Clemi Anggilily, lebih tepatnya ia sering dipanggil Clemi. Gadis berwajah manis dan berkulit putih itu dikenal pendiam, ia tidak memiliki banyak teman namun ia adalah seorang yang berani dan sangat tidak terima jika ditindas oleh siapapun. Bagi Clemi, selain adik kecilnya, harga diri adalah satu-satunya hal yang tersisa dalam hidupnya.****
"La, liat deh itu si Babu. Gangguin yukk!" Seru Mawar.
"Nggak kamu bilang juga pasti bakal aku gangguin." Yola mendekati Clemi yang sedang asyik menikmati makan siangnya sendirian. Setelah tepat di depannya, Yola dengan sengaja menumpahkan nampan berisi makanan yang ia pegang ke meja dimana Clemi makan.
"Kamu sengaja, kan?" Ketus Clemi tak terima atas perlakukan Yola.
"Ups! Sorry...
Tanganku pengen aja ngelakuin itu!" Mawar dan Sari tertawa menyeringai."Mau kalian apa? Aku tidak pernah sekalipun berbuat jahat pada kalian!"
"Karna kamu nggak bisa jahatin kita, jadinya kita deh yang ngejahatin kamu. Nggqk ada maksud apa-apa sih, cuma seneng aja liat kamu kayak gini." Ucap Mawar.
"Lagian kamu bisa sekolah disini juga karna papa, udah sepatutnya kamu jadi babu!" Pekik Yola.
"Aku bisa bersekolah disini bukan karena papa kamu! Aku mendapat beasiswa dan itu bukan hal mudah, tidak usah membanggakan kedudukan papa kamu!" Balas Clemi.
"Kamu bukannya ngucapin terima kasih malah songong!" Yola dengan keras menamparnya dan Clemi balik menyerang dengan tamparan keras juga.
"Kamu, aku jamin mulai besok bakal dikeluarin dari sekolah ini. Inget baik-baik itu!" Sergah Yola kemudian berlalu dengan kedua temannya.
****Keesokan harinya di sekolah, benar saja apa yang Yola katakan. Clemi secara langsung dipanggil menghadap pak Erik. Ditemani oleh pak Ardi, ia berjalan gugup memasuki ruang yang nampak berbeda dari ruangan lainnya.
"Apa benar bapak memanggil murid yang bernama Clemi Anggilily?" Tanya pak Ardi setelah memasuki ruangan nyaman nan mewah di lantai paling atas gedung sekolah itu.
"Iya, dimana dia?"
"Saya, pak." Jawab Clemi pelan.
"Oh, jadi kamu orangnya."
"Iya, pak."
"Saya telah memutuskan, mulai besok kamu tidak perlu datang lagi ke sekolah ini." Tegas pak Erik.
"Maksud bapak, saya dikeluarkan dari sekolah?" Clemi memberikan tatapan heran begitu juga dengan pak Ardi.
"Ya." Jawab pak Erik singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepoi Angin Pilu (END)
Teen Fiction"Sepoi Angin Pilu" 28 Maret 2019 - 04 November 2020. Sebuah kisah luka tidak memiliki alasan untuk hadir baik di awal maupun akhir, ia datang begitu saja menjamah kehidupan manusia sesuka hatinya. Ia hanya ada dan akan selalu melekat untuk melengkap...