I Can't Sleep

3.2K 648 157
                                    

jinhyuk | wooseok

hope it's not the last chapt of their story.

hope it's not the last chapt of their story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jinhyuk..."

Wooseok menerawang langkah-langkahnya. Sungguh gelap dan rasa takutnya akan pijakan semakin besar. Bagaimana kalau ia tak sengaja menginjak jarum? Cicak atau kecoa?

"Jinhyuk, i'm scared..."

Wooseok meraba yang bisa ia pegang. Syukurlah, gagang pintu. Pasti kamar Jinhyuk.

"Are you sleeping?"

"I am."

"Kenapa masih jawab pertanyaanku?"

"Ganggu."

Wooseok segera lari ke tempat tidur Jinhyuk. Hari ini rumah itu mati lampu, Wooseok takut tidak bisa melihat apa-apa. Ia nekat turun dari lantai dua dan mencari Jinhyuk.

"Beruntung kecoanya sedang liburan ke Melbourne."

"Mana ada, tuh, liburan ke got. Nyari mangsa baru."

Wooseok menatap Jinhyuk yang masih separuh tertidur, "Jinhyuk, aku tidur di sini ya?"

"Kenapa?"

"Gelap, Hyuk! Kalau kecoanya tiba-tiba pulang nggak assalamualaikum gimana?"

"Astaga. Yaudah sini."

Jinhyuk membuka selimutnya, memberi tempat kosong untuk Wooseok tidur di kasurnya yang cukup untuk dua orang. Kalau sudi memaksa, sih.

"Tutup lagi selimutnya, Hyuk. Dingin."

Jinhyuk segera menutup selimut yang membungkus keduanya. Ia memunggungi Wooseok yang sejak tadi belum bisa memejamkan matanya. Ia masih terpikirkan kecoa.

"Kamu ngapain, belum tidur?"

"Counting stars. Kenapa mereka nggak pernah berkurang ya, rasanya?'

"They do, Seok. Kamu aja yang selalu ngitung bintang yang sama."

"Bintang yang di ujung itu mau diajak kenalan nggak, ya?"

Jinhyuk terkekeh gemas, "Coba aja. Kalau aku saran sih mending jangan, nanti kamu dikira orang sinting."

Wooseok menekan dada Jinhyuk, "Kalau bintang yang ini, boleh diajak kenalan?"

"Bintangnya mau ngajuin banding nih."

"Silakan."

"Orang yang tadi mau ngajak kenalan bintang, kalau diganti pelukan... Mau nggak?"

Wooseok ketawa, "Pake ditanya lagi. Kangen tau."

"Kita baru pisah 2 jam sebelum mati lampu, Seok."

"Nggak seru tidur sendiri. Kenapa sih kamu minta tidur sendiri? Nggak mau ya tidur sama aku? Nanti kalau nikah sama aku, mau pisah ranjang gitu?"

"Emang aku mau nikah sama kamu?"

Wooseok mendengus kesal, "Ih, kesel sama Jinhyuk."

"Seok, tidur yuk? Aku peluk nih serius, tidur beneran ini. Aku ngantuk berat..."

"Tidur aja sendiri."

"Seok," Jinhyuk menarik pinggang mungil Wooseok. Memeluk dan meletakkan dagunya pada pundak Wooseok. Jinhyuk berusaha mencari kenyamanan.

"I can't sleep..."

"I'll make you sleep in a while."

"How?"

Wooseok membalik badannya. Ia mengecup kedua mata Jinhyuk bergantian, sedang Jinhyuk mengerjakan sebentar.

"Have a nice dream, Lee Jinhyuk. I love you and you always know it."

"Aku juga."

setidaknya sempat dengerin wooseok bilang, i love you jinhyuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setidaknya sempat dengerin wooseok bilang, i love you jinhyuk. betul?

ayo jangan sedih!

aku mau minta pendapat, mending book ini aku discontinue aja (karena kayanya kapalnya banyak yang karam ya?) atau aku lanjut dan tetep pake kapal pdx?

i'm sorry i think i won't write x1 stories karena di x1 cuma ada junsang yang kapalku huhu ╥﹏╥ mana aku tipe susah pindah kapal kan maw nanges aja ╥﹏╥

Eks Seratus Satu, Entah Apa Isinya. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang