08: truth or dare

845 119 7
                                    

"udah berapa orang tuh yang dateng?" tanya dohyon lewat panggilan teleponnya dengan eunsang.

"gue, lala, yujin, heejin, hyeongjun sama junho. eh tunggu— ah. yohan juga."

"hah? mana?" xyla mengangkat dagunya, dan eunsang menunjuk ke arah jam satu. yohan tengah berjalan menghampiri mereka.

"yaudah, ini bentar lagi nyampe! tunggu ya!" ucap dohyon, kemudian sambungan telepon dimatikan.

"haaai," sapa yohan, tersenyum ke arah xyla, meski pun bukan hanya dia yang ada di sana.

xyla melipat kedua lengannya, "hai, yang katanya mau fokus belajar."

"maunya fokus sama lo."

smooth yohan, smooth.

xyla mendengus kesal, tak mau menatap mata yohan lama-lama. jantungnya bisa nggak sehat gara-gara gombalannya!

mereka sekarang sedang di mall, di spot patokan di mana mereka akan bertemu. wonjin yang merencanakan acara hangout ini, namun orangnya sendiri belum datang.

"nah, itu minkyu!" seru eunsang, menunjuk ke arah belakang junho berdiri.

yohan terkejut, "kok ada minkyu?!"
pantas saja aku lihat dia siap-siap keluar tadi!

"emang wonjin gak kasih tau lo apa, kak?" tanya heejin yang digelengi oleh yohan.

astaga... kenapa harus ada anak itu?

"hai... maaf telat." minkyu terengah-engah saat telah sampai di depan mereka.
"jinwoo belum makan siang, hahah..."

"nggak apa-apa, kok!"

"JINWOOOOO!" lala berlari ke arah anak itu, mencubit pipinya gemas.

"wih ngajak adek juga lo?" sahut junho yang diangguki oleh mingyu. "wonjin bilang boleh, kok."

yohan menatap kedua adiknya itu dengan tatapan tidak suka, diam-diam ia berdecak kesal.



oke... perkumpulan kakak dan adik kelas ini kayaknya bakalan kacau.









"WEEEEH!" teriakan jungmo membuat mereka semua menoleh, semua tatapan tertuju pada jungmo.

"ayo main truth or dare!" ajaknya penuh antusias. semua telah selesai makan malam, jadi jungmo rasa ini waktu yang tepat untuk mengajak teman-temannya bermain game.

"bocah banget sih?!" dohyon berdecak kesal.

"heh lo, bocah ngomong bocah!" wonjin menyenggol pelan lengan dohyon.

"kekanak kanakan tau gak, kak?!"

"bodo amat, yang gak ikut bayar ini semua." ujar jungmo sambil menunjuk piring-piring di meja, yang membuat mereka semua bergidik ngeri. semua ini pasti harganya selangit.

"oke deh."

"pake pulpen ini ya! oi oi, singkirin piringnya!" suruh si raden jungmo, yang dipatuhi oleh mereka semua.

jungmo meletakkan pulpen yang barusan digenggamnya di tengah-tengah meja, lalu ia putar.

pulpen itu tak berhenti berputar selama beberapa detik, sampai akhirnya gerakan pulpen itu terhenti, dan ujung pulpen menunjuk ke arah...




hyeongjun.


"AHHH SERU NIH!!" eunsang menepuk kedua tangannya.

"truth..." bisik hyeongjun, menutup wajahnya rapat-rapat.

Siblings  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang