Happy Reading:)
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 5 menit lalu. Kelas-kelas sudah mulai sepi. Hanya tersisa beberapa siswa yang masih menunggu jemputan atau menunggu angkutan umum. Sepertinya mereka ingin cepat-cepat sampai ke rumah. Begitu juga dengan The Bros. Mereka sudah berada di tempat parkir. Bersiap untuk pulang.
"Nanti malem jadi nggak?" Tanya Kevin, memulai percakapan.
"Jadi dong," jawab Satria dan Rian bersamaan.
"Oke, kalau gitu gue duluan ya, udah ditungguin sama Dara," Rian menyalakan motornya kemudian memakai helm full face nya.
"Hati-hati bro,"
"Gue juga duluan ya," Kevin menepuk bahu Andra dan Satria yang dibalas anggukan oleh keduanya.
"Lo mau disini aja atau pulang ndra?"
"Pulang lah," Jawab Andra ketus.
"Untung lo sahabat gue, kalau bukan udah gue karungin," Satria menggelengkan kepalanya, untungnya ia sudah terbiasa dengan sikap Andra.
Andra menatap Satria dengan tatapan datarnya.
"Yaudah, gue duluan ya, sampe ketemu nanti," Andra mengangguk, mengamati punggung Satria yang lama-kelamaan sudah tak terlihat lagi. Tanpa pikir panjang, Andra langsung menyalakan motornya dan bergegas menuju gerbang.
Tepat di gerbang, Andra melihat seorang cewek yang tidak asing baginya. Ia melirik ke samping kiri, tepat di halte ada seorang cewek yang tengah duduk dengan pandangan kosong. Nggak salah lagi, itu kan cewek yang waktu itu. Batinnya.
Andra sedikit kaget ketika tiba-tiba orang yang tengah ia tatap itu juga tengah melihat ke arahnya. Namun sepersekian detik berikutnya gadis itu kembali mengalihkan perhatian ke jalanan.
Dalam hati, Andra ingin menegur gadis itu kemudian mengajaknya pulang bersama. Tapi cepat-cepat ia mengurungkan niatnya itu. Sejak kapan seorang Andra mau mengajak cewek pulang bersama? Akhirnya Andra melajukan motornya dengan kecepatan tinggi tanpa mau melirik gadis itu.
☃️☃️☃️
Peluh terlihat membasahi kening gadis yang tengah duduk di halte itu. Tangan kanannya memegang sebuah buku yang ia jadikan sebagai kipas. Kemudian tangan kirinya mengelap keringat yang menetes di kening hingga lehernya yang jenjang.
Hari memang sudah mulai sore, namun nampaknya matahari masih ingin berlama-lama menampakkan teriknya. Hari ini cuacanya memang panas. Tidak seperti kemarin-kemarin yang tiba-tiba turun hujan. Cuaca di Bandung memang akhir-akhir ini sedang tidak menentu. Kadang panas, kadang hujan.
Keyra masih duduk manis di halte sekolah. Tangannya sudah mulai pegal karena sedari tadi ia gunakan untuk mengipasi tubuhnya. Dengan muka yang kucel dan rambut yang ia ikat kuda asal-asalan itu kini tengah menatap lurus ke depan. Ikatan rambutnya itu semakin mempertegas lehernya yang jenjang. Walaupun dengan penampilan yang sudah berantakan, namun gadis itu masih terlihat mempesona.
Keyra kini sudah mulai terbiasa menunggu angkutan umum. Walaupun terkadang ia tidak sabaran karena tak ada bus atau angkutan yang tak kunjung lewat. Namun dari itu semua, Keyra belajar bahwa ia harus sabar dalam semua hal dan ia juga harus bisa mandiri agar tidak terus-menerus bergantung pada orang lain.
Tak berapa lama, Keyra mendengar deru suara motor yang sangat ia kenal dari arah gerbang. Karena terlalu sering mendengarnya, lama-kelamaan ia menjadi hafal dengan suara motor itu dan tentu saja hafal dengan si pemiliknya. Tepat seperti dugaannya, suara motor itu milik Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
KeyrAndra
Teen FictionAndra yang dingin dan Keyra yang hangat. Andra yang cuek dan Keyra yang peduli. Kisah tentang dua orang dengan sifat yang saling bertolak belakang namun saling melengkapi satu sama lain. Apakah perjuangan Keyra untuk meluluhkan hati Andra yang beku...