Bab 2: Andra Danuar Septian

188 12 0
                                    

Andra Danuar Septian. Cowok dengan mata setajam elang, rahang tegas, kulit putih bersih, tinggi, jambul yang cetar membahana dan jangan lupa dengan dada bidangnya yang pelukable banget.

Siapa si yang nggak kenal dengan seorang Andra? Most wantednya SMA Bina Nusantara, si pelanggar aturan yang kerjaannya hampir tiap hari telat. Pokoknya tipe-tipe badboy banget deh hehe. Tapi jangan salah, Andra adalah anak emas dengan segudang prestasi. Si kapten basket dengan kharisma nya yang tak henti memikat hati setiap wanita.

Tak hanya wajahnya yang rupawan, namun Andra juga unggul di bidang akademik maupun non akademik. Selalu meraih peringkat pertama di kelas dan juga peringkat pertama angkatan. Ahhh pokoknya sempurna deh, boyfriend goals banget. Tak heran, banyak cewek yang mencoba mendekatinya baik secara terang-terangan maupun diam-diam. Namun, tak ada satupun dari mereka yang mampu meruntuhkan tembok yang dibangun kuat-kuat olehnya. Sikap cuek dan dinginnya seorang andra sudah tidak dapat diragukan lagi. Boro-boro pacaran, senyum sama cewek aja nggak pernah. Huhhhhh

Tepat pukul 07.30 Andra memasuki wilayah sekolahnya. Dan sudah dapat ditebak, gerbang sekolahnya pasti sudah ditutup. Dengan santainya ia turun dari motor besarnya dan perlahan melepas helm full face yang selalu ia kenakan. Kemudian merapikan jambulnya yang sedikit berantakan menggunakan jari-jarinya. Sumpah demi apapun, tidak ada yang bisa menolak kharisma seorang Andra. Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dusta kan?

Cowok blasteran Spanyol itu berjalan perlahan menuju gerbang yang disana sudah ada pak Jono dan tungguuuuuu. Disana juga ada seorang cewek yang tengah berbicara dengan satpam sekolahnya itu. Andra melirik pelan ke arah si cewek, tepat satu detik berlalu Andra sudah mengalihkan kembali seluruh perhatiannya pada pak Jono. Bodoamatlah sama tuh cewek, pikir Andra.

Dengan ujung matanya itu Andra dapat melihat bahwa cewek bertubuh mungil yang berada disebelahnya sedang menatapnya lekat-lekat. Ia tahu arti tatapan itu. Kagum dan terpesona. Memang tidak ada satupun cewek yang tidak tersihir dengan pesonanya. Dan lagi-lagi Andra tak mempedulikannya dan tetap bersikap cuek dan tenang. Stay cool hehe. Tidak mungkin kan si beku itu peduli pada seorang cewek? Itu kan bukan Andra banget.

"Mas mas, kok nggak ada bosannya tiap hari telat terus."

Andra sudah hafal kalimat yang sangat memuakkan itu. Bayangkan saja hampir setiap hari ia telat dan menerima kalimat itu dari pria paruh baya yang ada dihadapannya.

Perlahan, Andra mendekat dan berbicara sebentar dengan pak Jono. Dan tak lama kemudian gerbang pun terbuka. Tanpa banyak cakap, Andra langsung kembali ke arah motornya dan bergegas masuk ke parkiran. Ia sempat melihat si cewek mungil itu yang masih terus menatapnya dengan mulut terbuka. Gue tahu kalau gue ganteng, tapi ngeliatinnya nggak usah segitunya juga kali. Hati-hati tuh iler sampe netes. Andra bergumam sendiri.

Andra celingak-celinguk mencari area parkir yang masih kosong. Dan hampir semua sisi sudah terisi oleh kendaraan siswa lain. Mata tajamnya terus bergerak kesana-kemari. Dan.... Ketemu. Di bagian pojok masih tersisa ruang untuk memarkirkan motor kesayangannya itu.

Dari kejauhan Andra melihat seorang cewek tampak sedang dimarahi oleh seorang guru. Tak salah lagi, itu pak Arif. Guru yang dikenal killer oleh semua siswa Bina Nusantara. Tapi tidak termasuk Andra, menurutnya pak Arif tidak ada apa-apanya. Jadi tidak ada yang perlu ia takuti. Dan kalian harus tahu, Andra sudah berlangganan kena omel dan dapat hukuman dari pak Arif. Tapi nyatanya, itu tak membuatnya jera sama sekali. Dan tanpa dijelaskan pun, ia sudah tahu hukuman untuknya. Membersihkan toilet.

"Andra Danuar Septian!! Kamu nggak bosen saya hukum karena selalu terlambat? Hmmm? Baru kelas 11 aja udah gaya sok ngelanggar aturan? Mau jadi apa kamu? Jadi siswa nggak ada disiplinnya sama sekali."

Jangan heran dengan teriakan itu, bahkan Andra sudah kebal karena hampir setiap hari ia selalu mendengar omelan pak Arif. Dan seperti biasa, cowok itu tampak sangat tenang dengan wajah tanpa ekspresi. Oh God, mungkin cuma Andra yang bisa melakukan itu. Kalau siswa lain mungkin sudah takut setengah mati dengan tubuh gemetar. Tapi Andra? Ia hanya memasang wajah datar. Dasar muka tembok memang!

"Kenapa diam saja kamu? Nggak bisa jawab pertanyaan saya? Sekarang kamu bersihkan toilet di koridor kelas 10 sampai bersih. Dan jangan masuk ke kelas sebelum pekerjaan mu selesai."

Tanpa menjawab sepatah katapun, Andra langsung pergi begitu saja. Lain Andra lain juga dengan Keyra. Gadis itu terlihat susah payah menelan salivanya dan ketakutan. Apakah Andra peduli? Kalian pasti sudah tahu jawabannya kan? Akan jadi keajaiban dunia jika Andra peduli pada cewek yang baru ditemuinya hari ini.

                             ☃️☃️☃️

TBC

Siapa nih yang pengin punya pacar kaya Andra? Wkwk

Guysss jangan lupa votmennya yaaa, tengkyuuuuu

Regards,
icaagust_

KeyrAndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang