24: Before the Propose (Extra Part)

115 5 2
                                    

Here is the extra part!!!






































Satu Tahun Lalu, Indonesia

Bintang berjalan-jalan mengelilingi mall bersama kekasihnya, Aya. Berpegangan tangan seakan mereka akan terpisah jika terlepas. Maklum setelah LDR lama akhirnya mereka bisa menghabiskan waktu lebih banyak. Saat itu mata Bintang terarah pada seorang lelaki di depannya yang sangat ia kenal. Athala Irawan. Thala sedang berjalan sendirian membawa beberapa paperbag. Saat mereka saling berhadapan akhirnya Bintang menyapa.

"Bang Thala." Ucapnya.

Thala menoleh pada suara yang menyebutkan namanya, "Bintang!" Ucapnya kaget tak percaya.

"Bang, duh kirain bukan. Gimana kabarnya bang?"

"Baik Bi. Kamu?"

"Sama baik juga bang."

"Lagi liburan?"

"Eh enggak. Sekarang gue kerja di sini."

"Oalah. Eh duduk yuk sambil ngobrol biar enak. Kasihan juga cewek lo berdiri." Ajak Thala.

"Boleh bang."

Thala memesankan minuman dan beberapa makanan kecil untuk mereka bertiga. Ia kembali duduk setelah pesanannya lengkap.

"Lo sekarang tinggal di Jakarta bang?"

"Enggak. Lagi ada proyek aja di sini."

"Oh iya lo kan arsitektur terkenal ya." Puji Bintang.

"Ah bisa aja lo Bi. Ngomong-ngomong... Rere gimana?" Thala menatap Bintang penuh arti.

"Lo... gak ada berhubungan sama sekali sama dia?"

"Gak. Kita udah saling janji untuk gak berkabar." Thala tersenyum.

"Dia baik. Masih menyelesaikan studinya. Kayaknya bentar lagi pulang deh."

Bintang dan Thala masing-masing menyeruput minuman mereka. Sedikit kering ternggorokan mereka.

"Tahun ini juga dia balik?"

"Enggak bang, tahun depan. Begitu selesai studinya dia bakal langsung pulang. Kayaknya kak Rere bakal datang ke pernikahannya kak Farah di Bali." Thala mengangguk-angguk.

"Kalau gue lamar Rere lo setuju gak?"

"Hah?" Bintang bingung.

"Bi... gue boleh minta tolong gak?"

"A-apa tuh bang? Kalau bisa pasti gue tolong."

"Cariin ukuran jari manis Rere dong. Cincinnya mungkin."

"Buat apa bang?" Bintang sudah tahu sepertinya kemana arah pembicaraan ini.

"Gue mau lamar dia tahun depan. Mungkin pas Farah nikahan. Rencananya di Bali kan tuh pas banget." Jujur Thala.

"Serius lo mau lamar kak Rere?" Bintang tak percaya.

"Serius Bi. Gue gak mau sia-siain waktu gue. Kesempatan gak datang dua kali. Gue gak mau kehilangan Rere lagi untuk kesekian kalinya. Gua cinta Rere Bi."

"Jadi gimana Bi?"

"A-ahh oke nanti gue cariin. Gue kirim ke elo nanti bang."

"Makasih ya Bi."

Bintang memutuskan membantu karena ia melihat ketulusan pada mata Thala. Ia juga memikirkan kebahagiaan kakaknya yang selama ini hanya fokus belajar tanpa mencari cinta sama sekali. Ia yakin sebenarnya Rere juga sedang menunggu Thala dan berdoa pada Tuhan semoga Thala yang menjadi jodohnya. Ia masih ingat bagaimana putus asanya Rere setelah pindah ke Amerika. Rere begitu mencintai Thala seperti Thala begitu mencintai Rere juga. Takdir memang banyak membantu mereka.

"Gue pamit duluan ya bang." Kata Bintang.

"Okedeh hati-hati Bi." Thala tersenyum pada Bintang dan Aya.

Aya menatap Bintang yang diam, "Dia cowok kakak kamu?"

"Iya Ya. Yang sering aku ceritain dulu."

"Tahan banget ya dia nunggu tanpa kepastian selama ini. Salut aku."

"Namanya juga cinta."

...

Bali Empat Bulan Lalu

Farah memeriksa pantai-pantai yang sekiranya dapat menjadi tempat pernikahan dirinya. Ia juga melihat-lihat hotel. Rencananya ia akan langsung memesan tempat dan segalanya. Farah menatap Thala yang melihat-lihat juga. Ia menatap lelaki itu dengan kesal. Ia malah tak terlalu konsentrasi saat dijelaskan mengenai paket pernikahan.

"Itu ya calonnya mba?"

"Bukan!" Jutek Farah.

Kesal karena sudah puluhan orang bertanya begitu. Setiap tempat yang mereka kunjungi selalu saja orang-orangnya mempertanyakan itu. Wajar sih salah paham karena Farah dan Thala pergi berdua. Seperti calon pasangan atau malah pasangan yang sedang melangsungkan bulan madu.

"Lo ngapain ikut sih! Kan dikira gue kawin sama lo!" Kesal Farah.

"Ya gimana dong. Kan kita punya tujuan masing-masing. Lagian mempelai pria lo selow aja. Salah dia sibuk mulu."

"Dia kerja buat nikahin gue kali!"

"Nah ya udah."

"Kesel deh gue."

"Far, bantuin gue yaaa." Rengek Thala.

"Apaan sih lo rengek-rengek gitu! Geli gue!"

"Makanya bantuin."

"Iya iya gue bantu! Pergi sana lo." Usir Farah.

"Pokoknya sehabis acara lo gue langsung ajak Rere ke pantai dan lamar dia."

"Iya Athala. Udah pergi sana." Farah mengusir lagi.

"Maya juga suruh bantuin."

"Iya bacot ah lo!"

"Makasih Farah."

"IYA IH!" Teriak Farah.

Sekeliling langsung memperhatikan mereka. Thala hanya tertawa terbahak menertawakan Farah yang sekarang malu karena teriakannya sendiri. Ia segera pergi meninggalkan Thala yang masih tertawa dengan puasnya.

"Thala bangsat! Kalau aja bukan calon Rere udah gue tenggelamin di laut deh." Kesal Farah yang berjalan tak tentu arah.

+++

Sharena | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang