16: someone hates her

684 119 2
                                    

jawaban mingyu kemarin masih terus terngiang-ngiang di telinga yohan, entah kenapa.

"maaf, kak. gak bisa."

kalau ditanya kesal apa tidak, jawabannya pasti kesal. di tambah lagi, sorot matanya yang tajam tertuju pada dua orang yang tengah berjalan dari kejauhan, mingyu dan xyla.

rasanya ia makin benci.







"lala!"

obrolan mingyu dan xyla terpotong begitu saja, saat chaewon memanggil nama xyla sambil berlari ke arahnya. saat ia sudah berdiri tepat di depan kedua orang itu, chaewon berbicara.

"kamu dipanggil ke ruang osis."

"oh?" kedua alis xyla bertaut.

mingyu bertanya, "memang ada apa?"

"nggak tahu, bu yumi yang nyuruh aku."
jawab chaewon.

"mungkin urusan sekretaris." ujar xyla, "aku ke ruang osis ya."

mingyu menahan tangannya, "aku ikut."










mingyu menunggu dari luar ruang osis. dirinya tak diizinkan masuk, membuatnya penasaran sepenting apa urusan xyla dengan bu yumi.

bahkan ketua osis sepertinya tidak diperbolehkan masuk? hebat.


"xyla, di mana uang kas osis?" bu yumi melontarkan pertanyaan kepadanya.
"heejin bilang ada di kamu?"

xyla langsung teringat akan map kecil yang ia simpan di dalam lokernya. saat itu bendahara osis semuanya tidak ada yang masuk, jadi uang kas dipegang sementara oleh sekretaris.

"ada di lokerku, kan, heejin?" xyla menatap heejin yang berdiri di sebelah bu yumi.

heejin menggeleng, "nggak ada."


"hah?" xyla mengernyit bingung. ia sudah memberi tahu heejin soal map birunya itu, kan? kalau bukan di loker, di mana lagi?

"beneran? udah kamu cek?"

heejin menelengkan kepalanya lagi, membuat xyla panik. apa... aku bawa di rumah? seingatku tidak pernah!


"t-tapi..."

"kamu mencuri uangnya, kan?" tuduh bu yumi, membuat xyla tersentak kaget.

dengan panik ia menggeleng, "enggak, bu! sumpah!"

bu yumi melipat kedua lengannya, terlihat tidak percaya. keringat dingin mulai bercucuran di dahi xyla. oh, ayolah xyla... kalau kamu tidak salah, tak usah takut.

bu yumi menyodorkan tangan kanannya, meminta, "sini, data proker akhir semester."

"ah-" xyla teringat data proker itu juga ada di map birunya. "nggak ada juga bu.."

"apa?" bu yumi melotot. xyla tak berani menatap matanya, sehingga ia menunduk.

"kamu ini tidak becus apa gimana?!" bentak bu yumi, "ibu nggak suka ya punya murid gak jujur kayak kamu!"

xyla menatap sepatu hitamnya, rasanya ingin membantah tuduhan itu namun suaranya seakan tersangkut di tenggorokannya. ia memilih untuk diam.

bu yumi memijit keningnya, "kamu ini bikin ibu pusing aja. habis ini, ibu ngajar di kelas kamu. kamu nggak boleh ikut pelajaran ibu."












seperti perintah bu yumi, xyla tidak boleh mengikuti pelajarannya. xyla menghela nafasnya, merasa pegal karena sudah berdiri sejak tadi di depan kelas, hukumannya atas kesalahan yang sama sekali tak ia lakukan. ia tidak berbohong.


"siapa yang tidak mengerjakan pr?"


ia bisa mendengar suara bu yumi dari dalam. namun, ia terkejut saat mendengar suara mingyu setelah itu.



"saya." mingyu berdiri, otomatis semua mata tertuju padanya.




"mingyu?"
"hah, yang bener aja?"
"mustahil!"




mereka mulai berbisik-bisik, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. hal ini pasti akan heboh ke satu penjuru sekolah jika murid-murid kelas lain juga mengetahuinya.

bu yumi menunjuk pintu kelas, "keluar."


mingyu membungkuk sopan sebelum berjalan keluar dari dalam kelas, tersenyum saat melihat lala yang kelelahan berdiri di sana.

"minum sebentar, yuk?"

xyla, detik itu juga, rasanya ingin menangis. ia memaksakan dirinya untuk tersenyum, mengangguk pelan.

si ketua osis bahkan merelakan julukan si rajin yang selalu melekat padanya tercoreng  hanya karena ingin menemui xyla.


dan dari kejauhan, yohan mendengus tidak suka melihat mereka.

Siblings  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang