10. Aku Hanya Ingin Hidup

82 10 8
                                    


"Sepertinya kakak tidak datang hari ini. Apa karena dia sangat sibuk?" Lora memperhatikan orang berlalu lalang dari lantai atas, ia mencari sesosok perempuan yang tak kunjung ia temukan.

"Kakak kamu tidak akan datang.." Suara berat seorang pria menariknya untuk menoleh ke belakang.

"Kak Daniel!!" Serunya. Senyum tipis sekejap menyambut cowok tinggi nan tampan yang berjalan menghampirinya.

"Waahh, kenapa dengan ekspresi itu? Tidak suka kakak datang kesini?"

"Aku biasanya tidak pernah menaruh dendam atau membenci orang lain tapi untuk sekarang aku memutuskan harus membenci kakak!" Sungutnya.

"Kenapa seperti itu? Apa kamu tidak tahu orang diluar sana berlomba untuk mendapatkan hati kakak ini? Hmmm.." Godanya.

"Kenapa aku harus tahu apa yang orang lakukan diluar sana saat aku tidak punya urusan dengan mereka? Pokoknya aku benci sama kakak, huhh!" Lora membanting wajah cuek sembari berjalan cepat masuk ke kamarnya, Daniel pun menyusul dengan gemas.

"Sepertinya kedatangan kakak menganggu ketenangan kamu. Baiklah, kalau begitu kakak pulang saja.." Daniel memasang wajah murung dan kecewa.

"Maaf.. Aku, aku hanya masih sangat kesal atas ucapan kakak tentang kak Clemi waktu itu." Lirihnya pelan.

"Dan karena itu jugalah kakak datang menemui kamu untuk meminta maaf. Kakak tidak seharusnya berkata seperti itu kemarin. Maaf, kakak benar-benar minta maaf.."

"Aku sudah memaafkan kakak tapi kakak harus janji tidak akan menjelekkan kak Clemi lagi!"

"Iya, kakak janji.. Sebagai ucapan permintaan maaf, kakak bawa sesuatu untuk kamu." Daniel menyodorkan bingkisan kecil, Lora bahkan tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya melihat itu.

" Daniel menyodorkan bingkisan kecil, Lora bahkan tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya melihat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, coklat!!!!" Teriak Lora. Ia kegirangan sembari melompat kecil di atas tempat tidurnya.

"Apa kamu sangat suka coklat?"

"Ya, aku suka! Suka sekali.. Aromanya selalu mengingatkan aku pada kak Clemi dan itu membuat aku semakin rindu saat ia tidak ada disini. Meskipun setiap hari aku bersamanya dan memeluknya, rasanya aku masih sangat merindukan kehadirannya." Celoteh Lora dengan polosnya.

"Wah, sepertinya kamu telah jatuh cinta pada dia."

"Hmm, aku sangat, sangatttt mencintainya!" Tegas Lora lagi.

"Padahal tidak ada yang spesial dari cewek sialan itu." Desis Daniel.

"Apa??? Kakak tadi sudah berjanji tidak akan menjelekkan kak Clemi lagi!" Wajah Lora spontan merengut.

Sepoi Angin Pilu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang