16. Sebentar, Seperti Dahulu..

36 6 0
                                    

Di satu moment paling berharga dalam hidup, kita pernah berharap agar waktu berjalan sedikit lebih lama. Berharap agar kelak moment berharga itu akan terulang tetap dengan orang yang sama, namun kenyataannya tidak semua manusia diberi waktu dan keberuntungan yang sama pula.

Ada batasan atas semuanya, bukan? Ada waktu yang tidak akan pernah bisa kembali seberharga apapun ia untuk kita. Maka dari itu, lakukanlah usaha terbaik selama orang-orang berharga itu masih setia menatap langit indah yang sama serta merasakan nyamannya dekapan angin utara.

 Maka dari itu, lakukanlah usaha terbaik selama orang-orang berharga itu masih setia menatap langit indah yang sama serta merasakan nyamannya dekapan angin utara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mi, kenapa sendirian disini? Kamu harusnya menjaga adik kamu saat ibu punya pekerjaan lain."

"Aku mau main! Kenapa harus aku yang jaga adik? Ayah tahu, aku tidak punya banyak waktu untuk bermain sejak adik lahir!" Sembari melempari pantai dengan batu kerikil di tangannya.

"Loh, anak ayah kenapa berbicara seperti itu? Apa kamu tidak sayang sama adik?"

"Aku sayang adik tapi ibu selalu marah padaku sejak adik ada.." Ketusnya.

"Ibu marah karena ibu sayang sama kamu.."

"Ayah bohong! Ibu lebih menyayangi adik daripada aku, ayah juga lebih sering main bareng adik dari pada aku!! Kalau ibu dan ayah hanya menyayangi adik, lalu siapa yang akan menyayangiku? Hikss hikss hikss.." Tangisnya.

"Hahaahaha.. Anak ayah kok malah nangis sih? Sini, Ayah gendong.." Pria yang terbilang muda itu pun mengangkat Clemi kecil naik ke pundaknya. Mereka berjalan di pinggiran pantai ditemani burung camar dan angin yang berhembus sejuk.

"Ayah, kenapa pantai ini sangat luas? Aku tidak bisa melihat dimana ujungnya, bagaimana kalau ada orang yang terjebak di tengah lautan? Apa dia akan baik-baik saja? Apa lautan akan memakannya? Dia pasti ketakutan! Iya kan, yah?" Gumam Clemi kecil.

"Hmm, lautan tidak semenyeramkan itu sayang.."

"Maksud ayah?"

"Apa kamu tahu apa saja yang ada di dalam lautan?"

"Ada ikan, kepiting, cumi-cumi, paus.. Ah, teman-teman pernah bilang ada monster yang hidupnya di laut!" Seru Clemi kecil.

"Hah?? Monster??" Ayahnya terkekeh.

"Iya, teman-teman bilang monster itu sangat besar dan suka memakan manusia!"

"Itu tidak benar, teman-teman kamu hanya menakuti kamu saja.."

"Benarkah? Di laut tidak ada monster?"

Sepoi Angin Pilu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang