Beautiful In White

2.9K 540 43
                                    

jinhyuk | wooseok

Wooseok kabur dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wooseok kabur dari rumah. Besok hari pernikahannya, sedang ia belum siap dengan dunia baru. Ia kabur ke rumah kekasihnya, berharap ia mendapat pelukan.

Jinhyuk kaget melihat kekasih kecilnya itu duduk memeluk lutut di depan pintu setelah berkali-kali mengetuk pintu rumahnya. Wooseok pasti kedinginan.

"Ayo masuk. Jangan di luar terus."

"Kangen Jinhyuk..."

"Besok ketemu lagi, Seok," Jinhyuk tertawa dalam pelukannya.

Rumah Jinhyuk tetap sama seperti seminggu yang lalu. Ya. Sudah seminggu Wooseok tidak boleh bertemu dengan Jinhyuk. Wooseok hanya bisa menuruti, dan Jinhyuk juga tampaknya tidak keberatan.

"Adek kamu, belum pulang?"

"Udah seminggu dia pergi ke luar kota. Kenapa? Kamu kangen dia?"

"Sebentar lagi aku nggak bakal bisa ketemu Midam ya?"

Jinhyuk mengelus rambut coklat Wooseok, "Bisa. Main aja ke sini, Midam kan selalu di sini."

"Aku bakal kangen sama semua yang ada di rumahmu ini, Hyuk. Midam, bau bantal kamu, ikan mas peliharaan kamu, tanaman kaktus favorit kamu."

"Aku juga."

Wooseok tidak menangis. Sungguh ia sedang mati-matian menahan tangisannya. Dia mencoba menyamankan diri di pelukan Jinhyuk, pelukan paling hangat yang pernah ia dapat.

"Baju kamu besok warna apa, Seok?"

"Putih."

"Pasti kamu cantik pakai baju itu."

Wooseok tersipu. Gombalan Jinhyuk terdengar sangat keju dan ia ingin pura-pura muntah.

"Kamu bakal jadi pengantin paling cantik di dunia."

"I will," Wooseok berjanji pada Jinhyuk.

"Baju kamu warna hitam ya, Hyuk? Sesuai yang dipesan mama?"

"Iya. Nurut aja aku mah," Jinhyuk tertawa renyah. Tapi tidak bisa dipungkiri, ia menangis di satu sisi.

"You'll look good in black. I know it."

"I'll look good on your wedding."

"Jinhyuk..."

"Kamu harus janji bisa hidup bahagia sama pasanganmu, ya? Harus bisa jadi laki-laki yang baik buat Sooyoung."

Wooseok makin mengeratkan pelukannya pada Jinhyuk. Dia tidak mau Jinhyuk pergi, dia tidak mau menikah. Dia hanya mau Jinhyuk.

Jinhyuk memegang tangan kiri Wooseok. Masih ingat dia, cincin di jari manis Wooseok adalah cincin lamarannya beberapa bulan yang lalu. Sehari tepat sebelum Wooseok akhirnya dijodohkan orang tuanya dengan Sooyoung, sahabat baiknya.

Jinhyuk melepas cincin itu perlahan, "Besok jari ini bakal diisi cincin dengan tulisan nama Sooyoung."

"Maunya nama Jinhyuk," Wooseok menangis. Jinhyuk memeluknya lagi, mengusap punggung Wooseok sampai sedikit tenang.

"Kamu masih bisa ke sini, ok? Jangan sedih. Jangan kecewain Sooyoung."

"Jinhyuk, aku nggak mau."

"Mau menolak juga sudah telat kan, Kim Wooseok?"

Wooseok melihat jarinya yang kosong, "Lihat. Masih ada bekas cincin kamu. Balikin lagi ke sini!"

"Wooseok..."

"Aku nggak peduli, ayo kita kabur aja, Hyuk. Bawa aku ke manapun asal bukan rumah. Tolong aku..."

tergoda aku menulis sad story weishin hikd liat editan fans tentang momen mereka aja nangis aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tergoda aku menulis sad story weishin hikd liat editan fans tentang momen mereka aja nangis aku. ya ya.

btw, kalau book ini aku selesaikan di part 50, gimana?

Eks Seratus Satu, Entah Apa Isinya. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang