Part 37. Kembali

21 3 0
                                    

"Kapan?" ucap Kinta, kini dirinya tengah berada di balkon kamarnya.

"Feby udah di lamar Raka dan bentar lagi mereka bakal nikah, Novi baru aja di lamar Arkan. Kenapa nasib gue gini banget ya? Hahahaa tapi gakpapa, aku akan setia nunggu kamu Kak, kamu harus cepet pulang! Gak kangen emang sama aku? Aku selingkuh nih kalo kamu gak pulang juga, jangan salah yaa di Kampus tuh banyak yang suka sama aku, siapa sih yang bisa nolak pesona aku? Hahaha canda kak," ucap Kinta sambil menatap bintang yang ada di langit.

"Udah ah capek aku ngomong terus, mau tidur aja, bye bye Kak Andre." ucap Kinta lalu berjalan menuju kasurnya.

•••

Pukul 14.30 WIB

"Gimana Feb? Lo jadinya nikahnya kapan?" tanya Novi kepada Feby, mereka saat ini tengah berada di Kafe milik Kinta.

"Kin gue haus nih bikinin minum dong," suruh Feby.

"Gue sekalian Kin," Novi ikut menambahi.

Kinta yang tengah asik bermain ponsel pun langsung mendengus kesal dan pergi untuk membuat minuman pesanan kedua sahabatnya itu.

Memang kedua sahabatnya ini selalu meminta Kinta yang membuatkan minuman atau makanan yang mereka pesan. Mereka berdua hanya ingin dibuatkan oleh Kinta.

Tak lama akhirnya Kinta pun datang dengan nampan yang berisi tiga coffe latte. Selera mereka memang sama untuk urusan minuman, sama-sama penyuka kopi.

"Woee gue tadi nanya lo belum dijawab pea!" ujar Novi kesal sambil menepuk pundak Feby keras. Feby yang tengah minum pun hampir tersedak.

"Ih apaan sih lo kalo gue tadi kesedak gimana trus meninggal gimana? Gue gajadi nikah sama bebep Raka dong, ehh astagfirullah," ujar Feby kesal. Novi dan Kinta hanya tertawa melihat wajah Feby yang merah, sepertinya ia kesal.

"Lebay lo ah." cibir Kinta.

"Gue daritadi nanya belum dijawab juga, dasar maemunah!" umpat Novi.

"Ehehee dua bulan lagi," jawab Feby cengengesan.

"Kenapa nggak besok aja nikahnya?" tanya Novi santai.

"Yee lo kira nikah tuh gampang! Mana bisa cepet gitu, kan harus nyiapin tempatnya, nyiapin gaun segala macemnya," bukannya Feby yang menjawab melainkan Kinta. Kinta menjawab dengan sekali tarikan nafas, seperti orang ngerap.

"Jiah si Kinta tau banget keperluan orang nikah, udah pengen nikah ya Kin," goda Novi sambil menaik turunkan alisnya. Feby juga menyenggol pundak Kinta sedangkan Kinta hanya mendengus kesal.

"Apasih lo gaje!" ucap Kinta kesal lalu tangannya mengambil gelas coffe nya dan meminumnya dengan kasar. Kedua sahabatnya hanya tertawa melihat itu. Mereka berdua juga sebenarnya kasian melihat Kinta yang sampai saat ini masih bertahan menunggu Andre pulang.

"Eh kemarin gue liat si Celin, Rena sama Sofi," ucap Feby tiba-tiba.

"Hm terus?" jawab Novi malas.

"Mereka kayaknya udah gak jahat deh, soalnya kemaren pas ketemu gue juga mereka nyapa gue sambil senyum gitu," ucap Feby polos. Novi yang mendengar pun hanya memutar bola matanya malas.

"Plus den Feb jangan terlalu percaya sama mereka, mungkin itu cuma topeng mereka, lagian orang jahat itu akan terus jahat sampe kapanpun," ucap Novi ngegas, ia sangat tidak suka membahas kakak kelasnya saat SMA itu.

"Udahlah Nov, lo juga jangan gitu. Siapa tau mereka emang udah berubah, dan gak selamanya orang jahat itu bakal jahat terus. Mereka bisa berubah baik asalkan ada niat dan mereka mau berubah dengan sungguh-sungguh. Artinya mereka berubah emang karna pengen memperbaiki diri bukan untuk mendapat pujian dan perhatian kita." jelas Kinta dengan mata yang menatap Novi dalam. Ia tau kalau sahabatnya yang ini masih tidak suka dengan Celin dkk.

"Hmm iyaa iyaa, maaf," ucap Novi tulus. Kinta yang mendengar pun hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya. Sedangkan Feby malah asik meminum coffe nya sambil bermain ponsel. Santuy banget nih anak, batin Kinta.

"Eh ke rumah gue yuk, kita ngedrakor mumpung besok gue gada matkul, kalian juga gak ada kan?" ajak Feby antusias, karena mereka sudah lama sekali tidak menghabiskan waktu bersama.

"Gue sih kuy aja," ucap Novi.

"Okedeh ayok." setuju Kinta.

Tak lama setelah itu mereka pun  meninggalkan Kafe dan pergi menuju Rumah Feby. Mereka pergi menggunakan mobil Kinta. Dalam perjalanan mereka terus mengoceh tiada henti.

"Eh eh itu tempat apaan?" tanya Feby ingin tau.

"Taman." jawab Kinta sambil masih fokus menyetir.

"Udah deh Feb, gue udah tau akal busuk lo. Lo pasti mau bilang itu tempat gue ditembak Danu yakan?! Bosen gue dengernya, tiap lewat sini lo pasti ngomong gitu," ucap Novi kesal. Sedangkan Feby dan Kinta hanya cekikikan di depannya. Memang setiap mereka pergi bersama dan melewati Taman itu pasti Feby akan sangat bersemangat menjahili Novi.

"Katanya udah move on tapi kok gue bahas dikit langsung ngegas gitu," lagi, Feby tak berhenti menggoda Novi. Ia tak merasa takut sedikitpun melihat tatapan tajam Novi. Ia malah semakin bersemangat menggoda Novi.

"Jangan-jangan lo belum bisa move on ya?! Wah parah,"

"Gaboleh gitu tau Nov, kasian Arkan."

Feby masih terus mengoceh tidak jelas sepanjang jalan. Kinta sesekali tertawa mendengar ucapan Feby yang terdengar seperti sedang menasehati anaknya. Sedangkan Novi, dia sudah memasang headset di kedua telinganya supaya tak mendengar ocehan tak berfaedah Feby.

"EH ITU DANU?!"








































Hey jumpa lagi sama aku:v
Buat kalian yang gatau atau lupa sama Celin dkk, kalian bisa baca di part 14

The Cold Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang