11: Her Mind

53 4 0
                                    

Rere kembali ke mobil Arda dengan senyum mengambang. Farah memilih kembali dengan Danan. Rere sih senang-senang saja karena ia menganggap itu sebagai pendekatan. Rere bahkan menyemangati Danan dan dibalas lelaki itu dengan tatapan tajam.

"Gimana udah baikan sama Farah?"

"Eh kok lo tahu gue berantem sama Farah?"

"Ya kelihatan sih. Kalian pada jauh-jauhan."

"Hehe. Udah kok. Makanya gue seneng. Makasih ya udah bantuin gue Da." Rere memeluk Arda.

Arda membalas pelukan itu sambil mengusap lembut punggung Rere, "Sama-sama Sharena."

"Cium dulu dong. Kan gue berperan besar nih." Arda menunjuk bibirnya.

"Ih enak aja! Kemaren aja ada yang moto apalagi sekarang masih rame." Rere memukul lengan Arda.

"Hahaha canda gue Sharena. Jadi masalah kalian apa sih?"

"Ehmm.. itu cuma salah paham aja kok. Biasa cewek." Rere tak ingin Arda tahu masalah mereka, kan tidak lucu masalah mereka hanya karena Arda, mau ditaruh di mana wajah Rere dan Farah.

"Yaudah gue anter pulang yah. Udah malem juga."

Mobil itu melaju di jalanan yang tidak sepi. Perlu tiga puluh menit untuk mencapai rumah Rere. Selama perjalanan dihabiskan dengan membicarakan mulai hal penting sampai hal yang tidak penting hanya untuk membunuh waktu.

"Noh udah sampai. Masuk gih lo. Udah bisa tidur nyenyakkan?"

"Hmmm belum sih. Kan masih ada masalah rumor yang beredar di kampus."

"Tenang aja nanti gue bantu. Mikirnya besok-besok aja. Gila entar lo kalau mikirin mulu."

"Kampret mulut lo." Arda malah tertawa terbahak.

"Pokoknya ya Na, pertama lo harus tegas dong ke Tama. Lo kan gak mau balikan sama dia maka lo ngomong biar dia gak berharap. Terus ngomong ke Tama buat jangan terlalu bersikap berlebihan lagi biar jadi bukti bahwa rumor itu palsu. Kalau bisa lo gak usah hubungan lagi. Kalau mau bisa temenan sih dengan tanda kutip temenan biasa gak bisa lebih." Saran Arda panjang lebar.

"Iya Da. Nanti gue lakuin semua kata lo deh." Arda mengangguk. Hening sejenak diantara mereka.

"Da." Panggil Rere.

"Apa lagi Sharena sayang?"

Rere terkikik, "Da, gue setuju buat jadi sahabat deket lo selagi gue masih belum punya pacar. Sahabat loh ya. Lagian lo juga sama Maya kan cuma pura-pura jadi gue jatohnya gak jadi selingkuhan lo ya yang kayak rumor-rumor itu."

"Iya Sharena sayang. Serah elo aja asal lo bahagia. Udah cepet masuk sana."

"Iya ih bawel lo."

Setelah Rere turun dan melambai juga mobil Arda pergi menjauh ia malah kedatangan tamu. Guess who? Tama. Mantan kekasih yang Rere hindari lagi seperti dulu. Dia datang membawa sebuket bunga.

"Tama, ngapain lo ke sini?" Ujar Rere.

"Kata Bintang lo murung terus beberapa hari ini. Dia minta gue buat datang dan hibur lo. Tapi kayaknya lo lagi seneng ya."

"Gue gak kenapa-napa kok. Bintang aja yang lebay ah. Jadi repotin elo kan. Yuk masuk." Rere mempersilahkan.

"Lagian gue juga kangen elo Re." Rere terhenti.

"Makasih udah kangen gue." Ujarnya kecil.

Bintang segera menyambut keduanya begitu Rere masuk. Pertama-tama ia berbicara dengan Bintang dulu. Memarahi Bintang maksudnya karena anak itu memanggil Tama malam-malam. Kedua barulah ia berbicara dengan Tama.

Sharena | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang