DF-21

1.3K 43 6
                                    

Happy reading
.
.
.

Setelah mengatakan itu, baik Nayya maupun Alwi tidak ada yang mau membuka pembicaraan lagi. Alwi sibuk menyetir, sementara Nayya sibuk memikirkan perkataan Alwi tadi.

Nayya merasa ada sedikit kejanggalan dari perkataan Alwi, 'Kenapa Alwi berbicara seolah dia melihat kejadian tadi.' Pikir Nayya.

Karena rasa penasaran nya yang begitu dalam, Nayya memutuskan untuk bertanya pada Alwi langsung, walau sebenarnya dia merasa gengsi untuk memulai pembicaraan duluan.

"Apa lo ngeliat gue sama kak Fahri tadi?" Tanya Nayya ragu

Alwi menoleh sebentar, lalu menjawab, "Iya. Gue liat semua nya tadi. Gue liat mulai dari Fahri ngasih kejutan buat anniversary kalian, lalu berlanjut dengan Fahri ngelamar lo, dan berakhir pada saat lo mutusin dia sesuka hati lo. Waw, gue gak bisa ngebayangin seandainya gue yang ada di posisi Fahri. Pasti sakit banget rasanya. Diputusin pas lagi ngarep-ngarep nya." Jawab Alwi

Nayya diam sebentar, berusaha mencerna apa yang baru saja dikatakan Alwi, lalu detik selanjutnya, Nayya tertawa lepas. "Hahahah. Emang ada ya kalimat diputusin pas lagi ngerep-ngarep nya? Kok gue baru tau sih." Ucap Nayya setelah selesai tertawa

"Ada lah. Tadi gue baru bilang. Emang yang ada cuma ditinggal pas lagi sayang-sayang nya doang? Yang lain juga ada kali. Contoh nya ya seperti yang gue bilang tadi." Jawab Alwi

Nayya diam. Tidak ingin melanjutkan pembicaraan ngelantur seperti tadi dan mengalihkan pembicaraan, "Kenapa lo bisa ada di sana tadi?"

"Sengaja mau nyusul lo. Awal nya gue datang ke rumah lo karena mau ngajak lo pergi jalan-jalan, tapi ternyata waktu gue sampai di rumah lo nya gak ada, dan kata Bunda, lo pergi sama Fahri, yaudah sekalian aja gue susul." Jelas Alwi

Nayya mengangguk tanda mengerti, lalu bertanya lagi, "Kenapa lo bisa tau kalau gue ada di sana?"

"Lo itu bodoh atau gimana sih? Di HP lo kan ada GPS nya, jadi ya otomatis gue bisa ngelacak keberadaan lo lah." Jawab Alwi sedikit ngegas

"Owh." Nayya lagi-lagi menganggukan kepala nya.

Setelah pembicaraan tadi, tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Nayya. Nayya segera membuka sabuk pengaman dan beranjak keluar dari mobil, tapi sebelum itu dia tidak lupa bilang terimakasih.

"Makasih udah nganter gue pulang." Ucap Nayya sebelum keluar dari mobil

"Hm." Ujar Alwi

Nayya masih belum beranjak dari tempat nya, karena masih ada hal yang ingin dia tanyakan pada Alwi.

"Em. Lo nggak mau mampir dulu?" Tawar Nayya gugup

Alwi tampak berpikir sebentar, lalu menjawab, "Boleh deh. Sekalian gue mau jelasin kenapa lo pulang lama."

Nayya tersenyum senang mendengar ucapan Alwi, dia tidak menyangka kalau Alwi menerima tawaran nya itu.

'Tumben dia mau. Tapi yasudah lah, bagus juga sih, setidak nya ada sedikit kemajuan dalam dirinya.' Batin Nayya tersenyum senang

Alwi segera keluar dari mobil tanpa menunggu Nayya. Setelah Alwi keluar, baru lah Nayya juga keluar.

Tok.. Tok.. Tok

"Iya. Tunggu sebentar." Ucap seseorang dari dalam rumah

Ceklek

"Eh. Kalian. Ayo, masuk dulu." Ucap Ira mempersilakan Nayya dan Alwi masuk. Nayya dan Alwi masuk lalu duduk berhadapan di ruang tamu.

Difficult Feeling[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang