Tujuh belas

44 3 0
                                    

"Bahkan ketika tawa mu berderai dengannya,aku tetap menyukai nya walau luka selalu bertanya."

Happy reading...

***

Nampaknya pagi ini cuaca sedang tidak bersahabat. Buktinya awan yang tadinya cerah kini berubah menjadi hitam ke gelapan.

Ada yang menyukai hujan,karna hujan bisa menghilangkan stres. Dan ada juga yang membenci hujan,karna setiap kali melihat hujan,luka lama itu selalu muncul kembali.

Seperti sekarang ini,seorang cowok dengan tas ransel di pundaknya sedang menatap ke arah jalanan yang mulai basah karna rintikan hujan.

Ia benci hujan. Itulah kenyataan.

Ia menatap jalanan dengan tatapan kosong. Setiap ia melihat hujan,luka lama itu selalu muncul kembali.

Cowok itu menghela nafasnya panjang. Mau sampai kapan ia seperti ini? Selalu terngiang ngiang dengan masa lalu nya,ketika ia sudah memiliki orang baru.

"Mau sampai kapan gue kayak gini?" gumamnya pelan.

Hujan terus mengguyur kota jakarta pagi itu. Ia sengaja tidak membawa mobil,karna menurut nya ia ingin setelah sepulang sekolah nanti ia ingun menghabiskan waktunya dengan berjalan jalan dengan pacarnya. Ah jadi rindu saja!

"Permisi, saya boleh numpang duduk?"

Suara seorang perempuan tiba tiba mengagetkan pria yang sedang duduk di halte dekat rumahnya.

Pria tersebut memperhatikan gadis di sebelahnya dengan saksama. Ia seperti mengenal gadis ini,ia rasa ia pernah bertemu dengannya tapi dimana?

"Kenzie Winata" ucap gadis itu tiba tiba.

Ken terlonjak,bagaimana perempuan ini tau namanya?

Gadis itu terkekeh melihat raut wajah terkejut Ken. Kemudian gadis itu beranjak dari halte tersebut dan meninggalkan tanda tanya besar bagi Ken.

"Siapa dia? Kenapa dia tau nama gue?" gumam Ken pelan.

***

Mely melipat kedua tangannya di depan dada nya. Ia merasa kesal karna hari ini hujan,jadi kelasnya tidak bisa ber olahraga hari ini.

"Kenapa hujannya pas jam olahraga sih?!" Mely berdecak sebal. Pasalnya ketika dirinya olahraga pasti Ken selalu memperhatikan nya,karna kelas IPS 1 tidak terlalu jauh dari lapangan.

"Yaudah sih Mel gapapa,lagian kita bisa olahraga minggu depan" ujar Dea,teman sekelas Mely.

"Biasa De,pengen diliatin pacarnya tuh" sahut Salsha jahil.

Mely menatap Salsha tajam. Hancur sudah mood nya pagi ini!

Saat sedang sibuk mendumel tidak jelas,tiba tiba ada seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

"Misi mba,cuman mau ngingetin disini banyak yang ga kasat mata. Jadi jangan lama lama disini" bisik orang itu tepat di telinga kanannya.

Mely berdegik ngeri,memang rumor tentang lapangan di sekolah nya itu sangat terkenal. Pernah waktu itu ada seorang siswi yang bunuh diri di ujung lapangan dengan menyayat nyayat tangannya sendiri. Sungguh menyeramkan!

Cinta Patah dan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang