Part 18. Kau sedih aku pun sedih

115 10 1
                                    



"Tapi kenapa tadi kak Danu marahinnya gitu banget" ucap Feby sebal.

"Hehe itu mah rencana kita mau ngerjain kalian" ucap Danu enteng.

"Ih nyebelin" ucap Kinta, Novi, dan Feby bersamaan.

"Udah udah jangan ngambek dong" ucap Raka membujuk Kinta dkk.

"...."tidak ada jawaban dari ketiganya.

"Kok diem sih" heran Danu.

"....." masih tidak ada jawaban  dari mereka bertiga akhirnya Andre menyerah.

"Maafin kita lah. Kalian boleh mesan apapun itu kita yang traktir" bujuk Andre.

"Beneran?" tanya Kinta dkk serempak.

Alhasil Andre, Danu dan Raka hanya bisa mengangguk pasrah. Toh uang bisa dicari tapi bidadari seperti mereka sulit untuk dicari.

Setelah itu Kinta dkk langsung memesan makanan yang bisa dibilang tidak sedikit itu.

Tak lama pesanan Kinta dkk pun datang.

"Pelan-pelan yang makanya. Nggk ada yang minta kok" ucap Raka yang melihat Feby makan dengan lahap.

"Iyha ihni ugha udhah phelaann" ucap Feby nggk jelas karena mulutnya sudah dipenuhi oleh makanan.

Andre sedari tadi melihat Kinta yang lagi makan sesekali Andre tertawa melihat Kinta yang sedang tertawa karena tingkah konyol Feby. Tak terasa ternyata mereka sudah lama di kafe tersebut. Akhirnya mereka berenam pun memutuskan untuk pulang.

"Udah sore nih pulang yuk" ajak Danu sambil melirik jam tangan yang melingkar indah dipergelangan tangannya.

"Kuy" jawab mereka berlima menyetujui ajakan Danu.

Setelahnya pun mereka berenam tertawa bersama karena ucapan mereka yang tak direncanakan dan terucap secara bersamaan.

Akhirnya mereka berenam memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Berhubung tadi ketiga gadis itu tidak membawa kendaraan alias tadi mereka naik taksi. Jadinya sekarang ketiga gadis itu diantar oleh sang pangeran mereka.

Ditengah perjalanan mereka terpisah karena arah rumah mereka yang berbeda. Dan sekarang Kinta dan Andre sedang dalam perjalanan menuju rumah Kinta. Disepanjang perjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan baik Kinta maupun Andre. Kinta yang sedang fokus menikmati semilir angin sore yang berhembus menerpa wajahnya sedangkan Andre yang fokus mengendarai motornya.

Selang beberapa menit kemudian mereka berdua telah sampai di rumah Kinta. Pada saat Kinta ingin berbicara pada Andre, handphone milik Kinta berbunyi tanda ada yang meneleponnya. Kinta pun langsung mengangkat panggilan tersebut setelah melihat dengan jelas nama yang tertera disana yaitu sahabatnya, Feby.

'Haloo Feb ada apa?'

'Kin hiks Novi Kin hiks hiks...'

'Lo kenapa nangis? Novi kenapa?'

'Novi dia kecelakaan hiks hiks...'

'Sekarang lo dimana? rumah sakit mana?'

'Di******'

'Oke gue kesitu sekarang'

Tuut tuut tuut

"Kak Novi kak hiks" ucap Kinta sambil terisak mengingat baru saja mereka berpisah dan sekarang dia sudah mendapat kabar bahwa Novi mengalami kecelakaan.

"Novi? Novi kenapa?" tanya Andre panik karena melihat Kinta menangis.

"Ayo cepet ke rumah sakit" ucap Kinta cepat sambil masih menangis.

Karena Andre melihat Kinta yang sudah menangis seperti itu ia jadi tidak tega dan langsung menuruti kemauan Kinta. Tapi sebelumnya Andre sempet pamit ke Mang Udin karna kebetulan beliau sedang mencabuti rumput liar di depan rumah Kinta.

Saat diperjalanan  Kinta masih saja menangis. Andre sampai khawatir sendiri. Selang beberapa menit mereka berdua sudah sampai ditempat tujuan.

Kinta berlari di koridor rumah sakit untuk cepat sampai ditempat Novi sekarang. Sampai ia melihat 2 cowok dan satu cewek. Itu adalah Feby, Raka dan Danu. Feby menangis terisak didekapan Raka sedangkan Danu ia duduk di kursi tunggu sambil menatap kebawah dengan keadaan yang jauh dari kata rapi. Rambut acak-acakan wajah yang sembab mungkin Danu habis menangis.

"Novi gimana? dia kenapa Feb?" tanya Kinta sambil memandang kearah Feby.
Feby hanya manangis menangis dan menangis.

"Kak...Novi kenapa? bukannya tadi Kakak yang nganterin Novi?" tanya Kinta kepada Danu yang ditanya hanya diam tak bergeming sedikitpun.

Karna Kinta lelah ia pun duduk disamping Feby dan Andre pun mengelus rambut Kinta dan membawanya ke dalam pelukannya.

Tak lama setelah itu pun Dokter keluar dengan wajah yang tak bisa ditebak. Dengan cepat mereka semua yang ada disitu langsung berdiri dan ingin menanyakan keadaan Novi.

"Dok bagaimana keadaan teman saya?" tanya Novi dengan nada khawatirnya.

"Teman kalian tidak apa-apa untung teman kalian cepat dibawa kesini jadi bisa cepat ditangani tapi ia masih harus dirawat disini untuk beberapa hari kedepan supaya bisa pulih seperti sedia kala" jelas dokter tersebut dengan senyum ramahnya. Setelahnya dokter pun pergi meninggalkan mereka berlima setelah mengatakan bahwa Novi sudah bisa dijenguk.
























AKU MAU BERTERIMA KASIH SAMA KALIAN YANG UDAH SETIA BACA CERITA INI WALAUPUN YANG BACA BARU SATU DUA ORANG TAPI AKU UDAH BERSYUKUR SEENGGAKNYA ADA YANG NUNGGU CERITAKU INI.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA

The Cold Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang