yohan melangkah menyusuri trotoar yang sepi itu. hari sudah larut, hanya ada cahaya bulan sabit yang terlihat di langit. hawa dingin serasa menusuk kulitnya, sehingga ia menggosokkan kedua telapak tangannya hingga terasa hangat, lalu menempelkan permukaan telapak tangannya ke tengkuknya.
ia menarik zipper jaketnya, namun langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok anak kecil hanya dengan kaos tipis dan celana pendeknya, duduk di pinggir trotoar, masih menjajakan dagangannya.
loh?
yohan lantas mendekati anak kecil itu, berjongkok di sebelahnya.
"hei. kamu belum pulang?"
"ah... hehe, belum, kak. masih mau jual ini." anak kecil itu tersenyum, menunjuk kotak berisi puluhan kemasan tissue kering.
yohan ikut tersenyum, lalu ia melirik arlojinya. sudah jam sembilan malam, apa orang tuanya tidak mencari anak ini? "mamamu memang tidak khawatir?"
"ibu nggak tahu, kak. ibu sedang sakit di rumah. masih tidur. aku mau jual ini semua sampai habis supaya bisa beli obat." balas anak itu, disusul senyum manisnya.
"ah... kamu kelas berapa?" tanya yohan lagi.
"kelas 6 sd."
sama seperti jinwoo.
yohan teringat akan adiknya itu, namun senyumnya langsung luntur.
kenapa aku harus ingat-ingat anak itu?
"kakak beli semua, ya." kata yohan, membuat anak itu melongo tak percaya.
"hah?! serius?! semua, kak?!"
"iya! nih, ini." yohan mengambil tangan anak itu, meletakkan dua lembar uang pecahan seratus ribu ke atas telapak tangannya. "buat beli obat, ya."
"ah, kak, maaf aku tidak ada kembalian—"
"ambil saja semua." potong yohan, "semoga ibumu cepat sembuh, ya, dek."
anak itu sontak tersenyum lebar, "makasih, kak! makasih! nanti aku bilang ke ibu, ternyata ada orang sebaik kakak! semoga ibu sembuh dan bisa masak untukku lagi!!!"
yohan mengangguk, ikut senang melihat anak itu.
"nama... kakak? aku boleh tau, tidak?"
"yohan." yohan menarik anak itu ke dalam pelukannya, tak peduli akan pakaiannya yang kotor. "selalu berbakti pada ibumu, ya. oh, kalau namamu?"
"namaku yechan! aku senang sekali, terima kasih kak yohan!"
yohan kemudian melepaskan jaketnya, lalu memakaikannya kepada anak itu. "ini. dingin sekali, kalau tidak pakai apa-apa kamu bisa sakit."
"wah... kakak baik sekali... baru pertama kali aku bertemu orang sebaik kakak!!" anak itu berseru senang, "nanti aku bilang ke ibu aku bertemu kakak. nanti kita beli obat, terus kalau ibu sudah sembuh, aku ingin bantu ibu masak!"
mendengar antusiasme sang anak, yohan mengangkat kedua alisnya, "lalu, apa lagi?"
"aku mau mencuci piring bersama ibu, ke pasar bersama ibu, menjual kue bersama ibu, berjalan-jalan ke pasar malam bersama ibu, banyak, deh!"
yohan membelai pelan rambut anak itu, tersenyum tulus. "selalu buat ibumu bahagia, ya, yechan. nah... kakak pergi dulu." yohan berdiri, mengambil kotak berisi tissue itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Siblings ✓
Fanfictionsemua orang tahu kim yohan dan kim mingyu adalah dua kakak beradik yang tidak pernah akur. yohan bahkan tidak mau menganggap si bungsu, jinwoo, sebagai adiknya. xyla, sahabat kedua kakak beradik itu, selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri. seben...