Bab 13: Aku, Kamu, dan hujan

54 1 2
                                    

---------------

"Gue selalu suka saat hujan turun. Karena setiap kita nangis, hujan akan menghapusnya bersama tetes yang luruh ke bumi. Karena setiap hujan turun, setelah itu akan datang pelangi yang indah. Sama kayak kehidupan, karena disetiap kesedihan pasti akan datang kebahagiaan yang udah Tuhan siapin buat kita. Entah cepat atau lambat."

Keyra Adinda Septiani

---------------

Happy reading :)

Andra melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Malam ini, ia berniat mengunjungi salah satu club yang biasa ia datangi. Tatapan matanya kosong. Seakan tidak ada secercah harapan pun yang bisa ditemukan dalam dirinya.

Pemandangan yang pertama kali menyambut indra penglihatan Andra adalah kerumunan orang-orang yang tengah meliukkan tubuhnya di dance floor. Andra meliriknya tanpa minat. Kemudian melangkah menuju meja bartender.

"Roy, biasa," Setelah mengatakan itu Andra beranjak menuju meja yang jaraknya sedikit jauh dari arena dance floor, di sudut ruangan.

Tangannya bergerak mengambil satu batang rokok dan pemantiknya. Cowok yang malam ini memakai jaket hitam itu menghisap rokok nya dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Entah sudah berapa batang rokok yang ia habiskan dalam satu hari.

Tak lama, Roy datang.

"Lo kayaknya lagi banyak pikiran ya ndra," Roy duduk di sebelah Andra.

Tatapan Andra menerawang jauh entah kemana. Mungkin raganya memang berada di tempat itu, namun pikirannya seakan tidak berada di tempat yang sebagaimana mestinya.

"Ndra," Tepukan singkat di bahu Andra membuatnya terkesiap.

"Eh kenapa Roy?"

"Lo lagi banyak pikiran ya?" Roy kembali mengulang pertanyaan nya untuk yang kedua kalinya.

"Biasa," jawab Andra singkat.

"Masalah bokap?" Tanya Roy hati-hati, karena ia tahu pertanyaan itu agak sensitif bagi Andra.

Andra mengangguk singkat. Meletakkan rokoknya di asbak lalu tangannya terulur mengambil gelas yang tadi dibawa oleh Roy dan menenggak isinya hingga habis.

"Nggak usah terlalu di pikirin lah ndra, mending lo senang-senang aja. Tadi gue lihat banyak cewek cantik tuh disana," Roy menunjuk pada beberapa wanita yang tengah berjoget di arena dance floor. Rata-rata dari mereka memakai mini dress dengan memperlihatkan bagian paha. Tak jarang juga dengan bagian terbuka di area punggung.

Mungkin bagi sebagian orang yang berada disana akan tergoda. Namun tidak dengan dengan Andra. Andra melirik ke arah yang ditunjuk oleh Roy.

"Ngga minat gue,"

"Gue lupa kalau lo nggak doyan cewek ndra," Terdengar kekehan di akhir kalimat Roy.

"Yaudah gue balik ke sana dulu ya," pamit Roy yang dijawab anggukan singkat oleh Andra.

Andra kembali mengambil rokoknya, membakarnya, kemudian menyelipkan di bibirnya. Beruntung Andra memiliki warna bibir yang agak merah sehingga tak kentara kalau ia sering merokok.

Kejadian tadi sore kembali berkelebat di kepalanya.

"Andra, papa mau ngomong" Ucap Arya memulai pembicaraan. Dilihatnya anak lelakinya itu yang bahkan untuk menatapnya pun seakan sangat enggan.

KeyrAndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang