(AUF 2)- EPISODE 14

43 5 0
                                    

Malam harinya.

Aku menuruni anak tangga dengan hati-hati, saat ini aku sedang menggunakan gaun bewarna putih.

Sebelum bunda arsy dan ayah rey datang, mama masuk kedalam kamarku dan menyuruhku untuk memakai gaun putih ini.

Sebelum bunda arsy dan ayah rey datang, mama masuk kedalam kamarku dan menyuruhku untuk memakai gaun putih ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhasil aku hanya bisa menurut.

Sesampainya di bawah, aku melihat mereka semua yang berada di ruang keluarga langsung bangkit dari duduknya sembari menatap kearahku.

"Masya Allah, cantik banget."aku tersenyum tipis mendengar bisikan mereka.

Ya, saat ini suasana rumahku sedang ramai-ramainya.

Keluarga jauh, keluarga dekat, dan juga keluargaku di pesantren tempat umiku dulu juga ada disini.

Kak alana dan A' irvan juga ada disini.

Umi berjalan kearahku, kemudian menuntunku untuk duduk di sebelahnya.

"Bismillahirrahmanirrahim. Berhubung semuanya sudah hadir disini, jadi kita langsung keintinya saja. Seperti yang sudah kita bicarakan sebulan yang lalu, sheela. Apa kamu menerima khitbahan dari anaknya arsy dan rey?"suara berat abi membuat jantungku berdetak dengan kencang.

Aku menundukkan kepalaku, kemudian menarik nafas panjang.

'Bismillahirrahmanirrahim.'

"Abi, umi, bunda, ayah."aku menghentikan ucapanku. Ku tatap wajah mereka satu persatu, wajah khawatir tercetak jelas di wajah mereka semua.

"Insya Allah, sheela menerimanya karna Allah ta'ala."jawabku sembari tersenyum.

Mendengar itu, mereka semua langsung mengucap 'alhamdulillah.'

Umi langsung memelukku.

"Alhamdulillah, nak. Umi seneng banget dengernya."ucap umi lembut.

"Kami semua lega mendengarnya sheela."tangan abi ku terulur pada pipiku.

Bukan hanya mereka saja yang lega, aku yang mengatakannya juga ikut lega.

Karna selama satu bulan penuh, itu semua selalu berputar di otakku.
Terlebih lagi, aku tidak ingin membuat orang tuaku kecewa.
Dan seperti yang dikatakan kak al, kalau kesempatan tidak akan datang dua kali.

Tak berselang lama, beberapa pemuda dengan pakaian casual nya memasukki ruangan. Salah satu dari mereka berjalan kearah kami, larat, maksudnya kearah abiku.

Entah apa yang dikatakan oleh mereka, aku saja tidak tahu. Karna suasana saat ini sedang berisik, membuatku tidak dapat mendengarkan perkataan abiku dan pria itu.

Saat aku sedang larut dalam pikiranku, sebuah tepukkan di bahuku membuatku terkaget.

"Astaghfirullah kakak. Bikin sheela kaget aja."ucapku pada kak aiden. Di sebelah kak aiden sudah ada kak alana dan kak al.

Ana Uhibbuka Fillah 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang