Didn't Know Me

5.1K 778 144
                                    

hangyul | sihoon

"Kim Sihoon, kamu bisa cerita sama aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kim Sihoon, kamu bisa cerita sama aku. Jangan sedih."

Sihoon tetap menangis. Angin dingin semakin merendah derajatnya sedang ia tidak bawa jaket, tidak pula temannya itu. Mereka berdua ternyata bodoh.

"You won't understand, Hangyul. I'm different and what i do was just a trouble..."

Hangyul menatap Sihoon, "You aren't. You're the sun of your own life."

Sihoon tertawa, Hangyul ini pura-pura atau bagaimana? Sudah jelas sesuatu dalam diri Sihoon itu salah besar, apa yang perlu dianggap betul?

"You don't know."

"So tell me. Tell me, Kim Sihoon."

"Aku tidak bisa. Takut kamu pergi. Kamu teman baikku, Hangyul."

Hangyul menggelengkan kepalanya, ia frustasi pada teman baiknya itu. Bukannya bercerita padanya tapi Sihoon malah makin menangis. Teh yang tadi hangat saat dipesan Hangyul menjadi dingin.

"Apa ini salahku?"

Bukan, ini salahku karena kau temanku.

"It's mine. Tidak ada hubungannya denganmu."

"Kim Sihoon," Hangyul memberanikan diri memegang tangan Sihoon yang mulai dingin. Sihoon berhenti menangis dan perlahan menatap Hangyul.

"Masalah apapun itu kau harus bercerita padaku. Kita teman, bukan?"

Bagiku, kau bukan temanku. Tapi orang yang aku cintai.

Sihoon tidak bisa menahannya. Dengan cepat, ia menghambur ke dalam pelukan Hangyul. Hangat. Mungkin lain kali Hangyul tidak bisa memeluknya sehangat ini bila ia tahu masalah dalam diri Sihoon.

"Hangyul. Aku mau memberitahumu, tapi jangan memarahiku atau membenciku."

"Katakan saja."

Sihoon menghela nafas, "I'm gay. I'm not a normal person."

"Terus apa masalahnya, Kim? Buat apa aku malu berteman denganmu?"

"That's not the only problem... I can't tell."

Hangyul menatap Sihoon tajam, "Lanjutkan saja. Aku mau mendengarmu."

"A-aku menyukaimu," cicitnya nyaris tidak terdengar. Tapi Hangyul bisa mendengarnya di tengah kesunyian.

"Lantas mengapa?"

"Kau tidak terkejut? Kau tidak lari dan berkata menggelikan?"

Hangyul mendekat, "Kim Sihoon, kamu harusnya lebih terbuka pada temanmu ini. Atau kau mau aku lebih dari teman?"

"Hah? Bagaimana?" Sihoon kebingungan. Apa yang ada di otak Hangyul sekarang? Apa sedang brainfreeze karena ditusuk dingin?

Hangyul semakin mendekatkan wajahnya. Ia memberanikan diri memagut bibir tipis Sihoon yang dingin.

Kali ini menjadi hangat. Hangyul bisa merasakan bahwa Sihoon tersenyum dalam ciuman itu dan ia ikut tersenyum.

Sihoon membalas pagutan lembut itu. Ia ingin terus seperti ini, untuk beberapa waktu ke depan sampai mereka memperoleh kehangatan.

"That kiss, for the one who loves me."

Sihoon tertawa, "Jadi tuan, apa kau juga menyukaiku?"

"Bagaimana cara menolak laki-laki yang sedang mengeluarkan cute mode di depanku ini?"

Sihoon tertawa. Tidak bisa ia bayangkan tersiksanya berteman dengan Hangyul bila ia tidak terbuka lebih awal. Barangkali ia akan bunuh diri.

"Ayo pulang, aku akan memelukmu semalaman."

can you tell me the reason, kenapa kalian masih baca buku ini? i'm just curious, tho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

can you tell me the reason, kenapa kalian masih baca buku ini? i'm just curious, tho..

and if you don't mind, chapter mana yang jadi fav kalian? chapter mana yang kalian harap ada part 2nya?

Eks Seratus Satu, Entah Apa Isinya. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang