3: He's Back

115 7 0
                                    

Seorang laki-laki melangkahkan kakinya dengan percaya diri di dalam bandara Adisucipto, Yogyakarta. Kacamata hitam menambah karisma yang dimilikinya. Ia melihat-lihat sekeliling bandara. Sudah cukup lama ia tak kembali. Waktu terus berjalan dan sekarang di sinilah dia, tapi dengar-dengar bandara akan di pindah ke Kulon Progo. Ia berhenti saat melihat wanita berdiri tersenyum menunggunya. Wanita itu berlari kecil dan memeluknya.

"Welcome back Tama." Ucapnya.

"Aku kangen banget sama kamu Tam." Sekali lagi wanita itu memeluk lelaki yang ia panggil Tama dengan erat.

Tama melepas pelukan itu paksa. Ia menunjukkan wajah datarnya. Merasa risih dengan apa yang dilakukan wanita di depannya. Atau mungkin sedikit merasa jijik? Mungkin itu terlalu berlebihan dan keterlaluan. Hanya risih saja.

"Gue gak suka lo peluk-peluk." Tegasnya.

"Tck." Wanita itu mendecak.

"Gitu aja terus Tam." Ambeknya.

"Lo mau ngambek kek. Marah kek. Gue gak peduli. Mending lo jauh-jauh dari gue." Sinis Tama.

"Lo gak bisa gini terus ya. Mau gimanapun gue itu tunangan lo dan kita 'pasti' bakalan nikah!" Tekan wanita itu.

"Mimpi aja terus. Mumpung mimpi gratis." Sinis Tama.

Olindia Putri merasa kelakuan Tama semakin hari semakin menyebalkan. Ia tak mengerti apa yang diinginkan lelaki itu. Padahal dulu Tama yang meminta Olin menjadi kekasihnya. Sekarang setelah ia menjadi lebih dari kekasihnya malah lelaki itu seolah mencampakkannya. Seakan-akan Olin sangat mengemis cinta Tama. Lelaki itu memang pintar memainkan perasaan wanita.

"Gue balik ke sini bukan buat lo. Urusan kita udah selesai setelah lo selingkuh hari itu ya!"

"Heh lo pikir gue gak tahu kalau sebelum itu juga lo selingkuh sama Vraya? Lo sama gue itu sama. Jadi gak usah sok tersakiti atau sok paling bener deh." Wanita itu melipat tangannya di depan dada.

"Lo pikir Rere mau balik lagi sama lo? Setelah semua yang lo lakuin sama dia bareng gue dulu." Lanjut Olin.

"Diam ya lo! Gak usah sok tahu tentang Rere."

"Gue juga temen Rere. Lo lupa?"

"Dulu!"

"Sama aja kayak lo. Dulu juga lo pacar Rere. Dulu!"

Mereka berdua tak peduli lagi bertengkar di tengah bandara. Banyak orang yang memperhatikan dan berbisik-bisik. Tak jarang beberapa orang sengaja berdeham agar mereka berhenti ribut karena mengganggu khalayak banyak. Anak-anak muda ini membuat banyak orang menggeleng.

"Gue gak mau berdebat panjang ya sama lo. Lo inget kalau lo gak bisa apa-apa kalau gue aduin ke mama lo?!" Ancam Olin.

"Terus aja gunain mama gue! Gak akan mempan Lin!" Balas Tama.

Farah berdiri menunggu sepupunya datang. Ia berdadah-dadah begitu melihat Arda datang. Ardana Aditya Putra atau Arda langsung memeluk Farah. Rindu juga pada sepupu sekaligus teman main masa kecilnya itu.

"Gue kangen banget sama lo." Ucap Arda.

"Ih jangan peluk-peluk nanti dikira lo pacar gue. Nurunin pasaran gue ntar." Farah mendorong Arda.

"Emang lo gak mau punya pacar ganteng kaya gue?"

"Mau tapi bukan lo! Dan inget lo gak ganteng ya." Jutek Farah.

Arda terkekeh.

"Ngaku aja susah amat sih." Arda mencuil hidung Farah.

"Gue benci sama lo!" Arda dan Farah terkejut mendengar suara teriakan perempuan yang memekik di bandara itu.

Sharena | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang