13: our first conversation

843 124 16
                                    


xyla menengadah, memandang langit di atasnya yang penuh dengan awan cumulus. helaan nafasnya terdengar begitu jelas, merasa bosan menunggu yohan yang tengah menarik uang tunai di atm.

dia ngambil duit apa bobol atm sih, begitu batinnya.

saat angin berhembus menerpa wajahnya, tiba-tiba saja sebuah memori terlintas di benaknya.

hari dimana ia mulai memanggil yohan tanpa embel-embel 'kak', mereka berdua jadi semakin dekat semenjak itu.

"lo panggil gue yohan aja."

ia teringat kembali saat perkenalan mereka. ia masih ingat betul, beberapa minggu setelah ia resmi menjadi anggota osis... hari dimana ia akhirnya bisa berbicara langsung dengan kakak kelas yang sudah lama ia kagumi.






beberapa tahun yang lalu...

"hei, lo xyla bukan?"

sebuah suara menghentikan langkahnya. xyla langsung mengangguk, lalu kemudian mengernyit, "kakak... kim yohan ya?" juara taekwondo kebanggaan sekolah?

"iya. nih, pak seokhoon nyuruh gue ngasih formulir ke lo." yohan mengulurkan tangannya, memberikan secarik kertas kepada gadis itu. ah, pasti urusan lomba, xyla membatin.

"iya. makasih ya kak." xyla membungkuk sopan di depan seniornya itu, kemudian celingukan mencari tempat duduk yang kosong di kantin.

bel pulang sekolah telah berbunyi sejak lama, dan ia belum makan siang. ia berniat makan dulu sebelum pulang ke rumah, namun kantin nampaknya telah dipenuhi para murid kelas sebelas.

"disini aja."


"iya?" xyla lantas menoleh.
tadi kak yohan yang ngomong kan?

"duduk disini aja. udah pada penuh semua."

baik sekali?

"oh- eh... makasih." xyla tadinya ragu, tapi mau bagaimana lagi? tempat duduk sudah penuh diisi. xyla meletakkan tasnya, dan berjalan untuk memesan makanan. ia kembali lagi ke meja itu beberapa saat kemudian, menyantap makanannya.

makanan xyla sudah setengah habis, dan ia dan yohan dari tadi masih saling diam. xyla sibuk makan, dan yohan sibuk dengan ponselnya.

ajak ngomong aja kali ya? itung-itung nambah temen yang kakel.

"kakak yang di mading bulan lalu karena juara nasional taekwondo ya?" kata xyla, sedetik setelah selesai meneguk minumannya.

"iya, itu gue." balas yohan, matanya masih tertuju pada ponsel.

"kalo lomba kali ini, tingkat apa?"

"tingkat kabupaten. tapi kalo gue lolos, gue bisa sampe ke tingkat nasional."

mulut xyla membentuk huruf o, diam-diam berekspresi kagum.
"good luck, ya kak."

"thanks."

"lala!"

tepat setelah yohan berbicara, xyla dipanggil oleh seseorang. itu mingyu, yang saat itu belum menjabat sebagai ketua osis.

"formulir lomba udah dikumpulin semua?" tanyanya, mencoba memastikan.

xyla mengangguk, "iya... eh, tinggal punya si hyungjun deng. lo udah?"

Siblings  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang