01: bad relationship

1.4K 171 23
                                    

andaikan aku terlahir sebagai anak tunggal.

kalimat itu selalu yohan ucapkan baik secara lisan mau pun dalam hati. kebenciannya terhadap kedua adiknya, mingyu dan jinwoo, sepertinya telah mendarah daging dalam dirinya.

kalau jin pengabul permintaan benar-benar ada, permintaanku hanyalah terlahir sebagai anak satu-satunya. itu saja, aku akan sangat bersyukur.




"terus tadi adek lo gimana, han?"

suara junho memecahkan lamunan yohan. ia melirik junho sebentar sebelum meneguk minuman dari dalam gelas kecilnya, lalu menghela nafas. "minkyu... si bego itu, ngadu ke bokap gue. bokap gue langsung izin pulang dari kantor buat jemput jinwoo."

"males banget gue jemput jinwoo. kenapa harus gue, coba? bokap gue gak tau gue benci banget sama anak sial itu apa gimana?" tambah yohan, mendecak kesal seraya mengacak-acak rambutnya.

"memangnya adek lo gabisa naik bus apa?"

"dia pernah kecelakaan waktu kelas 1 sekolah dasar. bus field trip sekolahnya nabrak truk." jelas yohan, dengan ekspresi datarnya.

"oh, my..."

"heran gue. kok anak itu selamat, sih."

"heh! han, ngomong apa sih lo!" seru junho refleks, mendorong pelan pundak yohan.

"ck. dia itu penyebab nyokap gue meninggal. gimana gue gak kesel? dia itu anak pembawa sial, jun." ujar yohan. yohan mengepalkan tangannya kencang-kencang, merasakan emosinya meluap-luap.

"oh, sori, bro. sekarang lo mendingan calm down dikit deh. muka lo sampe merah gitu."

yohan menengok, "gue terlalu benci sama kedua adik gue, ho."




———



"jinwoo! cepetan turun, nanti ditinggal ayah loh! ayah udah di dalem mobil!" minkyu berseru, mendongak ke arah tangga rumah.

"iya kaaaak! sebentaaaar!" balas jinwoo dari lantai atas. minkyu tersenyum simpul, membawa langkahnya ke teras rumah.

raut wajahnya berubah drastis saat melihat kakaknya sedang duduk di teras, memasang tali sepatunya. minkyu ragu untuk duduk di sebelahnya apa tidak, namun pada akhirnya, ia melakukan itu.


"kakak kemana tadi?"

bukannya menjawab, yohan malah tertawa. namun minkyu tahu, itu adalah tawa sarkas. sudah terdengar jelas, too freaking obvious.

"kayak lo peduli aja."

"aku nanya karena aku peduli." balas minkyu, masih sibuk mengikat tali sepatunya.

"makasih ya. karena lo kunci motor gue disita, gue gak boleh numpang mobil ayah dan harus repot repot jalan kaki ke halte bus. thanks a lot."

"your welcome." balas minkyu tak kalah sarkas.

"kakaaaak! ayo!" teriak jinwoo, suara hentakan kakinya terdengar sampai ke teras.

"ayo," mingkyu berdiri dan menggenggam tangan sang adik.

saat jinwoo berjalan melewati yohan, yohan sempat menatap sebentar adiknya itu. namun, tatapannya terlihat seakan itu merupakan... tanda ancaman. jinwoo mendekat ke tubuh minkyu, cepat-cepat mengalihkan pandangannya.

Siblings  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang