21: Engagement

74 3 0
                                    

Hari demi hari berjalan seperti biasa. Rere maupun Thala masih menikmati status kesendirian mereka. Terkadang mereka saling berkabar atau hanya sekedar melepas rindu semenjak resmi berpisah. Mereka menjadi teman baik yang dalam doa mereka masih terdapat nama masing-masing berharap jodoh mempertemukan mereka lagi nanti. Bukan saat ini.

Seperti saat ini Rere dan Thala sedang menikmati malam bersama. Saling bercengkerama melepas rindu. Bercengkerama tentang kuliah atau sekedar tentang teman. Tak ada niat untuk membahas hubungan mereka yang sudah lalu. Menyimpan masing-masing rasa itu untuk nanti disaat yang sudah tepat.

"Kabar bang Jev gimana?" Tanya Thala.

Rere yang sedang menyeruput jus mangganya berhenti dan menatap Thala.

"Baik. Dia sering dinas keluar sih. Bareng bang Saga jugakan."

"Iya sih bang Saga sering banget urusan keluar."

"Eh aku belum sempet ketemu ponakan kamu loh. Padahal kemaren kita ya yang heboh nebak-nebak kira-kira lahirnya cewek apa cowok." Thala tersenyum mengingat waktu itu.

"Iya ya. Bang Jev sekarang udah pindah rumah sih. Deket sih dari rumah aku." Rere mengambil kentang goreng di atas meja.

"Loh udah pindah? Aku pikir masih disana." Thala jug aikutan mengambil kentang goreng.

"Iya nih udah pindah. Jadi sepi rumah. Kemaren-kemaren masih denger suara bayi nangis atau nyium bau masakan kak Wendy."

"Ya namanya juga udah nikah. Pasti perlu ruang untuk keluarga mereka sendiri."

"Terus bang Saga gimana?"

"Gimana maksudnya Re?"

"Itu loh bang Saga kan sama temennya mantan bang Jev kan?"

"Oh kak Bian. Ya gitu deh. Susah namanya juga beda."

"Loh jadi bener beda? Aku kira sama. Soalnya cuma pernah ketemu sekali."

"Iya beda. Itulah yang buat mereka susah buat bersatu."

"Sedih ya. Pasti berat buat bang Saga."

"Kalaupun bukan jodohnya gue yakin bang Saga atau kak Bian akan mendapatkan jodoh mereka masing-masing yang lebih baik."

Ucapan Thala seakan menampar mereka sendiri. Keadaan menjadi sedikit canggung karenanya.

"Iya ya."

"Pulang yuk Tha. Kasihan Bintang sendirian. Gak bisa malmingan gara-gara kita." Ucap Rere.

"Loh Bintang udah punya pacar?"

"Udah Tha. Ya ampun kemana aja kamu. Cantik loh ceweknya. Temen SMP dia. Beda SMA tapi."

"Bintang aku udah gede aja." Kata Thala.

"Idih ngaku-ngaku. Bintang aku kali." Ucap Rere tak terima.

"Kan yang membesarkan aku Re."

"Iya membesarkan pakai game."

"Ayuk pulang Tha." Ajak Rere lagi.

Mereka berdiri dari duduk dan membayar makanan mereka.

...

Minggu pagi rumah Rere lumayan sepi. Ibunya masih setia dengan butik yang masih kebanjiran orderan, sedang Jevi tentu saja di rumah mereka sendiri. Rere baru pulang lari pagi dengan Bintang. Jomblo ya minta temani adik, padahal Bintang ingin lari pagi dengan kekasihnya. Sayangnya Rere mengancam macam-macam jadilah batal lari pagi romantis ala ABG.

Rere sudah masuk ke kamar duluan untuk mandi. Bintang duduk di ruang tamu ditemani kipas angin untuk mengeringkan keringat sehabis olahraga. Bintang berdiri saat ada seseorang yang mengantar sebuah undangan.

Sharena | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang