12. Dia Untuk Kakakku

54 7 2
                                    


"Untuk pertama kalinya aku merasa kehangatan seperti ini setelah sekian lama. Lora, cepatlah sembuh! Kakak janji kelak akan pergi ke taman seperti ini bersama kamu.." Clemi menarik nafas panjang lalu pandangannya beralih pada seorang lelaki yang duduk sendirian menikmati ketenangan. Anehnya, itu untuk pertama kali juga ia menyaksikan lelaki itu tersenyum manis sekali.

"Kenapa akhir-akhir ini aku sering melihat sisi baik dari si pemarah itu? Tapi kalau diperhatikan, dia sepertinya tidak seburuk yang aku pikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa akhir-akhir ini aku sering melihat sisi baik dari si pemarah itu? Tapi kalau diperhatikan, dia sepertinya tidak seburuk yang aku pikirkan. Aku mulai bisa mengerti akan sikap kasar dan dinginnya. Ditinggal seseorang tanpa alasan, selama ini ia pasti sangat tersiksa dan kesulitan." Clemi sesaat terus memandangi Daniel dari jauh.

" Clemi sesaat terus memandangi Daniel dari jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gitu amat liatinnya.." Suara Yola membuyarkan lamunan Clemi.

"Ehemm!! Melihat siapa? Aku tidak sedang melihat Daniel.." Elak Clemi.

"Emangnya aku ada bilang kamu liatin dia?"

"Itu, hmm.." Clemi malah semakin salah tingkah.

"Udah gasusah dijelasin, anterin makan ke kakak sana.." Yola menyodorkan sekotak makan siang.

"Kenapa harus aku? Kamu bisa memberi langsung padanya."

"Aku males ngomong sama dia.."

"Tapi aku.." Yola berlalu tak menghiraukan tolakan Clemi.

"Kamu saja tidak suka dengan sikap kakak kamu sendiri, bagaimana aku? Ihh!!" Perlahan Clemi mendekati lelaki itu dan dengan canggung meletakkan kotak makan siang tanpa sepatah kata.

"Apaan tuh??"

"Bom atom! Ya makanan lah.." Ketus Clemi.

"Kan aku cuma nanya, jawabnya gausah pake urat kalii!"

"Kan kamu udah liat itu kotak makan siang, emang masuk akal kalau isinya batu?"

Sepoi Angin Pilu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang