Bab 20: Genggaman Andra

37 2 0
                                    

---------------

"Gue mungkin emang bukan cowok yang baik, tapi gue nggak akan turunin anak orang di tengah jalan"

Andra Danuar Septian

---------------


Happy reading:)

Sudah sekitar sepuluh menit yang lalu Keyra berdiri di gerbang sekolah. Entah sudah berapa kali ia memandangi ponselnya kemudian beralih memandang jalanan yang ada di depannya. Papanya tadi menelepon bahwa beliau akan menjemputnya. Tapi sudah sepuluh menit berlalu dan Papanya tak kunjung datang juga.

Keyra menggerak-gerakkan sepatunya, mencoba mengusir rasa bosan yang menderanya. Suasana sekolah sudah sepi karena bel pulang juga sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu. Keyra terpaksa pulang terlambat karena hari ini jadwal ia piket. Gadis itu kembali menoleh ke kiri, berharap melihat mobil papanya. Namun ia harus menelan kekecewaannya.

Keyra berjengit kala mendapati ponsel yng sedari tadi ia genggam tiba-tiba bergetar. Satu senyuman terbit di wajahnya, ketika ia mendapati nama 'papah' di layar ponselnya. Tanpa ragu Keyra langsung menggeser tombol hijau dan panggilan pun tersambung.

"Halo pah? Papah udah sampai mana? Ini Keyra nunggu di gerbang," Ucap Keyra terlebih dahulu.

"Maaf ya ra, papah nggak bisa jemput. Soalnya ada urusan mendadak," Keyra menghela nafasnya, hari ini ia harus naik bus lagi. Tapi apa salahnya kan? Lagi pul ia juga sudah mulai terbiasa.

"Ooh gitu, yaudah nggak papa nanti Keyra naik bus aja," Dengan berat hati Keyra mengucapkan itu.

"Hati-hati ya Ra, langsung pulang jangan kelayaban," Terdengar kekehan dari ujung sana.

"Siap bos," Keyra menurunkan ponsel yng ada di telinganya tepat ketika sambungan terputus. Ia baru saja akan berjalan ke arah halte ketika ia mendengar keributan di parkiran motor. Bukannya melangkah ke halte, Keyra malah berjalan masuk ke gerbang. Ia ingin memastikan keributan apa yang tengah terjadi.

Keyra terdiam ketika melihat pemandangan di depannya. Pemandangan yang cukup menyesakkan untuk ia lihat. Kalau tahu akan begini, Keyra lebih memilih untuk tidak masuk jauh ke parkiran. Kini di depannya, hanya berjarak dua meter ia melihat Andra dan Bela. Kenapa juga Keyra harus ada di jarak sedekat itu?

Tak hanya Andra dan Bela yang Keyra lihat, ada komplotan Bela dan juga anggota The BROS. Mereka hanya menyaksikan Bela yang masih mencoba meraih tangan Andra sedangkan Andra mati-matian menepisnya. Terlihat dari raut wajahnya, Andra terlihat sangat risih dengan tingkah Bela. Cowok itu bahkan sudah hampir menaiki motornya, tapi kemudian tertahan karena tangan Bela yang lagi-lagi menyentuh tangannya.

Andra tidak suka ketika ada orang yang berani menyentuhnya, tidak peduli siapa pun itu.

"Ndra, please gue balik sama lo ya," Dengan suara yang manja Bela terus menggoyangkan tangan Andra. Bela sangat tahu kalau tindakan yang ia lakukan hanyalah akan berakhir dengan kesia-kesiaan. Apalagi melihat raut wajah Andra yang sangat dingin dengan rahang yang mengeras. Nyali Bela langsung menciut seketika. Namun ia tidak akan menyerah, tidak peduli dengan seberapa keraspun penolakan yang Andra lakukan.

"Lepas," Ucap Andra dingin sembari menepis tangan Bela yang terus mencoba meraih tangannya.

"Ayolah sayang, masa kamu tega si biarin aku pulang sendiri," Lagi dan lagi Bela mengatakan itu dengan nada yang manja, yang membuat siapa saja bahkan muak mendengarnya.

KeyrAndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang