Ting!
Dering ponsel Rere mengalihkan pandangan Thala dari laptopnya. Hari ini ia dan Rere janji mengerjakan tugas di kafe bersama-sama. Mereka benar-benar mengerjakan tugas dan fokus.
Rere sedikit terkekeh membaca pesan di ponselnya, "Siapa Re?" Selidik Thala.
"Arda. Dia ngeWA." Jawab Rere jujur.
Sebenarnya Rere agak takut memberitahu Thala. Apalagi dengan santainya Arda mengiriminya foto saat SMA dulu. Awal-awal kenal dengan Arda. Takut Thala salah paham.
"Kok bisa?" Tanya Thala lagi.
"Dikasih sama Farahlah. Eh si Farah sekarang ngeWA nih. Biasalah mereka ngerecokin aku. Gini nih kelakuan mereka kalau udah sama-sama." Rere menjelaskan sebelum Thala bertanya lebih lanjut.
Thala mengangguk namun bukan berarti ia tak curiga. Begitulah keposesifan Thala. Kalau sedang berdua begini selalu bertanya siapa yang mengiriminya pesanlah. Bahkan ditanya dengan sangat detail. Sudah seperti orang menginterogasi saja.
Gila lo kirim foto jaman jadul. Kalo diliat Thala mampus lo digebuk.
Yeu malah dimampusin. Nostalgia dikitlah.
Kan kita ketemu sebelum Thala, Sharena sayang.
Sayang pala lo peyang.
Tetep aja ah sekarangkan Thala pacar gue.
Harusnya dulu gue pacarin aja ya lo.
Duh nyesel gue setelah lo sama Thala.
Kampret lo. Gue aduin Thala biar gak ada nyawa lagi lo.
Nyepik mulu dah.
Jahat pisan ;(
Dih sok bahasa sunda lo. Bisa juga kagak.
Udah yeee gue mau kerja tugas. Ada Thala juga.
Dasar BUCEEN.
BODO
Rere meletakkan kembali ponselnya setelah selesai bertukar pesan dengan Arda. Arda yang Rere kenal masih sama seperti dulu. Sangat kocak dan somplak serta aneh atau lebih tepatnya Arda itu aneh. Rere hanya tersenyum simpul sambil geleng-geleng kepala.
Thala menutup laptopnya, "Pulang yuk? Udah malem banget. Mami udah nanyain kamu."
"Loh kok? Mami gak nanya langsung ke aku." Rere bingung.
"Kan aku mantu kesayangan."
"Iiih ngarep! Mantu kesayangan mami tuh istrinya bang Jevi, kak Wendy."
"Nanti kalau kita nikah juga pasti jadi mantu kesayangan."
"Kalau Tha."
"Emang kamu gak mau nikah sama aku?" Thala membuat wajah sok sedih.
"Jijik Tha." Rere juga menutup laptopnya dan membereskan buku-buku di atas meja.
Thala terdengar terkekeh. Mereka berdua hendak masuk ke dalam mobil. Sebelum masuk ke dalam mobil Thala sempat-sempatnya memeluk Rere dari belakang.
"Tha! Malu ih. Nanti dihujat loh! Kalau mau begini tuh di rumah aja. Biar dihujatnya sama abang dan adek aku." Rere berusaha melepaskan tangan Thala yang melingkar di perutnya.
"Bentar aja. Lagian ini udah tengah malam. Para penghujat udah bobo. Kalau di rumah kamu digebuk sama bang Jevi nanti." Thala tetap tak melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharena | ✔️
Genel KurguWARNING! : a lil bit (18+) Banyak cinta yang ditawarkan untuk Sharena namun banyak pula luka yang harus ia tanggung. Sekarang bukan lagi tentang komitmen namun tentang kepercayaan. Begitu besar cinta yang Athala dapatkan namun tak pernah membuatnya...
