Jadi ini akan jadi cerita awal pertemuan Rere dan Thala jauh sebelum jadian. Pertemuan yang membawa mereka pada jodoh masing-masing. Aku pingin kalian juga tahu gimana awal pertemuan Rere dan Thala biar gak perlu bikin season 2 wkwkwk.
——
Rere berjalan terburu-buru melewati lorong-lorong kampusnya. Hari ini ia ada pertemuan dengan wakil-wakil dari fakultas-fakultas lain kampusnya. Kebetulan ia mendaftar jadi panitia untuk ospek mahasiswa baru. Ia baru saja selesai kuliah dan terlambat untuk rapat makanya ia berjalan terburu-buru. Saking terburu-burunya ia sampai tak sengaja menabrak seseorang.
"Maaf maaf gue gak sengaja." Ujar Rere.
"Gak papa santai aja. Gue juga minta maaf soalnya gue buru-buru juga."
Rere baru menyadari bahwa yang ia tabrak adalah laki-laki. Perawakannya tinggi namun tak terlalu beda jauh dengan tinggi badannya apalagi Rere memakai sepatu yang haknya lumayan tebal dan itu sering diprotes Farah karena ia jadi semakin terlihat pendek kalau di sebelah Rere.
"Lo mau rapat buat ospek universitas juga?" Tanya orang itu.
Menebak dari arah ke mana Rere pergi juga bagaimana ia terlihat terburu-buru. Seperti orang yang terlambat.
"Iya nih. Lo juga?"
"Iya. Oh kita belum kenalan gue Athala panggil aja Thala." Lelaki itu mengulurkan tangannya.
Athala ya... Entah mengapa rasanya Rere menyukai nama itu. Ia tak tahu apa yang ia rasakan dan ia tak ingin gegabah. Mungkin ia hanya suka dengan namanya. Luka lama yang ditorehkan Tama belum sepenuhnya sembuh sehingga Rere tak berniat menjalin hubungan apapun lagi dengan lawan jenisnya.
"Gue Sharena tapi seringan dipanggil Rere. Lo juga baru dateng?" Rere menyambut uluran itu. Bertanya balik karena melihat Thala yang juga terburu.
"Enggak gue mau ke toilet tadi. Gue duluan ya." Thala tersenyum.
"Oh iya." Mau tak mau Rere harus membalas senyuman itu.
Rere segera melanjutkan jalannya menuju ruangan tempat ia akan rapat. Thala berbalik sebentar memperhatikan punggung Rere yang semakin menjauh menuju ruangan rapat. Ia tersenyum simpul.
Sharena.
Rapat kali itu berjalan lancar dan Thala mengetahui bahwa Rere ternyata anak psikologi. Thala mengagumi bagaimana Rere berorganisasi. Begitu berwibawa walau dalam formulir ia mengaku tak pernah berorganisasi sebelumnya. Sepertinya ia memang dilahirkan untuk organisasi.
Begitu selesai rapat Rere berniat langsung pulang tapi ia baru ingat kalau tadi ia diantar oleh Farah. Ia mencoba mengirim pesan pada kakaknya agar menjemput dirinya di kampus. Lima menit tak ada jawaban Rere akhirnya menyerah dan ia membuka-buka aplikasi ojek online. Terpaksa ia pulang dengan ojek online. Sayang sih uangnya bisa ditabung untuk membeli barang yang ia inginkan tapi mau bagaimana lagi. Tak mungkin menyuruh Bintang menjemput yang masih di bawah umur. Sedang ibunya jelas tak bisa memakai kendaraan sama sekali.
"Gak pulang Re?" Suara itu mengagetkan Rere. Rere rupanya mulai hapal suara Thala walau baru bertemu.
"E-eh, ini mau pulang. Mau pesen ojol dulu."
"Mau nebeng? Daripada naik ojol. Gue kebetulan naik mobil." Tawar Thala.
Rere terlihat menimang. Bagaimanapun mereka baru kenal. Ternyata balasan pesan dari kakaknya datang saat ia berpikir itu. Mengatakan bahwa ia akan segera menjemput Rere setelah menyelesaikan sedikit pekerjaannya lagi.
"Gak usah Tha. Makasih. Barusan abang gue WA mau jemput." Tolak Rere sambil tersenyum.
Lagian siapa juga yang mau numpang padahal baru kenal? Rere juga berpikir dua kali. Untung saja kakaknya segera membalas WAnya. Terselamatkan untuk membuat alasan. Rere memang tak terlalu suka merepotkan orang lain apalagi yang baru ia kenal.
"Ya udah gue duluan ya." Thala melambai.
Tak lama setelah Thala pulang kakaknya datang menjemput, "Abang lama ih. Hampir aja Rere naik ojol."
"Ya kamu dadakan."
"Kan Rere udah bilang kalau mobil Rere lagi di bengkel."
...
Thala hanya mengaduk-aduk minumannya yang bahkan sudah ia aduk sejak awal datang. Danan bingung memperhatikan Thala.
"Woy napa dah lo?" Kata Danan.
"Enggak."
"Lo daritadi cuman ngaduk-ngaduk sambil senyum-senyum sendiri bikin gue ngeri." Danan bergidik.
"Kampret lo."
"Kenapa deh cerita dong."
"Gue kayaknya lagi jatuh cinta deh Nan."
"Hah! Lo? Lo jatuh cinta? Demi apa?"
"Beneran Nan."
"Ya ampun siapa cewek yang berhasil meluluhkan hati es lo sih?"
"Rere. Sharena gak tahu gue nama panjangnya." Jawab Thala sambil matanya menerawang mengingat pertemuan pertama mereka yang klasik sekali.
"Sharena Sharena gue kayaknya pernah dengar." Danan mulai berpikir karena nama Sharena bukan cuma satu di kampus mereka.
"Anak psikologi."
"Eh iya. Buset temennya Farah Azzahra." Danan agak sedikit bergidik mengingat siapa Farah.
"Farah? Lo kenal Farah?"
"Lo gak kenal dia? Gue gak kenal juga sih cuma dia terkenal seantero kampus. Bad girl gitu loh, temennya Rere yang alim gitu. Bertolak belakang banget, makanya terkenal banget mereka berdua sebagai bestfriend goals." Jelas Danan.
"Punya kontaknya lo?" Tanya Thala.
"Kagak lah. Ngapain juga. Katanya Farah itu galak mampus terus kalau si Rere itu kayak elo lah dingin dingin kayak es batu tapi lebih dingin. Menurut pengakuan orang-orang esnya susah dilelehin biar lo sebaik apapun."
"Masa sih? Kemaren gak gitu deh waktu gue ketemu."
"Ya ngapain juga dingin sama lo. Dia kenal kagak. Dia dingin sama fans-fansnya maksud gue." Thala mengangguk.
"Bantuin gue kenalan sama Rere dong Nan."
"Hah? Ogah! Farah galak kita gak akan mungkin bisa deketin dia."
"Please..." Pinta Thala.
"Sumpah gue jijik sama ekspresi muka lo! Gak gak ada ya! Cari sendiri!"
"Jahat lo Nan!"
"Ya lo napa sih suka sama cewek yang susah. Coba yang normal aja. Kayak Chia kek."
"Chia siapa lagi dah?"
"Duh susah kalau kudet nih. Pokoknya adalah anak kedokteran."
"Gue maunya Rere Naaaan." Sekali lagi Thala merengek.
"Lo oon atau gimana sih? Lo kan jadi panitia bareng dia. Nah deketin lah di sana. Gak perlu pakai gue."
"Iya juga ya."
Wajah Thala berubah cerah. Ternyata cinta sesimpel itu dan cinta bisa datang kapan saja serta pada siapa saja tanpa pandang bulu. Buktinya sekarang Thala sudah terlanjur jatuh cinta pada Rere yang bahkan tak pernah ia kenal sama sekali. Entah kenapa ia hanya merasa kalau Rere memang wanita pilihan hatinya setelah betah menjomblo bertahun-tahun. Ia memang tak ingin mendahului takdir, tapi tak ada salahnya untuk berjuang dulu.
——————END——————
SHARENA OFFICIALLY END <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharena | ✔️
General FictionWARNING! : a lil bit (18+) Banyak cinta yang ditawarkan untuk Sharena namun banyak pula luka yang harus ia tanggung. Sekarang bukan lagi tentang komitmen namun tentang kepercayaan. Begitu besar cinta yang Athala dapatkan namun tak pernah membuatnya...