"Silahkan pa, insya Allah sheela engga akan marah."balasku sopan.
"Sebenarnya papa.."belum sempat papa menghabiskan perkataannya kak alana dan ustadz irvan datang.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."kak alana mencium punggung tangan abba, umma, abi, umi, papa dan mama bergantian.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah. alana, nak irvan. Sini duduk nak."ucap abba ku.
Kulirik kak alana yang menganggukkan kepalanya kemudian duduk di sebelah mama.
"Bisa kita lanjutkan apa yang ingin papa bicarakan tadi?"kataku.
Papa menganggukkan kepalanya singkat.
"Bismillahirrahmanirrahim. Begini nak, papa akan menjodohkan alana dengan nak irvan."perkataan papa sukses membuat aku kaget bukan main.
"Apa? Kenapa gitu pa?"tanyaku sedikit berteriak.
"Sheela, kamu engga boleh begitu sama papa kamu."ucap umi memperingkatkan, aku pun menghembuskan nafasku kasar.
"Jadi bagaimana alana? Nak irvan juga sudah setuju."aku menggelengkan kepalaku pelan, entah mengapa saat ini aku ingin sekali menangis. meskipun bukan aku yang dijodohkan, tapi kenapa harus sekarang? Kan aku masih ingin bermanja dengan kakak perempuanku satu-satu nya itu.
Aku menatap kak alana, memberi kode untuk menolak, namun takdir berkata lain.
"Bismillahirrahmanirrahim. Papa, ayah, abba, mama, bunda, umma. dan ustadz irvan. insya Allah alana terima karena Allah ta'ala."aku menajam kan tatapan ku pada kak alana.
Kak alana menatapku seolah-olah mengatakan 'kakak gapapa dek.'
'Astaghfirullah, maafkan hamba ya Allah.'batinku, air mataku pun lolos begitu saja.
Isakan kecil dari bibirku mulai keluar.
"Loh, Sheela? Kamu kenapa nak?"tanya abi was-was, aku menggelengkan kepalaku keras seraya mengelap air mataku yang terus menetes.
"Sheela gapapa kok."jawabku pelan.
Namun karena aku orang nya tak bisa berbohong, saat aku hendak bangkit, kakikku tak mampu menopang tubuhku, sehingga aku terjatuh, untungnya umi langsung menangkapku.
"Sheela."panggil umi, aku pun menangis tersedu-sedu di pelukan umi.
"Sheela belum siap ditinggal kak alana umi. Sheela gamau pisah dari kak alana."ucap ku.
"Ya Allah kamu ini lucu banget sih."kata umi seraya mengusap kepalaku yang terbalut khimar.
"Kok ketawa sih? Kan sheela jujur."ucap ku seraya mengerucutkan bibirku, mereka semua terkekeh.
"Yaudah deh, sekarang kita pulang yuk?"abba pun membuka suara.
"Loh, Abba? Kok gitu sih? Sheela kan masih mau ngomong."kataku dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tenang sayang, toh juga setelah alana menikah, kalian bisa ketemu lagi. Ya walaupun tidak sesering sebelum alana menikah."tukas papa.
"Kalau misalkan sheela nya juga ikut nikah, apa sheela bisa ketemu sama kak alana setiap hari?"tanyaku spontan.
"Tergantung sih, semuanya kan tergantung suami kalian."jawab abi datar.
"Kalau gitu sheela mau nikah muda juga,"kataku tegas.
"Emangnya kamu udah siap mau nikah muda?"aku menatap ustadz arfan.
"He'em, kalau itu cara satu-satunya agar sheela dan kak alana bahagia. Sheela mau!"balasku cepat.
"Beneran?"aku menganggukan kepalaku, kok ustadz arfan nanya nya gitu sih? Jantungku jadi dag dig dug ser nih, udah macem mau mengkhitbah aja.
"Yaudah, ayo kita pulang. Sheela, alana, pamit dulu sama ustadz arfan, ustadz irvan, ustadz ali dan ustadz reno. Nak, kami pamit ya. Wassalamu'alaikum."abi ku pun bersalaman dengan ustadz arfan, ustadz irvan, ustadz reno dan ustadz ali bergantian.
Aku dan kak alana menangkupkan kedua tangan kami di depan dada.
"Assalamu'alaikum ustadz."ucapku dan kak alana bersamaan.
"Wa'alaaikumussalam warrahmatullah."jawab mereka berempat bersamaan.
•
•
•Setahun berlalu.
Kak alana pun sudah tidak lagi tinggal serumah denganku, karena kak alana sudah dibawa oleh ustadz irvan sejak satu tahun yang lalu untuk tinggal di rumah pribadi mereka.
Awalnya aku sedih, namun kak al dan kak aiden meyakinkanku.
Dan lama-kelamaan aku pun sudah terbiasa, ya meskipun terkadang aku suka khilaf.
Ustadz killer dan dingin di tempat aku bersekolah juga sudah tidak bekerja lagi sejak pembicaraan setahun yang lalu.
Ustadz arfan sudah pindah ke bogor, dan sejak saat itu ustadz disekolah SMA ku diganti dengan ustadz ali.
Dan sekarang aku sudah kelas 12 semester akhir.
•
•Aku memasukki rumah, tak lupa aku mengucapkan salam
Aku mencium punggung tangan abi, umi, abba, umma, papa dan mama.
Aku merasa ada yang aneh.
"Sheela, sini, duduk. Kenalkan ini bunda arsy dan ini ayah rey, beliau dulu seangkatan dengan abi saat sekolah dulu. Ayo salim dulu."ucap abi, aku pun mencium punggung tangan bunda arsy dan menangkupkan kedua tanganku pada ayah rey.
"Ini anak nya alfa sama aisyah ya?"tanya ayah rey.
"Na'am rey. ini anak kedua ane, kembar. abangnya masih pergi sama teman-temannya."balas abi bersemangat.
"Masya Allah, cantik banget, ya."sambung bunda arsy.
"Hehe. Oh ya, mari silahkan duduk. Oh ya, sheela kamu mandi dulu, pakai baju yang udah disiapkan sama bibi ya. Cepat!"aku menganggukkan kepalaku mendengar perintah umi. mau bagimana lagi? setelah berpamitan aku langsung pergi kekamarku.
•
•Kini aku sudah selesai mandi dan sudah lengkap dengan pakaianku.
Memakai syar'i bewarna peach dengan sedikit renda dipinggirannya. dan juga khimar yang senada dengan warna syar'i yang kupakai.
Tidak lupa kaos kaki bewarna coklat.
Setelah selesai, Aku pun segera turun ke bawah.
"Masya Allah sheela, kamu cantik sekali nak."aku tersenyum dan menundukkan kepalaku mendengar pujian dari bunda arsy.
"Bunda bisa aja."ucapku pelan, mereka pun tertawa.
Tbc
•
•
Vote & comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah 2
Romantizmsquel of Ana uhibbuka fillah. "Inalillahi wa'inna illaihi roji'un." Jangan lupa untuk selalu mendukung cerita ini, dengan cara VOTE & COMMENT😊 SELAMAT MEMBACA SEMUA ❤ 📢plagiat di harapkan untuk menjauh📢 IG = @anggy_annisaaa Up 2x seminggu🤍