"sejak kapan kakak suka sama xyla?"pertanyaan mingyu sontak membuat yohan hampir tersedak minumannya. ia meletakkan gelasnya, mengerutkan dahinya. "y-ya... kalo lo? sejak kapan?"
"kenapa malah nanya balik, sih." mingyu merotasikan bola matanya, membawa minuman cokelat panasnya dan duduk di sebelah jinwoo di sofa.
"gue... nggak... tau pasti, sih." yohan menggaruk kepalanya, "dia bikin gue ngerasa nyaman segampang itu."
mingyu membuka buku pr jinwoo, mengeceknya satu per satu. "oh. sama kalau begitu."
yohan mencuri pandang kepada mingyu. sebenarnya ada beribu kata yang ingin ia sampaikan kepada adiknya itu, namun ia tak tahu apa yang menahannya.
"jinwoo, bukannya kakak udah ajarin materi ini? kenapa masih bisa salah?!"
yohan cukup kaget mendengar nada suara mingyu yang tinggi terhadap jinwoo. setahunya, mingyu sama sekali tidak pernah seperti itu.
"maaf kak..." jinwoo menunduk, tidak berani bertatapan dengan mingyu.
"kerjakan lagi yang benar." mingyu meletakkan buku itu di meja, mengacak-acak rambutnya asal. ia nampaknya sedang banyak pikiran.
setelah mingyu membawa langkahnya ke kamar, yohan yang sekarang duduk di sebelah jinwoo.
"kak mingyu kenapa, kak?"
"nggak tahu." yohan mengangkat kedua pundaknya. "wah, matematika ya? susah banget ya?"
jinwoo mengangguk, lalu yohan segera mengambil pensil dan mengajari jinwoo cara mengerjakan dengan benar. jinwoo manggut-manggut selama yohan menjelaskan; kakaknya itu berbicara dengan pelan dan mudah dimengerti.
"jinwoo..." yohan menyebut nama adiknya.
"iya?"
"ayo main. jadi mata-mata. targetnya kak minkyu."
———
"wih!"
gadis itu melebarkan matanya, cukup terkejut dengan benda yang disodorkan minkyu secara tiba-tiba.
ia sontak mengernyit, "dari siapa?"
mingyu mendecak, "ini buat kamu, lala!"
"oh?" sebuah senyuman muncul di wajahnya, "gilaaa, makasih loh!"
xyla menerima buket bunga itu, memeluknya erat-erat. "ulang tahunku masih lama padahal! ini dalam rangka apa deh?"
"lala."
suara minkyu tiba-tiba merendah. makin berat. menyadari itu, xyla memasang muka kebingungannya, menatap dua manik mata mingyu yang terpantul cahaya lampu kafe.
"hm?"
"would you be mine?"
gadis itu malah membeku, tak mampu bergerak sama sekali.
dua-duanya sama-sama terdiam. yang satu gugup akan jawaban lawan bicara, dan yang satu terlalu shock dihadapkan pada situasi ini.
minkyu menggigit bibirnya, merasa makin cemas karena xyla yang malah terdiam sangat lama.
apakah artinya ia ditolak?

KAMU SEDANG MEMBACA
Siblings ✓
Fanfictionsemua orang tahu kim yohan dan kim mingyu adalah dua kakak beradik yang tidak pernah akur. yohan bahkan tidak mau menganggap si bungsu, jinwoo, sebagai adiknya. xyla, sahabat kedua kakak beradik itu, selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri. seben...