19: painful

662 109 3
                                    

kemarin malam mungkin merupakan hari yang tidak dapat dilupakan seumur hidup oleh seorang lee xyla.

mingyu dan dirinya mengabadikan momen mereka tadi malam lewat foto, yang tidak mereka unggah kemana pun. bisa bahaya nanti, warga sekolahnya pasti akan asyik bergosip bila tahu.

xyla mengunci lokernya, dan di waktu yang sama, yohan menghampiri lokernya.

"ah, yohan!"



xyla tersenyum, namun... yohan sama sekali tidak mengacuhkannya. kerutan di kening xyla adalah ekspresi kebingungannya akan perilaku yohan.

mereka sempat bertatapan, namun yohan seperti menganggap xyla tak pernah ia kenal.

yohan mengambil beberapa buku sebelum berbalik dan pergi menjauh, tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada xyla yang masih berdiri di sana.

ada apa?






"xyla."

sebuah suara membuyarkan lamunannya, yang sontak membuatnya menoleh.

"chaeyeon?"

"boleh nitip ini?"

xyla menunduk, melihat sebuah dompet yang digenggam chaeyeon.

"oh? punyamu?"

"iya. nitip, ya, la."

tanpa berpikir panjang, xyla mengangguk. "oh, okay..."

"aku mau ke ruang musik dulu. dah."

chaeyeon tersenyum sebelum berjalan pergi, dan xyla membalas senyumannya. saat chaeyeon telah beberapa langkah jauhnya darinya, xyla menatap dompet itu.

kenapa harus dititip padaku segala?







———





"ya, yohan?"

sosok di sebelahnya tiba-tiba menepuk pundaknya, memecahkan lamunan yohan. yohan mengerjapkan matanya,
"a-apa? hah?"


"lo gak dengerin gue?"


"lo ngomong apaan?"


"anjir, udah gue jelasin panjang lebar juga." sihun merotasikan bola matanya.


"kenapa sih lu? banyak pikiran banget keknya. takut ga lulus ya?"

"apaan sih bacot," yohan mendecak kesal, menendang pelan betis hyeop.

pernyataan hyeop soal yohan yang terlihat banyak pikiran, sepertinya benar. sejak semalam ia tak berhenti memikirkan soal mingyu dan xyla—yang makin dekat—apa lagi saat kemarin ia menyaksikan sendiri betapa serasinya mereka.

ia diam-diam mengikuti mingyu pergi, dan hal berikutnya yang ia ketahui, ternyata adiknya itu menemui xyla.

bagaimana yohan tidak kesal?






"weh, gila!"

tiba-tiba hangyul berseru, membuat mereka berempat sontak menoleh.

"apaan?"

"liat."



hangyul menunjuk ke arah utara, dan mata yohan langsung tertuju ke sana.
pupil mata yohan melebar di saat ia menyadari xyla terduduk di tanah, sebab di dorong oleh sang putri ceo yang sangat terkenal di sekolah mereka, jiheon.




Siblings  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang