One-Shot #Brighten It Up

387 29 39
                                    

Kecipak.

'Ehh? Apaan tuh?'

'Apa, sih?'

Roh tersebut terdiam sejenak, memperhatikan genangan air di depannya. Ia tampaknya tegang, membiarkan temannya dalam kondisi kebingungan.

'Kayak ada suara—'

'Suara apa? Cuma kodok kali,' ujar temannya, beranjak pergi, 'udah, jalan lagi, yuk!'

Roh kecil tersebut ragu—ragu, namun akhirnya ikut pergi bersama temannya.

Memang, akhir—akhir ini banyak beredar desas—desus soal adanya hal aneh. Contohnya seperti tadi, genangan air yang beriak dengan sendirinya. Atau tanah becek yang bercap kaki dengan sendirinya, membentuk langkah—langkah.

Para roh dosa beruntung [sial?] yang dapat menyaksikan kejadian aneh, segaris dengan contoh di atas, langsung menyebar rumor kepada kawan—kawannya. Apa yang menyebabkan hal—hal itu? Mungkinkah itu kerjaan usil kawan mereka? Atau ternyata adakah monster beraura tipis yang lebih berbahaya dari mereka?

Ah, para dosa memang bodoh. Mereka selalu mengakui diri merekalah yang paling berkuasa. Mengakui diri mereka yang paling berbahaya. Merasa mereka dapat memijakkan kaki mereka di tanah manapun tanpa ada yang menghalangi jalan mereka.

Memualkan. Menyaksikan Kebajikan Besar Ketujuh yang lewat saja sudah takut, hingga mengira dirinya tersebut merupakan monster berbahaya. Paling berkuasa, ya? Air bergelombang sendiri saja sudah kecut. Makanlah bualan kosong itu bulat—bulat di hadapan Kebajikan Besar terlemah.

Lagipula, Chastity juga seharusnya lebih berhati—hati. Ramuan kasat mata si dukun itu tidak berpengaruh pada jejak yang ditinggalnya. Tidak juga pada ketololan para dosa yang menyaksikan.

Para dosa memang tidak tahu diri, seenaknya membuang para kebajikan ke dunia manusia. Andai para dosa tidak ada, dunia akan lebih tentram dan harmonis.

Tidak ada Pride yang membuat manusia saling merendahkan dan hanya mengakui kehebatan diri.

Tidak ada Envy yang membuat manusia saling mengingini milik sesama, tanpa mensyukuri segala yang sudah mereka miliki.

Tidak ada Wrath yang membuat manusia melampiaskan emosi dan menyebabkan hal buruk terjadi. Sungguh tidak ada manfaatnya.

Tidak ada Sloth yang membuat manusia menjadi tidak berguna dan seperti tak bertulang. Meskipun, ia akui, sepertinya Sloth Dosa Besar yang paling aman bagi manusia. Tapi tetap saja.

Tidak ada Greed yang bisa mempengaruhi manusia agar berbuat ilegal demi materi. Padahal, segala yang ada di dunia ini bisalah mereka gunakan bersama, saling berbagi.

Tidak ada Gluttony yang membuat manusia kecanduan hal—hal yang merusak. Manusia menjadi lemah pada hal kesukaan mereka dan tidak teguh pada komitmen.

Dan tentunya, tidak ada Lust yang membuat manusia menjadi makhluk hina. Mereka diperlakukan seperti hewan, sangat kotor. Mereka menjadi tergila—gila pada pasangannya, dalam arti yang sangat tidak pantas. Sungguh, yang dilakukannya merebut manusia dari pada kenyamanan dan keindahan masa muda sesungguhnya.

Tidak dapat dipercaya, namun sepertinya tidak semua dosa merupakan omong kosong. Adalah satu roh dosa yang suatu hari menghampirinya dan mengulurkan tangannya.

'Bekerjalah bersamaku, Kebajikan Besar Chastity. Aku dapat merasakan ambisi yang kuat dari dalam dirimu,' tawarnya waktu itu, 'kita habisi para dosa bersama, sekali dan untuk semua. Balaskan dendam kakak—kakakmu bersamaku, dan kesejahteraan bagi kalian dan para manusia akan terjamin.'

Desime DiariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang