DF-1

2.3K 88 16
                                        

Nayya POV

Namaku Nayyana Raini Putri Lazuardi. Aku biasa dipanggil Nayya. Aku lahir di Bandung, dan berasal dari keluarga yang sederhana. Aku tidak punya abang ataupun adik.

Saat ini aku sedang duduk di bangku SMA kelas XI. Aku punya sahabat yang bernama Clara Helsinki dan Adinda Sekar Maharani. Kedua sahabatku itu terlahir dari keluarga yang berada, tapi meskipun begitu aku tidak pernah minder saat berada di dekat mereka.

Hubungan persahabatan antara  aku dan Clara lebih lama dibandingkan dengan Dinda. Karena Aku dan Clara sudah bersahabat sejak kelas VII, sedangkan Dinda baru dari kelas X. Mereka berdua juga sudah tahu siapa orang yang aku cintai.

Alwi Gibran Al-Husaini. Ya, dia lah orang yang selama ini aku cintai. Seseorang yang dulu ada di masa lalu ku. Aku dan dia memang pernah menjalani suatu hubungan saat kami duduk di kelas IX. Ya bisa dibilang hanya cinta monyet, dan hubungannya pun tidak berlangsung lama, hanya sekitar 5 bulan. Saat itu, dia lah yang memutuskan nya secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas.

Tapi sejak saat itu, aku dan dia masih berteman, kami bahkan masih sering berkomunikasi, ya meskipun sekedar membahas tugas sekolah atau tugas kelompok, kebetulan saat di kelas VII aku dan dia berada di satu kelompok yang sama.

Alwi itu tipe cowok idaman ku. Bagaimana tidak? Alwi memenuhi semua kriteria cowok idamanku. Memiliki wajah yang tampan, tubuh yang atletis, cerdas, ramah, dan berasal dari keluarga yang berada. Tapi, semenjak kami putus, dia berubah menjadi orang yang cuek dan dingin. Tapi entah kenapa, aku masih saja mencintai nya.

Dulu aku sering berdo'a agar aku dan dia di pertemukan kembali setelah lulus SMP. Dan ternyata do'a ku terkabul, kini aku dan dia berada di satu sekolah yang sama, yaitu SMA Garuda, sekolah ternama di Bandung.

Aku juga sering menyebut namanya di setiap do'a ku, berharap dia mengerti dan mau membalas perasaan ku padanya. Karena jujur, hampir selama 2 tahun ini aku belum bisa melupakan nya.

Bahkan sahabat ku Clara dan Dinda juga sudah lelah menasihati ku agar berhenti mencintai nya, tapi tetap saja aku tidak pernah mendengar nya.

Dan pada akhirnya, aku menyerah. Aku menyerah bukan karena aku berhenti mencintai nya, tapi karena aku lelah berjuang sendirian, lelah berharap pada sesuatu yang tidak pasti. Aku juga sadar diri, kalau dirinya tidak pantas untuk bersanding dengan ku. Dia punya segalanya, sementara aku?

Sekarang aku hanya bisa berharap semoga dia bisa bahagia bersama wanita yang mencintai dan dicintainya.

"Aku gatau apakah aku mampu bertahan dalam situasi ini. Situasi dimana aku hanya bisa menahan diriku untuk tidak lagi mencintaimu, karena jujur, sampai detik ini pun, aku masih belum bisa merelakan mu." Batin ku sambil melihat ke arah Alwi dan teman-temannya berada.

Nayya POV END

Author POV

"Nay kantin yuk!" Ajak Clara

Tidak ada sahutan

"Nay. Ayok lah ke kantin. Gue dah laper banget nih." Ucap Clara lagi

Masih tidak ada sahutan

"Woi Nayya, ayok lah ke kantin." Teriak Clara tepat di telinga Nayya

Nayya langsung tersadar dari lamunannya.

"Eh selo dong kalau ngomong, gue kan gak tuli." Ucap Nayya

"Yaelah, dari tadi gue udah manggilin elo kali Nay, elo nya aja yang gak dengar. Lagian lo dari tadi ngelamunin apaan sih?" Tanya Clara

"Hah? E-enggak kok, gak lagi ngelamunin apa-apa." Jawab Nayya gugup

"Kalo si Clara tau gue lagi nengokin si Alwi kan berabe nanti urusannya." Batin Nayya

Melihat tidak ada respon dari Clara, Nayya semakin gugup dan langsung mengalihkan pembicaraan.

"Ehh btw lo kok ngajak ke kantin? Emangnya udah istirahat ya?" Tanya Nayya sambil melihat arloji di tangannya

"Ha? Enggak, belum istirahat kok, cuma guru-guru lagi rapat, jadi kita free class." Jawab Clara

"Rapat apa?" Tanya Nayya lagi

"Rapat anak kelas XII UNBK, udah ayok lah ke kantin." Ucap Clara

"Eh tapi gak apa-apa kalau kita ke kantin sebelum waktunya?" Tanya Nayya

"Ya ampun Nayya, ya gak apa-apa lah, lagian bentar lagi kan istirahat." Jawab Clara kesal

"Oh yaudah deh, btw si Dinda mana? Kok gak keliatan?"

"Udah duluan dia. Gue suruh nyari tempat duduk." Ucap Clara yang langsung menarik tangan Nayya untuk segera ikut dengannya sebelum dia bertanya lagi.

Sesampainya di kantin, mereka mencari keberadaan Dinda. Keadaan kantin saat ini cukup ramai, jadi itu menyulitkan mereka untuk mencari Dinda.

Setelah dicari, akhirnya mereka menemukan Dinda sedang duduk bersama seorang lelaki yang mereka kenal.

"Alwi." Gumam Nayya pelan tapi masih bisa di dengar Clara

"Udah lah gausah pikirin dia, kan kita ke sini niatnya mau makan." Ucap Clara lalu langsung menarik tangan Nayya menuju tempat duduk Dinda dan Alwi.

Di sana, Nayya langsung duduk di depan Alwi, Clara duduk di sebelah Nayya, sementara Dinda duduk di samping Alwi.

"Eh kalian udah sampe ya, bentar aku pesanin makanan dulu, mau makan apa?" Tanya Dinda

"Emm gue pesen nasi goreng sama es teh aja deh." Ucap Clara

"Ok, lo Nay?" Tanya Dinda pada Nayya

"Ha? Em gue sama kaya Clara aja deh." Jawab Nayya gugup

"Oke, gue pesen dulu ya."

"Ya."

"Kenapa si Alwi gak ditanyain?" Batin Nayya

Setelah Dinda pergi, tidak ada percakapan yang terjadi di antara mereka, entah karena canggung atau alasan yang lain, yang jelas saat ini mereka bertiga sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Kok Alwi bisa di sini ya? Bukannya tadi dia masih di kelas." Batin Nayya sambil melirik ke arah Alwi

"Kalau lo penasaran sama alasan si Dinda, tanyakan sama orang nya aja, gausah nanya sama Alwi." Bisik Clara

"I-iya." Jawab Nayya

Tidak lama kemudian, Dinda pun datang dengan membawa pesanan mereka.

Tapi anehnya, setelah Dinda datang kembali, Alwi berubah menjadi banyak omong dan tidak dingin saat bersama Nayya dan Clara.

⚫TBC⚫

Difficult Feeling[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang