

Aku hanya lelaki biasa, bukan seorang pesulap..
Aku tidak bisa menyihir air mata menjadi tawa bahagia...
Aku tidak bisa menyihir takdir untuk tidak menyakiti kita...
Bahkan aku tidak bisa menyihir hatiku sendiri agar bisa berhenti mencintaimu...

Aku masih termenung memandangi foto-foto polaroid yang tersebar di meja belajarku. Rasanya enggan untuk mengakhiri kegiatan memandangi foto-foto ini. Lucu memang, melihat fotonya saja sudah membuat jantungku berdebar hebat...bagaimana nanti ketika aku mengungkapkan perasaanku langsung di depan orangnya?

Kegiatanku sedikit terganggu dengan suara ketukan pintu kamarku.

Tok!tok!

"Permisi Tuan Muda, Bibi boleh masuk?"tanya seseorang dari luar yaitu Bibi Pun. Satu-satunya orang di rumah ini yang boleh masuk ke kamarku.
"Ah Bibi masuk saja!"perintahku sembari aku memberesken foto-foto polaraid ini ke tempatnya semula. Bukan karena aku malu Bibi Pun melihatku begini, ia sudah sangat sering melihat kamar ini dan isinya...ia sudah kuanggap keluargaku sendiri.

Bibi Pun masuk ke kamarku dengan sebuah box kayu coklat sedang ditangannya. Benda apa itu?

Bibi Pun meletakan box itu di lantai. Dan mulai membuka tutupnya yang tersegel oleh sebuah gembok hitam usang. Aku mengernyit bingung sekaligus penasaran. Apa gerangan isi kotak ini?

"Hmm Bi ini punya siapa?"tanyaku penasaran. Bibi Pun masih berusaha membuka segel kotak kayu itu, mungkin karena terlalu tua gemboknya sedikit berkarat.
"Ini punya Tuan Besar, Tuan."jawab Bibi Pun sambil tersenyum ke arahku setelah berhasil membuka kotak itu.

Punya Ayahku? Apa maksudnya Bibi Pun membawanya kemari?

"Maksud Bibi? Kalau ini punya Ayah, kenapa bibi membawanya kemari?"tanyaku yang kini ikut mendudukan diri di lantai untuk melihat kotak ini lebih dekat.

"Ini adalah harta Tuan Besar satu-satunya. Harta yang paling berharga, milik Ibumu, Tuan."jelas Bibi Pun dengan wajah piasnya. Tersirat banyak kesedihan disana.

Milik ibuku?

"Bukankah Ibuku sudah meninggal ketika melahirkan ku dulu bi. Aku juga sudah liat fotonya dulu. Nenek yang menunjukannya padaku."ucapku masih dengan dahi berkerut kebingungan.

"Itu bukan Ibumu tuan muda. Ibu Tuan bukan seorang wanita."ucapan Bibi Pun berhasil membuatku menganga kaget. Ibuku bukan wanita?

"A-apa m..maksud Bibi?"tanyaku masih dalam kagetku.

Jelas-jelas waktu umurku 5 tahun nenek memperlihatkan foto Ibu. Dia seorang wanita keturunan Cina-Thailand. Dia memang sedikit tidak mirip denganku. Tapi itu bukan patokan jelas untuk menentukan dia ibumu atau tidak. Dan Ibuku meninggal ketika melahirkanku, kata nenek...

"Nyonya berbohong tentang semua itu...maafkan Bibi yang baru bisa memberitahumu sekarang...Bibi hanya merasa dulu Tuan muda masih rapuh. Bibi tidak ingin membebani anda Tuan..."jelas Bibi Pun dengan wajah bersalahnya.

The Answer In Our Hearts (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang