18: heartbeat

727 113 8
                                    

"mingyu, maaf..."

kedua perempuan itu tidak segan menatap si ketua osis di depan mereka. suaranya bergetar, bukti perasaan takutnya.

"k-kita akan mengaku pada xyla, tapi jangan beri tahu bu yumi soal ini." mohonnya.

mingyu yang biasanya selalu tersenyum, kali ini enggan untuk melakukan itu. ia dengan wajah datarnya menggeleng,
"jangan. minta maaf. padaku," tekannya,
"minta maaf pada xyla."


mingyu berbalik, meninggalkan kedua orang itu di belakangnya. setelah tahu kondisi wajahnya yang babak belur dihajar kakaknya karena dikira sebagai pelakunya, mereka baru mengaku?

menyedihkan.



———


mingyu melirik arlojinya. notasi jam 5, ia pulang makin telat dari hari-hari biasanya.

ia mendongak ke atas, melihat langit. bayangan gadis bernama xyla tiba-tiba muncul dalam benaknya, ia merasa bersalah karena telah menjauhinya.

ia hanya tidak mau gadis itu tahu soal perkelahiannya dengan sang kakak, itu saja.

mingyu tersentak saat seseorang menarik tangannya, ia sontak menoleh. karena tubuhnya yang mungil, mingyu sampai harus menunduk ke bawah.

ah, xyla.


"berantem... sama kak yohan?" tanyanya, meringis sendiri melihat bekas kebiruan di pipinya.

"maaf.... kak yohan nuduh aku yang curi itu." mingyu melirih, "nakyung dan chaeyeon pelakunya."

walau pun begitu, xyla masih saja tetap merasa bersalah. "maaf... karena ak-"

"nggak apa apa." mingyu memotong kalimatnya, menarik pelan pipi si gadis. "jangan khawatir, ya?"





———




"permisi!" seru mingyu, menunggu dengan sabar di depan pintu rumah si gadis.

malam ini, beruntung akhirnya ia mempunyai free time. seorang kim mingyu jarang sekali merasakan udara luar malam hari di masa remajanya kini.
laki-laki itu selalu disibukkan oleh tugasnya sebagai seorang murid dan seorang kakak.

ia akan pergi ke festival kuliner bersama xyla, berdua.

pintu akhirnya dibuka, dan mingyu agak tersentak. ternyata bukan xyla, namun sang ibunda yang membukanya. ia buru-buru membungkuk sembilan puluh derajat.

"permisi, tante." harus sopan.



"wah, yohan ya?"

"dia mingyu, mamah!!!" xyla berteriak dari belakang.

"oh, kirain. sama sama ganteng sih."

mingyu hanya tertawa pelan melihat xyla yang merotasikan bola matanya. xyla pamit kepada ibunya, "aku pergi, ya mah."










"hati hati ya di jalan! jam 9 udah pulang loh ya!" sang ibu mengingatkan, memantau mereka berdua dari teras rumah.

"iya, tante!"

"manggilnya mamah aja!" koreksi sang ibu, membuat xyla malu dan refleks menepuk jidatnya. astaga mama!!!

"i-iya, mah!" mingyu tertawa, memakai helmnya dan tersenyum melihat xyla si belakangnya.

Siblings  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang