--------------
Mungkin sekarang belum waktunya bagi si matahari untuk mencairkan hati si es yang beku. Tapi suatu saat, entah berapa hari, bulan, atau bahkan tahun yang akan datang perlahan mereka akan saling menyempurnakan
Keyra Adinda Septiani
--------------
Happy reading
"Buruan yuk, gue udah laper banget gila," Teriak Reva. Bel istirahat baru saja berbunyi sekitar satu menit yang lalu dan guru yang mengajar juga baru saja keluar kelas, namun gadis itu sudah berteriak-teriak seperti orang kesurupan."Nggak usah teriak-teriak juga kali rev," Teriak Olin; si sekretaris kelas.
"Ini kelas woy, bukan hutan," Ucap salah satu siswa yang duduk di belakang.
"Ye bilang aja lo sirik karena nggak punya suara yang merdu kaya gue. Iya kan? Ngaku lo!" Reva berkacak pinggang di bangkunya.
"Udah ayo buruan, katanya udah laper banget," Keyra cepat-cepat menarik tangan Reva. Karena kalau tidak cepat-cepat ditarik keluar, maka adu mulut tidak dapat dihindarkan. Dan tentu saja Reva tidak akan mau mengalah sebelum si lawan bicara diam tak berkutik.
Sean dan Dara yang belum selesai mencatat pun langsung menutup buku mereka dan berlalu mengekor di belakang Reva dan Keyra.
Mereka berempat berjalan beriringan di sepanjang koridor. Hampir seluruh siswa SMA Bina Nusantara tumpah ruah di koridor bawah menuju kantin. Keyra mencoba bersikap biasa saja, mencoba menganggap angin lewat setiap kata-kata pedas yang kembali ia dapat dari orang-orang yang ia temui. Awalnya ada yang berbisik-bisik, kemudian secara terang-terangan.
Tak hanya Keyra rupanya yang mendengar itu, tapi teman-temannya juga.
"Nggak usah di dengerin apa kata-kata mereka Ra," Dara yang berada di samping kanan Keyra berbisik pelan.
"Anggep aja kalau mereka itu fans lo," Giliran Sean yang berada di samping kiri Keyra berbisik di telinganya.
Keyra tuh, gayanya udah kayak cabe aja!
Pasti dia yang goda Kak Andra duluan!
Pakai pelet kali tuh anak!
Dasar cewek penggoda!
Reva yang memang sudah tidak tahan mendengar kata-kata pedas yang ia dengar di sepanjang koridor pun mulai terpancing emosi.
"Heh lo kalau punya mulut tuh dijaga," Teriak Reva.
"Kenapa lo nyolot si?" Siswi yang tadi berbicara kata-kata kurang sopan pun ikut terpancing juga.
"Udah rev, nggak usah diladenin," Keyra menarik tangan Reva.
"Tapi mereka udah keterlaluan Ra," Ucap Reva.
"Iya Ra, kata-kata yang tadi itu udah keterlaluan tau nggak," Imbuh Dara.
"Udah lah biarin aja, nanti kalau capek mereka bakal berhenti dengan sendirinya," Keyra mencoba menengahi.
"Lain kali nggak akan gue biarin, tuh mulut nggak disekolahin kali ya," Reva masih kesal, walaupun kata-kata kasar itu tidak ditujukan untuknya, tapi ia juga bisa merasakan sakit hati yang dirasakan Keyra.
"Udah yuk, nanti malah kita nggak kebagian meja," Akhirnya mereka berempat kembali melangkahkan kakinya menuju kantin.
☃️☃️☃️
KAMU SEDANG MEMBACA
KeyrAndra
Teen FictionAndra yang dingin dan Keyra yang hangat. Andra yang cuek dan Keyra yang peduli. Kisah tentang dua orang dengan sifat yang saling bertolak belakang namun saling melengkapi satu sama lain. Apakah perjuangan Keyra untuk meluluhkan hati Andra yang beku...