Bab 12: Lebih dekat

58 1 2
                                    

---------------

Ketika kita memutusakan untuk memilih, maka kita harus siap dengan apapun konsekuensinya.

Keyra Adinda Septiani

---------------

Happy reading:)

Kak Andra?

Keyra masih menatap Andra dengan tatapan kaget. Dengan mulut yang terbuka sempurna, Keyra terus memandangi punggung cowok itu. Punggung itu memang terlihat kokoh, namun disisi yang berbeda terlihat rapuh?

Entah sudah berapa lama Keyra berdiri di sebelah rak yang berisi deretan camilan hingga tanpa sadar, tubuhnya menghalangi jalan. Keyra tersadar setelah mendapat tepukan singkat di bahu kirinya.

Keyra berjengit, membalikkan tubuhnya dan mendapati seorang wanita paruh baya.

"Mba, permisi ya saya mau lewat. Kalau mau melamun itu jangan di jalan," Keyra terkesiap. Dengan wajah yang masih sedikit terkejut dan bingung, ia mencoba tersenyum.

"Maaf Bu, silahkan." Keyra menggeser tubuhnya ke kanan, memberikan lebih banyak celah pada ibu itu untuk lewat.

Perasaan di situ juga ada jalan, ngapain ibu itu sampai repot-repot ceramahin gue?

Ibu itupun berlalu dari hadapan Keyra. "Dasar anak jaman now! Kalau galau sampai nggak tahu tempat,"

What???

Keyra masih bisa mendengar kalimat yang keluar dari mulut ibu itu yang tidak bisa dibilang pelan.

☃️☃️☃️

Keyra mulai mengantre di kasir. Di depannya masih ada tiga orang. Seakan tersadar, gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mencari cowok dengan punggung kokoh itu. Andra.

Tatapan Keyra seakan terkunci saat ia melihat ke arah belakang. Orang yang sedari tadi ia cari ternyata ada di belakangnya, tengah memainkan ponsel tanpa mempedulikan keadaan sekitar.

Keyra gugup, bahkan hanya dengan melihatnya saja. Entah mengapa, ketika berada dekat dengan Andra, Keyra menjadi sosok yang lain. Tidak seperti biasanya. Gadis itu menjadi lebih banyak diam. Keyra bukanlah gadis yang pendiam, bahkan bisa dibilang ia sangatlah mudah bergaul dengan orang baru. Tapi tidak ketika bersama Andra.

Andra mendongakkan kepalanya yang otomatis membuat tatapan mata mereka bertemu. Keyra terdiam. Bingung harus melakukan apa. Sudah jelas-jelas ia kepergok tengah melihat cowok berjambul itu.

Keduanya sama-sama diam. Larut dalam manik mata masing-masing. Keyra dengan bola matanya yang hitam pekat dan Andra dengan bola mata yang coklat gelap.

Keyra memutuskan untuk mengakhiri acara tatap-tatapan nya dengan Andra. Tatapan itu tajam dan dingin. Seolah menusuk Keyra bagai sebilah belati. Ia tak yakin, jika mereka tetap bertatapan seperti itu, Keyra bisa pulang dengan selamat. Saking tajamnya tatapan itu mungkin mampu membunuh siapa saja yang ditatap.

Keyra melangkah ke arah depan kasir, kemudian menaruh keranjang belanjaan nya di meja.

"Totalnya seratus tiga puluh lima ribu rupiah mba," ucap si penjaga kasir.

Deg!

Mampus! Gue kan cuma dikasih uang seratus ribu sama bang Keyno? Gue juga nggak bawa uang lagi. Shit!!!

KeyrAndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang