Delapan

55 7 2
                                    

"Kadang kita perlu menjadi jahat agar tidak selalu di rendahkan."

Happy reading.

****

Entah bagaimana ceritanya kini Mely tengah berada di kelas Ken dan duduk di sebelah Ken. Ken memaksanya untuk tetap berada di kelas itu.

Walaupun Mely sudah merengek minta keluar Ken tak kunjung mempersilahkan Mely kembali ke kelasnya.

"Ken ih nanti kalo ada guru gimana!" rengek Mely dengan bibir mencerut.

Ken hanya melirik sebentar kemudian kembali fokus kepada game di hp nya, "biarin aja" jawab Ken cuek.

Mely mencerutkan bibirnya dan membuang mukanya. Ia harus berfikir untuk bisa kembali ke kelasnya. Sampai satu ide terlintas di otak cemerlangnya itu.

"Ken aku kebelet ni" ucap Mely sambil bergerak-gerak tak nyaman.

Lagi dan lagi Ken hanya melirik sebentar dan kemudian kembali fokus ke game di hpnya.

"Ken ih!" ucap Mely kesal.

Ken diam.

"Ken!"

Ken masih saja diam.

"Kenzie!"

Masih sama,Ken masih diam seolah dia tak mendengar teriakan Mely.

"KEN HUAAA KEN!" jerit Mely dan membuat seisi kelas menatap Mely dan Ken dengan tatapan berbeda beda.

Ken akhirnya menoleh dan mendapati Mely menundukan kepalanya, "kamu kenapa?"

"Hiks..hiks..hiks.." isakan kecil keluar dari mulut Mely dan itu membuat Ken menghentikan aktivitas bermain gamenya dan menatap Mely dengan alis terangkat satu.

"Ko kamu nangis?"  tanya Ken bingung.

Mely mendongkak dan menatap Ken dengan mata memerah dan bibir mencerut, "aku pipis" ucap Mely pelan.

Detik itu juga tawa Ken memenuhi seisi kelas. Dan Mely hanya mencerutkan bibirnya dan menunduk malu.

"Kamu beneran pipis?" tanya Ken sambil tekekeh.

Mely memukul lengan Ken dengan keras dan itu membuat sang empunya meringis kesakitan, "kamu pikir aku boongan?!" tanya Mely sewot.

Ken menghentikan tawanya dan mengeluarkan jaket dari dalam tasnya dan menyodorkannya kepada Mely.

"Nih pake" ucap Ken sembari memberikan jaketnya kepada Mely. "Biar ga malu" lanjutnya.

Mely menerima jaket itu dan langsung memakaikan nya di pinggang.

"Balik gih ke kelas"

Mely melotot. Segampang itukah Ken menyuruhnya kembali ke kelas atas apa yang ia lakukan? Membuat Mely malu di dalam kelas pacarnya itu sendiri?

Mely bangkit dari duduknya, kemudian ia menggebrak meja dengan kuat dan menibulkan bunyi yang keras. Itu membuat seisi kelas kaget tak terkecuali Ken yang ada di samping Mely.

Cinta Patah dan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang